Merdeka.com - Sudah bukan rahasia lagi, masa Demokrasi Parlementer di Indonesia dikenal sebagai periode yang sarat instabilitas politik. Dalam kurun waktu yang terbilang singkat, terjadi empat kali pergantian kabinet.
Rata-rata, tidak ada satu pun kabinet yang mampu menyelesaikan programnya dalam waktu satu tahun. Karena parlemen terlalu sering menjatuhkan kabinetnya sendiri. Tak terkecuali, Kabinet Burhanuddin Harahap (Agustus 1955–Maret 1956).
Kabinet Burhanuddin Harahap tidak mampu bertahan karena pemilu sudah berhasil dilaksanakan. Selain itu, terjadi beberapa ketidakstabilan terutama yang berhubungan dengan mutasi di beberapa kementerian. Salah satu menteri dalam kabinet itu mengundurkan diri. Ini menjadi faktor pendorong kabinet mengembalikan mandatnya.
Pada 19 Januari 1956, Menteri Sosial RI Sudibjo dari Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), mengadakan sidang di rumah bekas Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Hasan. Sidang ini berlangsung di bawah pimpinan Ketua Umum PSII Arudji Kartawinata. Agendanya pengunduran diri dari Kabinet Burhanuddin Harahap.
Dalam harian Merdeka edisi 19 Januari 1956, pengunduran diri telah diajukan Menteri Sosial Sudibjo secara resmi kepada kabinet dan Dewan Partai. Ketua PSII Arudji Kartwinata menerima keputusan Menteri Sosial.
Keputusan ini mencerminkan sikap PSII menanggapi laporan Kasimo mengenai perundingan Indonesia-Belanda di Genewa. PSII tidak menoleransi penguluran waktu perundingan mengenai masalah Irian Barat. Bagi PSII, masalah Irian Barat adalah hal yang prinsipil yang ternyata oleh delegasi Anak Agung juga tidak disinggung dalam perundingan di Genewa.
Masalah Irian Barat adalah Hasil Rapat Segitiga antara Masyumi, NU, dan PSII yang dilangsungkan pada 29 Desember 1955. Rapat itu menghasilkan putusan.
"Bahwa delegasi Indonesia harus menuntut pembicaraan mengenai kedaulatan Irian Barat dalam Perundingan Genewa."
Akan tetapi, berdasarkan keterangan dari Menteri Luar Negeri Belanda Joseph Luns di Tweede Kamer, dalam perundingan tersebut tidak dibicarakan soal kedaulatan Irian Barat. Maka dari itu, semakin teguh pendirian PSII untuk menghentikan perundingan.
Tuntutan ini kemudian disampaikan kepada Perdana Menteri dalam tiga nota. Tuntutan tersebut ditanggapi pemerintah dengan memanggil delegasi untuk kembali ke Indonesia untuk mempertanggungjawabkan hasil perundingan yang gagal membicarakan persoalan Irian Barat.
Advertisement
Bagi PSII, pengutusan diplomasi ke Genewa harus menyampaikan tuntutan. Akan tetapi, kenyataannya justru menunda perundingan. PSII memandang perundingan itu seperti permainan di mata rakyat.
Dalam harian Merdeka pada 19 Januari 1956 juga dijelaskan alasan Sudibjo mengundurkan diri. Dalam harian itu juga dijelaskan, Sudibjo telah meminta izin partainya untuk mengundurkan diri. Alasannya berkenaan dengan rapat fraksi-fraksi pemerintah dalam Parlemen yang menerima hasil perundingan Indonesia-Belanda yang tidak dihadiri oleh PSII dan NU.
Menurut Sudibjo, putusan ini berarti membenarkan tindakan-tindakan delegasi. Hal ini bertentangan dengan sikap yang telah diambil oleh NU dan PSII. Pemerintah seolah berusaha menerima hasil Perundingan Genewa dan memasukkannya ke dalam forum Parlemen. Padahal, isu soal kedaulatan Irian Barat belum dibicarakan dalam perundingan tersebut.
"Dengan demikian bagi saja beratlah untuk tetap memegang tanggung djawab sebagai menteri dan tidaklah ada kemungkinan lagi untuk terus duduk dalam Kabinet. Saya minta izin kepada partai untuk mengundurkan diri dari Kabinet, agar tindakan saja itu dapat dipertanggungjawabkan dalam kongres partai (Madjlis Takkim) juga akan diadakan dalam waktu yang tidak lama lagi," ucap Menteri Sudibjo dalam harian Merdeka 19 Januari 1956.
Lebih lanjut lagi, Menteri Sudibjo juga menyatakan bahwa bila menteri dalam kabinet yang berasal dari NU dan PSII mengundurkan diri, maka tidak ada yang tersisa dalam Kabinet Burhanuddin Harahap. Sebaiknya, Perdana Menteri segera mengembalikan mandatnya kepada Presiden.
Reporter Magang: Muhammad Rigan Agus Setiawan
[noe]Dinas Rahasia Israel di Balik Penumpasan Partai Komunis Indonesia
Sekitar 12 Jam yang laluDulu Jualan Air Minum di Stasiun, Tak Disangka Akhirnya Jadi Jenderal TNI
Sekitar 1 Hari yang laluJejak Etnis Tionghoa dan Tragedi Kanso di Ranah Minang
Sekitar 1 Hari yang laluPresiden Soeharto Berkali-Kali Tahan Promosi Try Sutrisno, Apa Penyebabnya?
Sekitar 2 Hari yang laluRumah Guntur Sukarnoputra Pernah Dikunjungi Alien
Sekitar 3 Hari yang laluGara-Gara Salah Beli Pangkat, Letnan Kolonel Disangka Letnan Jenderal TNI
Sekitar 4 Hari yang laluDihujani Tembakan Hingga Terpojok di Jurang, Prajurit APRA Berwajah Garang Menyerah
Sekitar 5 Hari yang laluKetika Menhankam Menolak Restoran Italia, Pilih Makan Soto di Pinggir Jalan
Sekitar 5 Hari yang laluBambang Soeprapto dan Polisi Istimewa dalam Perang Lima Hari di Semarang
Sekitar 6 Hari yang laluSemarang Memanas, Bambang Soeprapto dan Polisi Istimewa Turun Tangan
Sekitar 1 Minggu yang laluKisah Jenderal TNI Pilih Tidur dengan Pistol di Dekat Bantal Daripada Dikawal
Sekitar 1 Minggu yang laluBerkali-kali Bung Hatta Diteror PKI
Sekitar 1 Minggu yang laluKisah Pejabat Jujur Anti Terima Suap, Jagung Bakar Saja Tak Mau Dibayari
Sekitar 1 Minggu yang laluKisah Fatmawati Sukarno Ketakutan, Istana Dikelilingi Para Pemuda Garang
Sekitar 1 Minggu yang laluKecelakaan Mahasiswi di Cianjur, Ini Kesaksian Istri Polisi Penumpang Mobil Audi
Sekitar 1 Jam yang laluDiduga Tabrak Mahasiswi dan Gunakan Pelat Palsu, Sopir Audi akan Diperiksa Polisi
Sekitar 2 Jam yang laluAkhir Perseteruan Kapolres Manggarai Barat & Anak Buah, Sepakat Damai hingga Pelukan
Sekitar 5 Jam yang laluBantah Tabrak Mahasiswi di Cianjur, Begini Pengakuan Lengkap Sopir Audi A8
Sekitar 23 Jam yang laluHal Memberatkan Hendra Kurniawan hingga Dituntut Jaksa 3 Tahun Bui
Sekitar 1 Hari yang laluKasus Obstruction of Justice Brigadir J, JPU Tuntut Agus Nurpatria 3 Tahun Bui
Sekitar 1 Hari yang laluTidak Jujur di Persidangan, Hendra Kurniawan Dituntut Tiga Tahun Penjara
Sekitar 1 Hari yang laluEkspresi Mantan Anak Buah Sambo, Arif Rachman Saat Tuntutan 1 Tahun Penjara
Sekitar 1 Hari yang laluHal Memberatkan Hendra Kurniawan hingga Dituntut Jaksa 3 Tahun Bui
Sekitar 1 Hari yang laluKasus Obstruction of Justice Brigadir J, JPU Tuntut Agus Nurpatria 3 Tahun Bui
Sekitar 1 Hari yang laluTidak Jujur di Persidangan, Hendra Kurniawan Dituntut Tiga Tahun Penjara
Sekitar 1 Hari yang laluEkspresi Mantan Anak Buah Sambo, Arif Rachman Saat Tuntutan 1 Tahun Penjara
Sekitar 1 Hari yang laluHal Memberatkan Hendra Kurniawan hingga Dituntut Jaksa 3 Tahun Bui
Sekitar 1 Hari yang laluPertimbangan JPU Tuntut Irfan Widyanto 1 Tahun Bui: Lulusan Akpol Terbaik Tahun 2010
Sekitar 1 Hari yang laluLengkap, Jaksa Jawab Keraguan Penasihat Hukum soal Ferdy Sambo Ikut Tembak Brigadir J
Sekitar 1 Hari yang laluAntisipasi Penyakit Ngorok, Dinas Pertanian Madina Maksimalkan Penyuntikan Vaksin
Sekitar 3 Hari yang lalu5 Juta Dosis Vaksin IndoVac Sudah Disebar ke Masyarakat, 2 Juta Sudah Disuntikkan
Sekitar 4 Hari yang laluHasil BRI Liga 1: 10 Pemain Persis Imbangi Persita, Bhayangkara FC Ditahan Dewa United
Sekitar 1 Jam yang laluBRI Liga 1: Buka-bukaan Rezaldi Hehanussa, Girang Banget Saat Dapat Tawaran Gabung Persib
Sekitar 2 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen NegaraMoch N. Kurniawan
Dosen Ilmu Komunikasi Swiss German University
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami