Tak Ada Keajaiban di Amerika, Covid-19 Masih Merajalela
Merdeka.com - Sudah beberapa bulan sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump memprediksi bakal ada keajaiban. Pada waktu itu bulan Februari ketika masa-masa awal pandemi covid-19 Presiden Trump mengumumkan, pada bulan April nanti ketika cuaca mulai lebih hangat, virus corona akan "hilang secara ajaib."
Tapi nyatanya tidak. Dan virus itu tidak lenyap layaknya abu seperti klaim Trump pada 5 Juni lalu ketika beralasan untuk membuka kembali perekonomian. Dia mengatakan, "kita ingin semua lockdown di negara-negara bagian diakhiri. Kita mungkin akan melihat sisa bara api atau abu, bahkan mungkin masih ada api, tapi kita akan padamkan. Kita akan padamkan itu semua."
Sebaliknya, Amerika Serikat kini tengah membara, memasuki fase kedua krisis covid-19 dengan jumlah kasus positif baru terus bertambah hingga sudah lebih dari 2 juta kasus dan lebih dari 113.000 kematian. Menurut pengamatan TIME, sebanyak 23 negara bagian setiap hari terus mengalami kenaikan kasus positif. Empat negara bagian yaitu Arizona, California, Mississippi, dan North Carolina masih belum menunjukkan penurunan angka kasus.
Sebagian negara bagian sudah memperlihatkan kurva yang mulai turun tapi mengalami gelombang kedua penularan dan di banyak kasus gelombang kedua lebih parah dari gelombang pertama. Di Oregon misalnya, negara bagian itu sudah berhasil mendatarkan kurva di tahap awal dengan angka kasus 1,76 per 100.000 penduduk pada 2 April dan menurun hingga 0,8 pada 24 Mei. Dalam waktu dua pekan kemudian langsung terjadi lonjakan hingga 2,3 pada 8 Juni lalu dan terus bertambah hingga kini.
Dilansir dari laman TIME pekan ini, kondisi membaik di New York, New Jersey dan sebagian wilayah Northeast--dibarengi dengan kondisi memburuk di negara bagian lain sehingga angka kasus di AS mencapai 6 kasus per 100.000 penduduk.
Di Texas, angka rata-rata selama tujuh hari kasus Covid-19 sudah melebihi 1.000 sejak 25 Mei.
Tapi kemudian isu pandemi ini perlahan memudar tergusur isu demonstrasi besar-besaran akibat kematian pria kulit hitam George Floyd oleh polisi kulit putih di Minneapolis pada 25 Mei lalu. Dan peristiwa selanjutnya semacam "mati rasa" terhadap pandemi Covid-19.
Gugus Tugas Penanganan Pandemi dari Gedung Putih yang tadinya setiap hari menggelar jumpa pers sejak awal krisis, kini hanya tiga kali dalam sepekan menggelar konferensi pers dan Wakil Presiden Mike Pence yang menjadi kepala gugus tugas hanya menghadiri salah satu dari tiga jumpa pers dalam sepekan itu.
"Saya khawatir orang mulai menganggap semua ini bisa diterima sebagai kenormalan baru padahal ini tidak normal," kata Dr Tom Inglesby, direktur Pusat Keamanan Kesehatan John Hopkins di Bloomberg School. "Sejumlah negara bagian mengalami ratusan hingga ribuan kasus covid-19 per hari dan kita sebetulnya bisa lebih baik dari ini. Beberapa negara bagian bisa menangani hingga nol kasus."
Tapi sebagian besar negara bagian di AS belum menemui titik terang.
"Apakah kita akan menyerah dan terus menyaksikan ribuan orang Amerika meninggal setiap hari sampai kita menemukan vaksin?" tanya Inglesby. "Semoga saja tidak."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jutaan orang Amerika Serikat berlomba memiliki paspor dari negara lain demi menyelamatkan harta kekayaan mereka.
Baca SelengkapnyaBeberapa bagian Amerika Serikat yang terkenal dengan kriminalitasnya, seperti, pencurian, perampokan, penganiayaan berat, dan seksual.
Baca SelengkapnyaBerikut prajurit TNI yang bikin keok petarung asal Amerika Serikat.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaPendapatannya disebut bisa meningkat hingga 500 persen.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah wanita lulusan Amerika Serikat yang justru pilih kerja menjadi Lurah di Papua.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca Selengkapnya