Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Para Pemuda Tionghoa Gugur Demi Republik Indonesia

Kisah Para Pemuda Tionghoa Gugur Demi Republik Indonesia Makam pemuda Tong Wan di Rawagede. ©2022/Hendi Jo

Merdeka.com - Kehidupan mapan tidak menjadikan dua pemuda Tionghoa itu melupakan kewajiban mereka membela negara. Itu dilakukan bahkan sampai titik darah penghabisan.

Penulis: Hendi Jo

Andaikan anda memiliki kesempatan berkunjung ke Taman Makam Pahlawan Sampurna Raga di Kampung Rawagede, Karawang, maka carilah nisan yang bertulisan nama Tongwan. Mengacu kepada cerita orang-orang tua di sana, Tong Wan adalah anak muda kelahiran Karawang pada 1928 yang dikenal sangat fanatik terhadap Republik.

Menurut Telan (95) dan Kastal (96), sejak 1946 Tongwan telah banyak keluar masuk organisasi perlawanan melawan Belanda. Mulai laskar Barisan Banteng Republik Indonesia (BBRI) dan Hizbullah, sebelum akhirnya direkrut oleh TRI (Tentara Republik Indonesia).

Pemuda Tong Wan lahir dan besar di kalangan keluarga Tionghoa kaya. Ayahnya adalah salah seorang pedagang kelontong paling sukses di Rawagede. Orang-orang menyebutnya sebagai Babah Engkim, pemasok kebutuhan sehari-hari para juragan beras dan kaum Indo Eropa.

Berbeda dengan bapaknya yang memilih untuk 'tutup mata' terhadap arus revolusi yang tengah mengalir deras saat itu, Tongwan memutuskan untuk memihak republik setegas-tegasnya. Artinya dia berlaku bukan sebagai mata-mata atau simpatisan semata, tapi langsung turun menjadi bidak revolusi di palagan-palagan sekitar Karawang. Telan mengenang Tongwan sebagai pemuda periang dan supel. Kepada siapapun dia selalu berusaha bersikap ramah.

"Berbeda dengan orang-orang China umumnya, dia bergaul dengan masyarakat," kata Telan, rekan Tong Wan di Hizbullah.

Pekik Merdeka Saat Tertembak

Desember 1947, dinihari militer Belanda menyerbu Rawagede. Kastal masih ingat bagaimana Tongwan yang bertubuh agak pendek namun kekar itu, keluar Markas TRI dengan tergopoh-gopoh.

Sembari mengokang karaben Jepangnya, dia berteriak kepada orang-orang kampung untuk secepatnya menyelamatkan diri masing-masing. Pada saat itulah, sebutir peluru menembus dadanya.

"Saya dengar, dia masih teriak 'merdeka'," kenang Kastal.

Tongwan tersungkur di pinggir sungai dengan lumuran darah memenuhi seluruh tubuhnya. Beberapa serdadu Belanda menendangnya sebelum melepaskan lagi tembakan penghabisan ke tubuh malang itu. Tongwan mengerejat sejenak, nyawanya lantas terbang meninggalkan raganya yang terkapar kaku.

Jasad Tong Wan sekarang dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Sampurna Raga Rawagede. Nisan sederhana yang tertulis namanya, menjadi saksi bisu bahwa gerakan pembebasan bukan soal etnis, agama atau warna kulit melainkan keyakinan akan kemerdekaan yang diinginkan setiap manusia di mana pun berada.

Dua Serangkai di Solo

Hampir sezaman dengan Tong Wan, di Solo tersebutlah seorang anak muda Tionghoa lain bernama Sie King Lin. Pada 1949, remaja kelahiran tahun 1933 itu tercatat sebagai anggota Tentara Pelajar Subwehrkreise 106 Arjuna.

Bersama rekannya bernama Soehadi, King Lin yang akrab dipanggil Ferry, dikenal kawan-kawannya sebagai dua serangkai yang pandai membuat pamflet dan coretan propaganda melawan pendudukan tentara Belanda.

"Salah satu karya mereka yang dikenal masyarakat Solo saat itu adalah sebaris coretan yang tertera di suatu tembok, berbunyi “eens komt de dag dat Republik Indonesia zal herrijzen” yang artinya: pada suatu hari Republik Indonesia akan muncul kembali," ungkap Iwan Santosa Ong, penulis buku Tionghoa dalam Sejarah Kemiliteran: Sejak Nusantara sampai Indonesia.

Suatu malam pada 14 Juli 1949, King Lin bersama Soehadi kembali melakukan aksinya. Tak dinyana, saat mereka memasang pamflet di satu tembok kota, kepergok suaseregu patroli militer Belanda yang dilengkapi sebuah panser. Terjadilah pertempuran yang tak seimbang yang pada akhirnya menyebabkan kedua remaja patriotik itu gugur tertembak peluru senapan mesin tentara Belanda.

Jasad Soehadi dan King Lin yang merupakan keponakan pengusaha pabrik gelas di Kertodipuran belakangan dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Bahagia, Jurug, Solo. Pemakaman kembali dilakukan secara militer dalam suasana yang khidmat dan penuh keharuan karena menghadirkan keluarga dan kawan-kawan seperjuangannya.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cerita Wanita Calon Pekerja Luar Negeri, Berharap Gaji Besar Meski Tidak Sesuai Prosedur
Cerita Wanita Calon Pekerja Luar Negeri, Berharap Gaji Besar Meski Tidak Sesuai Prosedur

Fatin (23),warga Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat mengaku masih bersedih dan belum menerima kenyataan bahwa dirinya gagal berangkat kerja ke Dubai di 2024.

Baca Selengkapnya
Kisah Burung Berpangkat Letnan Paling Berjasa Bagi Pejuang Indonesia Sampai Tewas Ditembak di Hadapan Komandan
Kisah Burung Berpangkat Letnan Paling Berjasa Bagi Pejuang Indonesia Sampai Tewas Ditembak di Hadapan Komandan

Bukan hanya manusia, ini sosok binatang paling berjasa dalam kemerdekaan Indonesia. Siapa yang dimaksud?

Baca Selengkapnya
3 Contoh Naskah Pidato Kemerdekaan Singkat yang Mudah Dipahami oleh Masyarakat
3 Contoh Naskah Pidato Kemerdekaan Singkat yang Mudah Dipahami oleh Masyarakat

Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia tinggal hitungan jam saja. Berikut contoh naskah pidato kemerdekaan singkat yang mudah dipahami.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sisi Lain Jepang yang Jarang Terungkap, Kehidupan di Desanya Kalah Jauh dari Indonesia?
Sisi Lain Jepang yang Jarang Terungkap, Kehidupan di Desanya Kalah Jauh dari Indonesia?

Sebagai salah satu negara maju di dunia, Jepang ternyata juga mempunyai sisi lain yang tidak banyak diketahui orang kebanyakan.

Baca Selengkapnya
Peristiwa Pertempuran di Tebing Tinggi, Perjuangan Berdarah Pemuda Indonesia Melawan Penjajah
Peristiwa Pertempuran di Tebing Tinggi, Perjuangan Berdarah Pemuda Indonesia Melawan Penjajah

Peristiwa berdarah di Tebing Tinggi, merupakan perjuangan para pemuda melawan penjajah pasca kemerdekaan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Di Tengah Guyuran Hujan Deras dan Basah Kuyup, Momen Komandan Brimob Beri Pesan Penting Kepada Tamtama dan Bintara
Di Tengah Guyuran Hujan Deras dan Basah Kuyup, Momen Komandan Brimob Beri Pesan Penting Kepada Tamtama dan Bintara

Kendati diguyur hujan deras, komandan hingga deretan anggota Brimob tak bergeming dan tetap berdiri tegak.

Baca Selengkapnya
Momen Ribuan Warga Blitar Naik Kereta Menuju Sumatra, Diminta Pindah dari Pulau Jawa dengan Iming-iming Lahan Pertanian Luas
Momen Ribuan Warga Blitar Naik Kereta Menuju Sumatra, Diminta Pindah dari Pulau Jawa dengan Iming-iming Lahan Pertanian Luas

Minimnya lapangan pekerjaan dan upah buruh yang rendah membuat warga Blitar rela meninggalkan kampung halamannya

Baca Selengkapnya
Tujuan Orde Baru, Latar Belakang, Kelebihan, dan Perbedaannya dengan Orde Lama
Tujuan Orde Baru, Latar Belakang, Kelebihan, dan Perbedaannya dengan Orde Lama

Orde Baru dapat didefinisikan sebagai suatu penataan kembali kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia berlandaskan dasar negara indonesia.

Baca Selengkapnya
ASN adalah Pegawai yang Bekerja di Instansi Pemerintah, Ketahui Hak, Kewajiban dan Kisaran Gajinya
ASN adalah Pegawai yang Bekerja di Instansi Pemerintah, Ketahui Hak, Kewajiban dan Kisaran Gajinya

Aparatur Sipil Negara atau biasa disingkat ASN adalah pilar utama dalam menjalankan roda pemerintahan di Indonesia.

Baca Selengkapnya