Merdeka.com - Nama Letnan Dua (Purn) Rukhiyat S. komandan peleton pasukan Siliwangi yang berhasil menangkap Presiden Republik Maluku Selatan (RMS), nyaris terlupakan. Tiba-tiba Panglima Kodam Siliwangi mencarinya.
Oleh: Hendi Jo
Awal Desember 1963, hampir seluruh media massa di Indonesia memberitakan keberhasilan pasukan dari Kodam VI Siliwangi menangkap Dr. Christian Robert Steven Soumokil, orang yang mengaku sebagai pimpinan tertinggi Republik Maluku Selatan (RMS). Soumokil berhasil diringkus oleh tim pemburu khusus dari Batalyon 320 Brigade 15 Tirtayasa pimpinan Pembantu Letnan Dua Rukhiyat S.
Karena jasanya tersebut, Rukhiyat direncanakan akan menerima Bintang Sakti, sebuah penghargaan tertinggi bagi seorang prajurit TNI, dari pemerintah Republik Indonesia. Namun entah bagaimana ceritanya, rencana tersebut tak pernah terjadi.
Alih-alih mendapat Bintang Sakti, Rukhiyat tak lama kemudian pensiun dengan pangkat letnan dua. Setelah tak menjadi tentara, dia kemudian pulang kampung ke Surade, sebuah tempat yang berada di pelosok Sukabumi.
Dua belas tahun berlalu, nama Rukhiyat nyaris dilupakan begitu saja. Namun untunglah, Mayor Jenderal Himawan Soetanto, panglima Kodam Siliwangi yang baru saja diangkat saat itu, sempat melihat daftar para prajurit Siliwangi yang mendapat Bintang Sakti.
Alangkah terkejutnya dia, saat menemukan catatan bahwa Letnan Dua Rukhiyat disebutkan belum menerima Bintang Sakti-nya, karena keburu masuk pensiun.
Masalahnya, Rukhiyat saat itu tak diketahui lagi rimbanya. Namun Himawan masih ingat, eks anak buahnya itu berasal dari Surade, Sukabumi Selatan. Maka saat itu juga, dia langsung menelepon Letnan Kolonel Pratikto.
Diperintahkannya Komandan Kodim Sukabumi itu untuk mencari Rukhiyat ke Surade. Harus dapat, perintah jenderal bintang dua itu.
Setelah lama dicari, akhirnya Rukhiyat ditemukan. Dia telah menjadi seorang petani. Saat bersua dengan Dandim Sukabumi, Rukhiyat tengah mencangkul di sawah. Kata Letkol Praktikto, sikap militernya sudah tak nampak lagi dalam diri lelaki sederhana itu.
"Aduh, Aduh, ada apa ya? Punya salah apa saya ya?' ujarnya Rukhiyat saat disampaikan oleh Dandim bahwa dia dipanggil Pangdam Siliwangi ke Bandung.
"Saya tidak tahu. Ikut sajalah dengan kami, bawa pakaian seperlunya," jawab Dandim.
Advertisement
Singkat cerita, sampailah Rukhiyat di hadapan Pangdam. Pensiunan perwira pertama itu jelas sekali sudah kehilangan keperwiraannya. Dengan gugup, dia menyorongkan kedua tangannya (khas salam orang Sunda) ke hadapan Himawan.
"Saya ini mau diapakan, Bapak Panglima?" tanyanya dalam nada gemetar. Himawan tertawa. Keduanya bercakap-cakap dalam Bahasa Sunda.
"Kamu tidak akan diapa-apakan, Rukhiyat. Kamu malah akan diberikan penghargaan tinggi oleh pemerintah. Karena jasa besarmu yang dulu berhasil menangkap Soumokil di Pulau Seram, kamu akan dikasih Bintang Sakti," jawab Himawan.
Alih-alih gembira, Rukhiyat sejenak seperti terbius. Nampak sekali pikirannya sedang bekerja keras untuk kembali ke masa lalu.
Tiba-tiba dia menegakkan badannya, berusaha bersikap sempurna seraya memberi hormat militer kepada Himawan. Tangannya terlihat masih gemetar, kendati sirat kebanggaan terbaca di raut wajahnya.
"Siap, Bapak Panglima!" teriaknya.
Usai pemberitahuan itu, Rukhiyat masih beberapa kali bertanya lagi kepada Himawan. Apakah penghargaan itu sudah benar? Tidak salah orang? Himawan lagi-lagi tertawa mendengar kepolosan anak buahnya yang sekarang sudah menjadi orang desa yang lugu.
"Iya, tentu saja benar, Rukhiyat. Ini yang bicara panglima kamu," tegas Himawan.
Aduh kalau seperti itu, terima kasih banyak Bapak Panglima. Masih ingat kepada saya” ujar Rukhiyat.
"Pastinya tidak akan lupa, Rukhiyat. Siliwangi akan selalu mengingat dan menghormati warganya yang pernah berjasa besar mengharumkan namanya," ungkap Himawan.
