Merdeka.com - Rolex dikenal sebagai jam tangan bergengsi. Bagaimana kisahnya pasukan TNI bisa membeli jam tangan ini dan merek lainnya hingga 10 koper?
Pada tahun 1960an, Kongo dilanda perang saudara. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), meminta Indonesia mengirimkan pasukan perdamaian ke sana.
TNI kemudian mengirim Batalyon Garuda II. Inti pasukannya berasal dari Yonif 330 Kujang Siliwangi ditambah Detasemen KKO TNI AL (Kini Marinir) dan satu pasukan polisi militer.
Selama penugasan di Kongo, nama pasukan Indonesia cukup harum. Kompi C Yon Garuda II sampai mendapat kepercayaan untuk menjaga markas besar pasukan PBB di Leopoldville.
Satu peleton Polisi Militer TNI pun dipercaya mengawal Panglima Pasukan PBB, Letjen Van Horn dari Swedia.
Ada hal yang tidak bisa dilupakan oleh Letnan Kolonel (Purn) Achjar Darwis saat penugasannya di Kongo. Uang saku para prajurit ditahan oleh Komandan Batalyon Garuda II Letnan Kolonel Solichin GP.
Hal ini dikisahkan Achjar dalam buku Jenderal Tanpa Angkatan, Memoar Eddie M Nalapraya. Saat itu Achjar sama-sama bertugas di Kongo bersama Eddie.
Sebagai kontingen pasukan perdamaian, mereka mendapat uang saku yang cukup besar dalam mata uang Dollar Amerika Serikat.
Niat Letkol Solichin GP baik. Dia menjaga agar anak buahnya tidak menghambur-hamburkan uang saat masih bertugas. Namanya anak muda, khawatir nanti mereka malah berfoya-foya di Kongo dan tidak membawa apa-apa saat kembali ke Indonesia.
"Daripada saya menyiksa keluarga, lebih baik saya menyiksa kalian semua. Uang saku saya simpan, belum diberikan," tegas Letkol Solichin.
Anak buahnya pun pasrah menurut perintah komandan.
Advertisement
Kontingen Garuda bertugas sekitar delapan bulan di Kongo. Menjelang akhir penugasan, uang saku mereka tetap utuh.
Uang inilah yang kemudian digunakan mereka untuk membeli jam tangan dan skuter.
"Semua anggota boleh memilih merek jam tangan yang disukai seperti Rolex, Omega atau yang lainnya. Jam tangannya sub marine, tahan air," kenang Achjar.
Mereka pun mengundi siapa perwira yang akan berangkat ke Swiss untuk belanja. Jumlah jam dan skuter yang dibeli cukup banyak. Maklum saja, anggota Yon Garuda II yang bertugas di Kongo lebih dari 1.000 orang.
"Jam tangan yang dibeli di Swiss itu sekitar 10 koper,' jelas mantan perwira seksi I Intel Yonif 330 Kujang Siliwangi itu.
Tak cuma jam, mereka juga membeli skuter di Eropa. Skuter-skuter inilah yang di kalangan kolektor di tanah air dikenal sebagai 'Skuter Kongo'. Nama ini rupanya didapat karena dulu Yon Garuda II bertugas di Kongo.
"Selain itu, kita diperbolehkan juga memesan mesin jahit atau barang elektronik lain," kata Achjar.
Barang-barang tersebut pada saat itu tergolong barang mewah dan sulit dicari di pasaran Indonesia. Sebuah kegembiraan bagi para prajurit itu pulang dengan membawa aneka barang tersebut.
Apalagi uang saku mereka masih sisa dan seluruhnya dikembalikan saat tiba di Indonesia.
"Jam tangan Rolex, skuter dan mesin jahit Singer milik saya masih saya simpan untuk kenang-kenangan. Malahan skuter dan mesin jahitnya masih bagus. Masih bisa digunakan," ujar Achjar mengenang pengalamannya puluhan tahun lalu.
Advertisement
Taruna Akmil Apes, Orang Pakai Baju Lusuh Dikira Pembantu, Tahunya Jenderal TNI!
Sekitar 8 Jam yang laluDi Mata Anak Buah Saat Perang, Soeharto Seolah Kebal Peluru, Benarkah?
Sekitar 9 Jam yang laluMayor TNI Temukan Harta Karun Tentara Jepang di Bogor, Isinya Emas Permata
Sekitar 1 Hari yang laluTerungkap, Tukang Rokok di Depan Rumah Menteri Pertahanan Ternyata Intel
Sekitar 3 Hari yang laluSosok Pengkhianat Terbesar China, Satu Negara Hancur Karena Serakah & Mesum
Sekitar 3 Hari yang laluKisah Lucu Paspampres Refleks Lari Mengawal R-1, Lupa Sedang Nikahkan Anak
Sekitar 4 Hari yang laluTak Mau Hadiri HUT PKI, Jenderal Yani 'Gerilya' ke Jawa Barat, Ini Alasannya
Sekitar 4 Hari yang laluMisi Rahasia Pilot Jet Tempur Rusia Bantu TNI Mengebom Militer Belanda
Sekitar 5 Hari yang laluPulang Tugas dari Kongo, Pasukan TNI Borong Rolex & Jam Swiss 10 Koper
Sekitar 6 Hari yang laluBung Karno Ingin Baju yang Dipakai Jenderal Yani, ini Komentar Soeharto
Sekitar 6 Hari yang laluPerwira TNI Bertaruh Nyawa Jadi Umpan Sniper Saat Kawal Presiden ke Bosnia
Sekitar 1 Minggu yang laluPrajurit TNI Ketakutan Sudah Pensiun Dicari Jenderal, Endingnya Salut Banget
Sekitar 1 Minggu yang laluJenderal TNI Tolak Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, Alasannya Lucu
Sekitar 1 Minggu yang laluRumor Ada Marinir Sediakan Ikan di Bawah Kapal Saat Soeharto Memancing
Sekitar 1 Minggu yang laluVIDEO: Kapolda Pastikan Mario Dandy Tersangka Pencabulan AG, Hukuman Makin Berat
Sekitar 1 Jam yang laluJenderal Bintang 1 & 2 Polri Makan Lesehan Bareng Siswa SPN, Menunya Bikin Nagih
Sekitar 3 Jam yang laluPerwira Polwan Sidak Anggota, Ada Polisi Kumisan & Jenggotan Langsung Dikorek Api
Sekitar 4 Jam yang laluPotret Jenderal Lulusan Terbaik Nostalgia Bareng Teman Lama, Kumpulnya di Saung 91
Sekitar 4 Jam yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 5 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluFerdy Sambo, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ajukan Kasasi ke MA
Sekitar 1 Minggu yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 5 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluFerdy Sambo, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ajukan Kasasi ke MA
Sekitar 1 Minggu yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluIndonesia Kirim 1,5 Juta Dosis Vaksin Pentavalent untuk Nigeria, Nilainya Rp30 Miliar
Sekitar 18 Jam yang laluVaksin Influenza pada Ibu Hamil Bisa Berikan Kekebalan Tubuh pada Janin
Sekitar 4 Hari yang laluTidak Terkalahkan, Duo Srikandi Bawa Kado Mengagumkan dari Barcelona Football Festival
Sekitar 55 Menit yang laluSenjata Baru Evan Dimas dan Hansamu Yama untuk Liga 1 Musim Depan
Sekitar 2 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami