Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Vaksinasi 80 Persen Tapi Kasus Covid-19 Melonjak, Singapura Mulai Alami Endemi

Vaksinasi 80 Persen Tapi Kasus Covid-19 Melonjak, Singapura Mulai Alami Endemi Pengunjung mal di Singapura antre untuk tes usap Covid-19 (swab test) pada 20 Mei 2021. ©Edgar Su/Reuters

Merdeka.com - Negara Singapura dengan vaksinasi tertinggi sedang berjuang menghadapi rekor gelombang baru infeksi Covid-19 ketika negara kota itu berencana membuka kembali perbatasannya. Tapi angka vaksinasi Singapura sebesar 80 persen membuat kasus infeksi parah dan kematian rendah, dapat menjadi bukti masyarakat yang hidup berdampingan dengan virus corona – versus berusaha untuk memberantasnya – adalah jalur yang paling pasti keluar dari pandemi.

Pada Senin, Singapura mencatat 1.647 kasus Covid-19 baru, sehingga rata-rata kasus harian tujuh hari menjadi 1.545 kasus, lebih tinggi dari gelombang pandemi sebelumnya. Tapi walaupun kasus melonjak, kematian karena Covid-19 di Singapura masih rendah. Negara berpenduduk 5,7 juta orang itu mencatat rata-rata tiga kematian per hari pada pekan lalu.

Penyelamat Singapura adalah tingginya cakupan vaksinasi.

Saat ini negara tersebut telah memvaksinasi penuh 80 persen dari populasinya, salah satu angka vaksinasi tertinggi di dunia. China telah memvaksinasi penuh 73 persen penduduknya, sementara populasi Uni Eropa dan Amerika Serikat yang telah divaksinasi penuh masing-masing 65 persen dan 55 persen, menurut Bloomberg.

Beban kasus Singapura yang tinggi, sebagian, dimasukkan ke dalam rencananya untuk 'hidup dengan Covid’ setelah 18 bulan menguji setiap kasus, dan para menteri mengatakan negara itu masih berencana untuk membatalkan persyaratan karantina dan membuka kembali perbatasannya untuk dunia dalam beberapa pekan mendatang, bahkan ketika pemerintah menerapkan kembali beberapa langkah jarak sosial jangka pendek.

Para ahli mengatakan, merangkak naiknya kasus Covid Singapura, lebih dari setengahnya terhadap orang yang telah divaksinasi, mungkin menjadi tanda Covid akan menjadi penyakit endemi di negara tersebut. Artinya, Covid menyebar dalam populasi seperti empat sepupu virus corona, tetapi tidak mengubah kehidupan karena kekebalan yang meluas. Sepanjang angka kematian tetap rendah, Singapura bisa menjadi contoh bagaimana negara lain, khususnya negara yang tidak menoleransi Covid-19, dapat keluar dari pandemi.

Hidup dengan Covid-19

Pada Mei, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong memperkenalkan rencana pemerintah untuk ‘hidup dengan virus’ dan transisi dari pendekatan ‘nol-Covid’.

“Tujuan kita harus untuk menjaga masyarakat secara keseluruhan tetap aman sambil menerima bahwa beberapa orang mungkin terinfeksi sesekali,” kata Lee pada Mei, dikutip dari laman Fortune, Kamis (30/9).

Saat itu PM Lee juga mengumumkan Singapura akan secara bertahap membuka diri secara internal dan kemudian untuk pengunjung asing.

Singapura sebagian besar mengikuti rencana pembukaan kembali yang ditetapkan Lee. Pada Juni dan Juli, Singapura mulai melonggarkan pembatasan untuk tempat makan, tempat kerja, dan tempat hiburan. Pada Agustus banyak usaha diizinkan beroperasi kembali.

Tetapi beban kasus Singapura yang terus meningkat telah menimbulkan kekhawatiran karena cepatnya kasus mengalami lonjakan.

Sepanjang Juli dan Agustus, kasus di Singapura meningkat hingga lebih dari 100 per hari setelah hampir setahun hampir tidak ada infeksi karena kebijakan tanpa toleransi yang diterapkan sebelumnya. Kebijakan itu termasuk perintah tinggal di rumah, tes intensif dan pelacakan kontak, dan larangan pengunjung asing. Bulan ini, kasus meningkat secara eksponensial, dari 180 pada 1 September menjadi sekitar 500 pada pertengahan September dan menjadi hampir 1.500 pada pekan ini.

Pada Senin, Singapura menyampaikan pihaknya akan menerapkan kembali aturan jaga jarak sosial, termasuk mengurangi jumlah orang yang diperbolehkan makan di restoran dari lima menjadi dua orang. Selain itu juga mengarahkan perusahaan untuk mengizinkan karyawannya bekerja dari rumah.

Pemerintah Singapura menyampaikan, tindakan pencegahan ini akan berlaku setidaknya satu bulan untuk mencegah banjirnya rumah sakit dan mengizinkan layanan perawatan di rumah untuk pasien yang terinfeksi. Saat ini, 30 orang di Singapura berada di ICU karena Covid-19, naik dari lima kasus pada awal bulan ini.

“Wabah terbaru akan memperlambat proses dan memperpanjang pembukaan kembali Singapura,” jelas asisten profesor layanan kesehatan Fakultas Kedokteran Duke-NUS, Dr. John P. Ansah.

Singapura pada awal September membuka 'jalur perjalanan yang divaksinasi', di mana para pelancong yang divaksinasi dari tempat-tempat berisiko rendah seperti Hong Kong dan Jerman dapat memasuki Singapura tanpa karantina. Singapura berharap untuk memperluas program itu akhir tahun ini dalam upaya untuk membuka kembali sepenuhnya perbatasannya dan mengatakan rencana itu masih di jalurnya meskipun wabah sedang berlangsung.

“Strategi keseluruhan kami tidak berubah,” kata Menteri Keuangan Lawrence Wong dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg pada Senin.

“Kami berkomitmen untuk membuka kembali ekonomi dan masyarakat kami secara progresif, tetapi tujuan kami selalu melakukan ini tanpa terlalu membebani sistem rumah sakit kami.”

Endemi

Munculnya virus corona varian Delta salah satunya menjadi pemicu lonjakan infeksi terbaru. Data Singapura menunjukkan, 52 persen infeksi bulan lalu di tercatat mengenai orang yang telah divaksinasi, sementara 48 persen orang yang tidak divaksinasi.

Singapura menggunakan vaksin Covid-19 Pfizer dan Moderna untuk kampanye vaksinasi nasional, sementara klinik-klinik swasta menggunakan vaksin Sinovac untuk orang yang lebih memilih menggunakan vaksin buatan China.

Tingginya angka vaksinasi negara itu menjaga masyarakat dari dampak buruk virus. Pemerintah menyampaikan pada Minggu, 98 persen orang yang terinfeksi dalam 28 hari terakhir mengalami gejala ringan atau bahkan tanpa gejala. Singapura menemukan kasus tanpa gejala dengan mengetes kontak terdekat orang yang terinfeksi.

Direktur layanan medis Singapura, Kenneth Mak, menyampaikan kepada The Straits Times pekan lalu, orang yang divaksinasi di Singapura 12 kali lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal atau memerlukan rawat inap daripada yang tidak divaksinasi.

Di Singapura, dan di tempat lain, wabah yang dipicu Delta menyebabkan tingkat infeksi terobosan yang lebih tinggi di antara yang divaksinasi. Tetapi infeksi semacam itu tidak perlu menjadi perhatian karena perlindungan dari penyakit parah dan kematian yang diberikan vaksin.

"Seluruh dunia akan bertransisi untuk mempertimbangkan (Covis-19) sebagai endemik," jelas ahli imunologi Fakultas Kedokteran Duke-NUS, Ashley St. John. "Tidak mungkin untuk menghilangkannya dalam waktu dekat, tetapi kami sekarang memiliki alat untuk mengelolanya, termasuk vaksin yang berfungsi."

Ahli epidemiologi Universitas Hong Kong, Ben Cowling, mengatakan bahkan di tengah wabah baru, Singapura masih memberikan model bagaimana negara-negara nol Covid seperti Selandia Baru, Australia, dan China dapat berhasil keluar dari pandemi.

"Kemungkinan jumlah kasus akan meningkat lebih lanjut dalam beberapa pekan mendatang karena Singapura terus melonggarkan aturan," katanya.

"(Tapi) saya berharap sangat sedikit infeksi parah yang terjadi."

Pergeseran ke 'hidup dengan COVID' juga membutuhkan perubahan pola pikir, dari obsesi dengan jumlah kasus mutlak menjadi fokus pada kasus-kasus yang mungkin memerlukan rawat inap. Pihak berwenang Singapura telah mulai memimpin pengarahan kesehatan harian dengan jumlah kasus parah dan kematian dibandingkan dengan jumlah infeksi baru. Otoritas kesehatan juga telah berhenti memberikan data apakah kasus dapat dilacak atau tidak dalam upaya mereka untuk tidak menekankan infeksi ringan.

"(Data infeksi harian) tidak lagi relevan seperti sebelumnya, mengingat strategi kita saat ini hidup dengan Covid-19," kata pemerintah dalam sebuah pernyataan pada 9 September.

Dan begitu berada di jalur pembukaan kembali, tempat-tempat seperti Singapura dapat mengevaluasi biaya untuk menoleransi beberapa tingkat infeksi di masyarakat dengan manfaat ekonomi dari pembukaan kembali. Pada Agustus, pemerintah Singapura menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi 2021 dari pertumbuhan PDB 4-6 persen pada tahun 2021 menjadi 6-7 persen, dengan alasan prospek perjalanan internasional yang dilanjutkan.

"Apa alternatif untuk Singapura? Kembali ke strategi nol Covid akan memiliki konsekuensi ekonomi yang sangat besar," jelas Cowling.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Penyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya

Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.

Baca Selengkapnya
Sampah Sisa Perayaan Tahun Baru di Jakarta Capai 130 Ton, Terbesar setelah Pandemi Covid
Sampah Sisa Perayaan Tahun Baru di Jakarta Capai 130 Ton, Terbesar setelah Pandemi Covid

jumlah sampah yang terkumpul selama malam perayaan tahun baru 2024 di Jakarta mencapai 130 ton.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Penumpang Pesawat di Bandara Diimbau untuk Pakai Masker
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Penumpang Pesawat di Bandara Diimbau untuk Pakai Masker

Bandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.

Baca Selengkapnya
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023

Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam
Kemenkes Temukan Kasus Covid-19 Varian JN.1 di Jakarta dan Batam

Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.

Baca Selengkapnya