Berdasarkan Keputusan Presiden No. 065/TK/TH 1970, maka bertepatan dengan hari ulang tahun Siliwangi yang ke-29 (20 Mei 1975), Letnan Dua (Purn) Rukhiyat S. berhak mendapatkan Bintang Sakti atas keberaniannya dan keberhasilannya menangkap Dr. Soumokil (pimpinan RMS) di Pulau Seram pada 2 Desember 1963.
Cerita tentang Letnan Dua (Purn) Rukhiyat yang jasanya nyaris terlupakan itu, pernah dikisahkan Letnan Jenderal (Purn) Himawan Soetanto dalam biografinya berjudul Menjadi TNI (disusun oleh Daud Sinjal dan Atmadji Sumarkidjo).
Advertisement
Duet Maut Perwira Polri & TNI Kompak Berantas Judi & Korupsi di Medan
Sekitar 1 Jam yang laluPrajurit TNI Catut Nama Jenderal Saat Kenalan dengan Wanita Cantik, Endingnya Kocak
Sekitar 2 Jam yang laluAjudan Asam Urat Jelang HUT-RI, Sampai Presiden & Ibu Negara Ulek Sendiri Obatnya
Sekitar 1 Hari yang laluJenderal TNI Tanya Prajurit Sudah Pernah Cium Pacar? Jawabannya Bikin Ketawa
Sekitar 1 Hari yang laluSoleh Lemas, Dititipi Keranjang Telur Bebek Ternyata Isinya Granat Dicat Biru
Sekitar 2 Hari yang laluJenderal Mantan Ajudan Soeharto Dicopot, Sampai Tak Diberi Meja Usai Reformasi
Sekitar 2 Hari yang laluTeladan Langka Istri Jenderal Kopassus Hidup Sederhana, Tak Malu Jualan di Rumah
Sekitar 3 Hari yang laluKolonel TNI Garang di Lapangan, Soal Rokok Takut Ketahuan Ibu
Sekitar 3 Hari yang laluPengawalan Soeharto Agar Tak Diculik Tjakrabirawa: Panser & Jip Berpeluncur Granat
Sekitar 4 Hari yang laluCemeti Misterius di Pinggang Soeharto, Tak Pernah Lepas Saat Perang
Sekitar 6 Hari yang laluPrajurit Andjing NICA Ditembak Mati Kawan Sendiri Karena Bebaskan Ayah Komandan TNI
Sekitar 1 Minggu yang laluKisah Lucu Anak Presiden Main Perang-Perangan di Istana, Bikin TNI Se-DKI Panik
Sekitar 1 Minggu yang laluPresiden Sukarno Ungkap Hadiah Paling Seram dari Gadis Cantik, ini Isinya
Sekitar 1 Minggu yang laluLanggar Pantangan Bicara Cabul, Prajurit TNI Tewas di Medan Perang
Sekitar 1 Minggu yang laluDua Pelajar Ditangkap Saat Hendak Tawuran di Tambora, Pedang dan Celurit Disita
Sekitar 9 Jam yang laluPolisi Segera Periksa Rebecca Klopper Terkait Laporan Video Syur
Sekitar 12 Jam yang laluPolri Tegaskan Tak Ada Anggota Divhubinter Terlibat Pemerasan WN Kanada
Sekitar 12 Jam yang laluVIDEO: Rayakan HUT Polisi, Kapolres Madiun Asik Joget Bareng Tahanan & Sawer Bunga
Sekitar 13 Jam yang laluFerdy Sambo Kirim Bunga-Surat buat Anaknya yang Ultah ke-22, 'Mba Trisha Kesayangan'
Sekitar 5 Hari yang laluPesan Manis Sang Jenderal dan Istri dari Balik Jeruji di Hari Ultah Anak Perempuannya
Sekitar 6 Hari yang laluTerang-terangan Mahfud MD Sebut Ada Pejabat Bekingi Mafia, Singgung Rafael & Sambo
Sekitar 1 Minggu yang laluSurvei Populi Center: Citra Polri Mulai Membaik Pascakasus Ferdy Sambo
Sekitar 1 Minggu yang laluFerdy Sambo Kirim Bunga-Surat buat Anaknya yang Ultah ke-22, 'Mba Trisha Kesayangan'
Sekitar 5 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 2 Minggu yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 2 Minggu yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 2 Minggu yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluMinta Pasokan Serum dan Vaksin Antirabies, Viktor Laiskodat Telepon Menkes
Sekitar 6 Hari yang laluSudin KPKP Jakarta Selatan Gelar Vaksin Rabies Gratis untuk Cegah Penyakit Menular
Sekitar 1 Minggu yang laluBursa Transfer Liga 1: PSM Resmi Umumkan Masa Depan Ramadan Sananta, Jadi Gabung Persis Nih?
Sekitar 12 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Darynaufal Mulyaman, S.S., M.Si
Lecturer at Department of International Relations - FISIPOL UKIMeningkatkan Kemajuan ASEAN dalam 50 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Korea
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami