Merdeka.com - Kecerdasan adalah hal yang cukup sulit untuk diukur. Tentu nilai di sekolah atau bangku kuliah sama sekali tak merepresentasikan seberapa cerdas seseorang. Bahkan Einstein memiliki nilai yang jelek di sekolah karena cara mengajar yang menurutnya tak cocok.
Jadi kecerdasan tak hanya dimiliki oleh orang yang punya nilai akademik yang sempurna, karena cerdas adalah mampu melakukan dengan baik suatu hal yang sesuai bidang yang dia minati.
Namun berbeda jika menurut sains. Dalam berbagai penelitian ilmiah, banyak sekali ditemukan koneksi antara kecerdasan dengan beberapa aspek tertentu. Aspek tersebut punya hubungan sebab akibat, atau sekedar sebuah kecenderungan dan sebuah hal yang identik. Permasalahannya, tak selalu aspek tersebut merupakan aspek yang positif.
Jadi mungkin saja jika Anda memiliki beberapa aspek ini di hidup Anda, sebenarnya Anda merupakan orang yang cerdas tanpa Anda sendiri menyadarinya karena selama ini Anda hanya dianggap 'negatif' oleh orang di sekitar Anda.
Berikut beberapa tanda bahwa Anda merupakan orang yang cerdas.
Hubungan antara penyakit mental dan kecerdasan sebenarnya cukup kontroversial. Namun berbagai penelitian ilmiah menunjukkan bahwa dua hal ini cukup berhubungan. Salah satu contohnya adalah bipolarisme, yang menjangkit hanya 2,4 persen dari populasi dunia. Meski hanya sedikit, Vincent Van Gogh, Emily Dickinson, dan banyak sekali seniman yang tentu cerdas, mengalami kondisi ini.
Meskipun tidak ada alasan yang jelas antara hubungan kecerdasan dan bipolarisme, sebuah studi menemukan bahwa sebuah protein spesifik yang ada di otak, yang terkait dengan memori dan rasa ingin tahu, memang terhubung dengan bipolar disorder dan schizophrenia. Penelitian lain menyebutkan bahwa kemampuan seseorang untuk menyelesaikan soal matematika dan kemampuan untuk menerima informasi secara cepat, memperbesar resiko seseorang mengalami mania. Mania adalah aktivitas psikomotor dan tinggi fokus yang dialami seseorang dengan bipolar disorder.
Advertisement
Meski berkata kotor sering dikaitkan dengan perilaku yang tidak berkelas dan tidak berpendidikan, sains ternyata membuktikan bahwa berbicara kotor merupakan tanda dari kecerdasan pikiran.
Dari sebuah studi yang dihelat tahun 2016 yang dipublikasikan di jurnal Language Sciences, kata-kata umpatan secara positif dikaitkan dengan kemampuan verbal yang baik. Hal ini berarti seseorang yang menggunakan banyak umpatan dalam gaya bicaranya, bisa jadi memiliki lebih banyak menguasai kosa kata. Penguasaan kosa kata yang banyak juga merupakan salah satu tanda kecerdasan.
Jika kita berhadapan dengan orang yang punya pemikiran tertutup, kolot, maupun konservatif, seringkali mengambil resiko adalah perbuatan yang cukup negatif. Namun hal ini ternyata adalah sebuah tanda yang menyiratkan kecerdasan seseorang.
Dalam sebuah studi tahun 2015 yang dipublikasikan di jurnal PLOS One, seseorang yang terbuka dengan tantangan baru dan tidak takut untuk mengambil resiko cenderung memiliki kecerdasan yang tinggi. Dalam studi ini partisipan diwajibkan untuk melakukan simulasi mengemudi, di mana mereka dapat kesempatan untuk menerobos lampu kuning, atau berhenti untuk sabar menunggu lampu merah.
Dari hasil studi tersebut menunjukkan bahwa partisipan yang mengambil resiko secara cepat, ternyata memiliki lebih banyak 'white matter' pada otak, yang mana merupakan sebuah area yang terkait dengan fungsi kecerdasan kognitif.
Advertisement
Tentunya kemalasan selalu diasumsikan dengan kebodohan. Namun ternyata sains berkata sebaliknya. Berdasarkan studi yang dilakukan secara berulang sebanyak 60 kali, orang yang 'tak suka berpikir' lebih mudah bosan dan akhirnya mudah melakukan berbagai hal terkait aktivitas fisik, yang akhirnya membuat mereka terlihat rajin. Sebaliknya seseorang yang 'suka berpikir' lebih banyak waktu untuk mempelajari hal baru, dan kurang di aktivitas fisik.
Meski demikian, studi ini juga menyebutkan bahwa kesadaran tentang berbagai konsekuensi tentang kemalasan beraktivitas fisik, membuat banyak orang yang justru 'banyak berpikir' memilih untuk aktif juga secara fisik.
Kecemasan berlebih, atau sebuah kondisi di mana seseorang terlalu berpikir berlebih secara terus menerus, ternyata merupakan tanda kecerdasan yang tinggi.
Dari sebuah studi tahun 2014 yang dipublikasikan di jurnal Personality and Individual Difference, menemukan bahwa kecerdasan verbal, kemampuan manusia untuk menyelesaikan masalah, berpikir kritis dan penalaran abstrak, ternyata merupakan cara unik dan positif untuk memprediksi adanya kecemasan berlebih.
Menurut studi tersebut, seseorang yang punya kecerdasan verbal, ternyata punya kemampuan untuk mempertimbangkan apa yang terjadi di lalu dan akan terjadi di masa depan dengan detil yang luar biasa. Hal inilah yang menyebabkan kecemasan terjadi.
Advertisement
Menjadi seorang ateis adalah sebuah pelanggaran nilai-nilai masyarakat, meski hal tersebut tak ada hubungannya dengan perilaku sang ateis kepada sesama manusia. Namun ada 35 penelitian ilmiah yang berkesimpulan bahwa orang yang tidak ber-Tuhan cenderung lebih pintar ketimbang seseorang yang relijius.
Penjelasan yang disampaikan dari sebagian studi tersebut adalah, konsep agama yang dianggap tak rasional oleh masyarakat ateis. Mereka tak menganggap kejadian-kejadian yang terkait agama itu sesuai kaidah ilmiah, tidak terbukti, dan tidak menarik bagi mereka yang bisa menggali lebih banyak tanpa ikatan agama.
Â
Baca juga:
Menurut studi, ini tipe muka yang membuat orang 'lebih dipercaya'
Benarkah kepribadian wanita tercermin dari sosok sang ayah?
Cuma butuh satu orang teman untuk atasi stres dan depresi
Bisa Jadi Stok Lauk di Rumah, Dendeng Sapi di Depok Ini Hadirkan Cita Rasa Istimewa
Sekitar 11 Jam yang laluKilas Balik Ramadan 2022, Tren Perilaku Belanja Online Masyarakat Indonesia
Sekitar 13 Jam yang laluRiset Snapcart: Shopee Jadi Top of Mind Konsumen di Indonesia
Sekitar 15 Jam yang lalu5 Surga Tersembunyi di Bali yang Cocok Buat Bulan Madu
Sekitar 1 Hari yang laluHoly Grail Skincare, Begini Cara Penggunaan Retinol untuk Maksimalkan Perawatan Kulit
Sekitar 1 Hari yang laluSyukuran Pindah Rumah, Rekomendasi Menu Spesial di Surabaya Ini Bisa Jadi Pilihan
Sekitar 1 Hari yang laluDicari Konsumen, Ini Ide Bisnis Kuliner Online Laris Manis di 2022
Sekitar 1 Hari yang laluCara Sido Muncul Menjaga Tradisi Minum Jamu dan Jadi Lifestyle Masa Kini
Sekitar 2 Hari yang laluPerkenalkan Dua Mesin Kopi Anyar dari Victoria Arduino, Bikin Ringan Kerja Barista!
Sekitar 2 Hari yang lalu24 Objek Wisata Keluarga Populer di Kota Batu, Jawa Timur
Sekitar 3 Hari yang laluCollab Dua Generasi, Osvaldo Nugroho Gaet Winky Wiryawan dan Sara Fajira di "Sassy"
Sekitar 3 Hari yang laluASYA Hadirkan Hunian Mewah Post-Pandemic, Dukung Hidup Modern Sehat dan Berkualitas
Sekitar 3 Hari yang laluMelihat Lebih Dekat Pesona Budaya dan Kain Tenun Khas Tenganan Pegringsingan di Bali
Sekitar 3 Hari yang laluTerbitkan Aturan Baru, Mendag Resmi Cabut Larangan Ekspor CPO
Sekitar 8 Jam yang laluAturan Baru Kemendag: Beli Minyak Goreng Curah Harus Gunakan NIK
Sekitar 9 Jam yang laluMenko Luhut Bakal Audit Perusahaan Kelapa Sawit dan Harus Punya Kantor di Indonesia
Sekitar 11 Jam yang laluPemerintah Cabut Subsidi Minyak Goreng Curah Mulai 31 Mei
Sekitar 13 Jam yang laluJokowi: Inflasi Terkendali Karena Pemerintah Tahan Harga BBM dan Listrik
Sekitar 1 Hari yang laluJokowi: Harga BBM di Singapura Rp32.400 per Liter, Kita Pertalite Masih Rp7.650
Sekitar 1 Hari yang laluJokowi Soal Harga BBM: Subsidi APBN Gede Sekali, Tahan Sampai Kapan?
Sekitar 4 Hari yang laluDemo di Patung Kuda, Buruh dan Mahasiswa Bawa Empat Tuntutan Ini
Sekitar 4 Hari yang laluPresiden Ukraina Hanya Bersedia Temui Putin untuk Akhiri Perang
Sekitar 1 Hari yang laluYouTube Hapus 70 Ribu Video Konflik Rusia dan Ukraina
Sekitar 1 Hari yang laluAksi Tentara Rusia Mensterilkan Pabrik Baja Azovstal dari Sisa Ranjau Ukraina
Sekitar 1 Hari yang laluStarbucks Resmi Keluar dari Rusia Setelah Hampir 15 Tahun Beroperasi
Sekitar 1 Hari yang laluPuan Ingatkan Pemerintah: Temukan Formula yang Tepat Sebelum Hapus PPKM
Sekitar 10 Jam yang laluCovid Hari Ini 25 Mei 2022: Kasus Positif dan Aktif Meningkat
Sekitar 11 Jam yang laluPBB Puji Penanganan Covid-19 di Indonesia: Vaksinasi 270 Juta Populasi Prestasi Besar
Sekitar 13 Jam yang laluTurun 50 Persen, Santunan Kecelakaan Jasa Raharja Capai Rp44 M di Musim Mudik Lebaran
Sekitar 13 Jam yang laluEvaluasi Mudik Lebaran, Jokowi Minta Rekayasa Lalu Lintas Diperbaiki
Sekitar 20 Jam yang laluPer 10 Mei, KAI Tolak Berangkatkan 707 Penumpang Terkait Covid-19
Sekitar 2 Minggu yang laluFrekuensi Belanja Masyarakat Meningkat Tajam di Ramadan 2022
Sekitar 2 Minggu yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami