Wabah Corona di Iran, Konflik Antara Agama dan Sains
Merdeka.com - Wakil Menteri Kesehatan Iran Iraj Harirchi kemarin dinyatakan positif terinfeksi virus corona (Covid-19) dan harus dikarantina. Wabah corona di Iran sejauh ini sudah menewaskan 15 orang.
Harirchi kerap terbatuk dan tampak berkeringat dalam jumpa pers di Teheran kemarin bersama juru bicara pemerintah Ali Rabiei.
Dalam siaran televisi pemerintah, Harirchi cukup berani mengaku dirinya terinfeksi.
"Saya juga terinfeksi virus corona. Saya demam tadi malam dan hasil pemeriksaan awal sekitar tengah malam saya positif," kata dia.
"Saya mengisolasi diri setelah itu dan sekarang saya menjalani perawatan. Saya ingin katakan, kita pasti akan berhasil melawan virus ini dalam beberapa pekan ke depan."
Presiden Hassan Rouhani menyerukan kepada rakyat Iran untuk tidak panik.
"Kita akan melewati wabah virus ini," kata dia, seperti dilansir laman BBC, Selasa (25/2).
Pejabat kesehatan sudah mengumumkan ada 95 kasus corona sejak pekan lalu. Namun angka sebenarnya diduga jauh lebih tinggi.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan melonjaknya kasus corona di Iran sangat mengkhawatirkan.
Di seluruh dunia ada lebih dari 80.000 kasus corona dan sekitar 2.700 orang meninggal sejak wabah itu merebak dari Kota Wuhan, China akhir tahun lalu.
Berbagai laporan dari sejumlah kota di Iran menyatakan angka kasus corona jauh lebih tinggi dari yang diumumkan pemerintah.
Tidak seperti di Italia, pemerintah Iran menolak menerapkan karantina di wilayah yang terinfeksi. Mereka mengatakan karantina adalah cara lama dan mereka tidak percaya itu.
Qom kebanggaan warga Syiah
Rumah ibadah bagi kaum Syiah di Kota Qom dan Mashhad masih dibuka untuk umum, padahal Qom menjadi lokasi paling banyak warga terinfeksi corona.
Mullah di Qom, tempat ziarah yang menarik minat para peziarah dari berbagai belahan dunia dan menampung banyak siswa asing dari berbagai negara yang kuliah teologi, adalah kebanggaan orang Syiah.
Menutup kota itu tampaknya sulit bagi para mullah kecuali mereka mendapat tekanan internasional.
Iran juga dikatakan kekurangan peralatan medis untuk menghadapi wabah corona. Mereka juga tidak punya banyak masker dan perlengkapan pemeriksaan corona. Sejumlah petugas medis juga sudah terinfeksi. Ada kekhawatiran para petugas medis dan dokter akan kerepotan menghadapi wabah corona.
Anggota parlemen Iran Ahmad Amirabadi Farahani menduga virus corona sudah ada di Qom sejak tiga pekan lalu dan sudah ada 50 orang yang meninggal di kota itu.
Namun Harirchi membantah pernyataan Farahani. Dia mengaku siap mundur jika terbukti dia salah.
Farahani menolak mencabut pernyataannya dan mengatakan dia sudah menyerahkan daftar 40 warga Qom yang meninggal karena corona kepada Harirchi dan dia menunggu sang wakil menteri mundur dari jabatannya.
Iran juga diyakini menjadi sumber kasus pertama corona di sejumlah negara tetangga seperti Afghanistan, Bahrain, Irak, Kuwait dan Oman.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Serangan Iran bentuk balasan terhadap Israel yang menyerang konsulat Iran di Damaskus, Suriah hingga menewaskan tujuh anggota Garda Revolusi Islam.
Baca SelengkapnyaIran berjanji membalas Israel yang menyerang konsulat Iran di Damaskus, Suriah.
Baca SelengkapnyaIsrael meluncurkan dua rudal, menargetkan lokasi di mana komandan Garda Revolusi, Seyyed Razi Mousavi, tinggal.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Iran meluncurkan serangan udara ke wilayah Israel pada Sabtu (13/4) malam.
Baca SelengkapnyaIsrael dilaporkan menyerang Iran pada Jumat dini hari, sebagai serangan balasan akhir pekan lalu.
Baca SelengkapnyaKementerian Luar Negeri juga meminta para WNI segera menghubungi maskapai masing-masing untuk mendapatkan informasi terkini terkait penerbangan mereka.
Baca SelengkapnyaSayap media militer Pakistan, Inter-Services Public Relations (ISPR) mengatakan pihaknya berhasil menyasar sasaran "dalam operasi berbasis intelijen".
Baca SelengkapnyaPemerintah akui memiliki hubungan baik dengan Iran tapi tak pernah impor BBM dari negara Timur Tengah tersebut.
Baca SelengkapnyaSerangan itu telah menewaskan delapan orang penjaga, termasuk komandan senior Korps Garda Revolusi Iran.
Baca Selengkapnya