Wawancarai 100 pemerkosa di India, gadis ini temukan fakta mengejutkan
Merdeka.com - Meningkatnya angka kasus pemerkosaan di India membuat seorang mahasiswi dari Universitas Anglia Ruskin, Inggris, bernama Madhumita Pandey tergerak untuk melakukan wawancara terhadap para pemerkosa di negara tersebut. Selama tiga tahun Pandey telah mewawancarai sekitar 100 pemerkosa di India.
"Mengapa orang-orang ini melakukan hal tersebut? Kami menyebut mereka sebagai monster karena kami pikir tidak ada manusia normal yang bisa berbuat sekejam itu. Saya berpikir, apa yang mendorong orang-orang ini? Apa yang membuat pria memperkosa? Saya memutuskan untuk menanyakan kepada sumbernya langsung," kata Pandey, seperti dilansir dari laman Washington Post, Senin(11/9).
Mahasiswi jurusan kriminologi ini melakukan penelitian untuk tesis doktoralnya. Selama mewawancarai para pelaku pemerkosa di Penjara Tihar, New Delhi, Pandey menemukan fakta sebagian pria yang ditemuinya tidak berpendidikan. Hanya segelintir orang yang bisa menyelesaikan pendidikan sampai SMA, sisanya hanya lulusan kelas tiga sekolah dasar.
Demo anti-pemerkosaan di India ©Reuters/Ahmad Masood"Ketika saya memulai penelitian, di benak saya tertanam bahwa orang-orang ini adalah monster. Tetapi ketika berbicara langsung, saya baru menyadari mereka bukanlah pria luar biasa. Mereka hanya pria biasa yang dibesarkan dengan pola pikir yang salah," jelasnya.
"Para pria itu memiliki gagasan yang salah tentang arti maskulinitas sedangkan wanitanya cenderung bersikap seperti penurut. Hal tersebut juga terjadi dalam rumah tangga sehingga kasus pemerkosaan rentan terjadi," tambahnya.
Pandey juga memaparkan bahwa pria di sana hidup di tengah masyarakat konservatif. Di sekolah-sekolah, pendidikan seks bahkan tidak dimasukkan ke kurikulum karena dianggap bisa "merusak" pemuda dan nilai-nilai tradisional. Oleh karena itu, banyak dari pria tersebut tidak menyadari perbuatan mereka dan terus-terusan mencari pembenaran atas apa yang mereka lakukan. Bahkan tidak sedikit yang justru menyalahkan korban atas perbuatan mereka.
"Mereka tidak diajarkan tentang pendidikan seks selama di sekolah. Orangtua bahkan tidak menggunakan kata-kata seperti penis, vagina, pemerkosaan, atau seks dalam kehidupan sehari-hari sehingga para pria itu bahkan tidak tahu kalau yang mereka perbuat (memperkosa) adalah kesalahan," paparnya.
Kendati demikian, ada juga yang mengaku bahwa perbuatannya salah dan menyesali perbuatannya.
"Ada seorang pelaku yang mengaku memperkosa bocah lima tahun. Dia menyadari perbuatannya salah dengan mengatakan, 'ya saya merasa tidak enak. Saya membahayakan nyawa dia dan membuat dia tidak perawan lagi. Saat besar tidak akan ada yang mau menikahinya. Tapi saya akan menerimanya, saya akan menikahinya saat keluar dari penjara,'" kata Pandey menirukan kata-kata pelaku.
Pandey mengaku semakin banyak dia mendengar keterangan dari para pemerkosa itu, semakin dia merasa kasihan terhadap para pria tersebut.
"Perlu diingat para pemerkosa juga bagian dari masyarakat kita, bukan alien yang tiba-tiba jatuh ke bumi," pungkasnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para peneliti di India baru-baru ini menemukan seekor katak hidup dengan jamur kecil tumbuh di sisi tubuhnya. Yuk, simak penjelasannya!
Baca SelengkapnyaSeorang wanita asal Indonesia membeberkan sejumlah fakta menarik saat berkunjung ke India.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jaka Sembung jadi tokoh fiksi yang berasal dari Indramayu Jawa Barat. Intip fakta menariknya.
Baca SelengkapnyaHasil penyelidikan sementara bahwa kejadian tersebut melibatkan dua kelompok remaja
Baca SelengkapnyaMengucek dan memicingkan mata merupakan ciri-ciri ketika anak butuh memeriksakan mata.
Baca SelengkapnyaSekelompok anggota polisi tampak sangat bahagia dan mengumbar senyum lebar mereka saat membuka hadiah istri baru dari atasan untuk menunjang tugas di lapangan.
Baca SelengkapnyaRambut gondrong dan kumis tebal. Sekilas, mungkin tak ada yang percaya profesi dari pria ini adalah polisi.
Baca SelengkapnyaIndia Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
Baca Selengkapnya