Terungkap, Uni Emirat Arab danai kudeta Turki
Merdeka.com - Sumber dekat intelijen Turki mengatakan, pemerintah Uni Emirat Arab bekerja sama dengan para pelaku kudeta militer melalui sosok pemimpin Partai Fatah di Palestina, Muhammad Dahlan.
Dahlan diduga mentransfer sejumlah uang kepada para pelaku kudeta di Turki beberapa pekan sebelum aksi itu dijalankan. Dia juga diduga sudah berkomunikasi dengan Fethullah Gulen, ulama yang dituding dalang kudeta oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan. Dahlan berkomunikasi dengan Gulen sebelum kudeta melalui seorang pengusaha asal Palestina di Amerika Serikat.
Gulen sejak 1999 memang sudah mengasingkan diri Negara Bagian Pennsylvania, AS.
Pihak intelijen dikatakan sudah mengetahui siapa sosok pengusaha Palestina itu, seperti dikutip Middle East Eye akhir pekan lalu.
Pada peristiwa kudeta 15 Juli lalu, media Arab bermarkas di Dubai, termasuk Sky News berbahasa Arab dan Al Arabiya, melaporkan kudeta itu berhasil. Beberapa media bahkan menyebut Erdogan kabur ke luar negeri. Pada saat itu tidak ada yang menyadari media-media itu terlibat kudeta.
Baru 16 jam setelah kudeta pemerintah Uni Emirat Arab mengecam kudeta dan menyatakan dukungan kepada Erdogan sebagai presiden terpilih. Sedangkan Arab Saudi baru mendukung Erdogan satu jam setelah UEA.
Menurut sumber yang berbicara kepada Middle East Eye, UEA kemudian baru melancarkan opeasi untuk menjauhkan mereka dari Dahlan.
Di media sosial UEA tampaknya 'marah kepada Dahlan'. Tak lama setelah itu dia diusir keluar UEA dan kini diketahui ada di Mesir.
Dahlan adalah mantan pentolan Partai Fatah yang mengasingkan diri dari Gaza dan Tepi Barat. Dia diduga punya hubungan dekat dengan pangeran Abu Dhabi, Muhammad bin Zayed al-Nahyan.
Dalam laporan Middle East Eye Mei lalu UEA, Yordania, dan Mesir menginginkan Dahlan sebagai pengganti pemimpin Fatah yang juga Presiden Otoritas Palestina saat ini, Mahmud Abbas.
Sejak insiden kudeta Turki, pemerintah UEA mencoba berbaik hati dengan Turki. Mereka menangkap dua jenderal Turki di Bandara Internasional Dubai karena diduga terlibat kudeta.
Sumber mengatakan kepada MEE: "Pemerintah UEA kini takut dengan kekuasaan Erdogan. Mereka tidak suka dia secara pribadi dan menduga dia akan membalas dendam. Ketika Erdogan sudah menghabisi lawan-lawan politiknya, UAE menduga dia akan menyerang negara asing yang mendukung kudeta."
Saat ini sudah 126 jenderal ditangkap karena dianggap terlibat kudeta di Turki. Angka itu adalah sepertiga dari total jumlah jenderal di militer Turki.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tuntutan tersebut dibacakan Jaksa setelah menilai Dadan terbukti sebagai makelar kasus kepengurusan di MA bersama dengan Sekretaris MA; Hasbi Hasan.
Baca SelengkapnyaUniversitas Terbuka Siap Bangun Anak Muda Tangguh dan Mandiri
Baca Selengkapnyanfa menjelaskan, Bergerak 1912 berdiri dengan semangat pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menurut Rahmat, ucapan dan tindakan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu tidak layak. Karena menjadikan tahiyatul akhir dalam salat sebagai candaan.
Baca SelengkapnyaAda pun 7 poin penting yang dihasilkan dalam pertemuan tersebut adalah untuk kemaslahatan bangsa.
Baca SelengkapnyaAda tujuh kepala daerah mengajukan gugatan, dan kini mereka akan menjabat hingga 2024.
Baca SelengkapnyaBegini momen Komjen Fadil Imran beri petuah ke taruna akpol untuk bisa menjadi seorang jenderal.
Baca SelengkapnyaSementara, terkait sanksi bagi caleg yang tidak melaporkan atau menyerahkan dana kampanyenya tidak akan ditetapkan sebagai calon terpilih jika dia menang.
Baca SelengkapnyaMahasiswa juga menyuarakan agar ASN, TNI dan Polri tetap netral dan bekerja sesuai dengan porsinya.
Baca Selengkapnya