Rusuh Thailand bikin gelisah investor
Merdeka.com - Di saat pengunjuk rasa mencengkeram Ibu Kota Bangkok dan kontroversi sengit menghadang pemilu mendatang, kepercayaan investor terhadap Thailand saat ini tengah babak belur, belum lagi menurunnya tingkat pertumbuhan dan hilangnya pendapatan jutaan dolar dari para wisatawan.
Negara di kawasan Asia Tenggara itu telah dijuluki 'Teflon Thailand' atas kemampuannya dengan cepat pulih dari banyaknya pukulan ekonomi terkait pergolakan politik menimpa negara itu sejak kudeta 2006, seperti dilansir situs asiaone.com, Rabu (29/1).
"Kami telah menderita lagi dan lagi. Kita harus menyembuhkan dan membangun citra kami lagi dan lagi. Ini membuang-buang waktu," kata Presiden Dewan Pariwisata Thailand, Piyaman Tejapaibul, di saat hotel, toko-toko dan restoran mengeluhkan pendapatan mereka yang berkurang setelah beberapa pekan aksi demonstrasi.
Pengunjuk rasa, didukung oleh kelas menengah di Bangkok dan unsur-unsur yang kuat dalam elite, telah memulai 'penutupan' ibu kota dalam tekana terbaru mereka untuk menggulingkan pemerintah.
Perdana Menteri Yingluck Shinawatra telah menyerukan untuk menggelar pemilu pada 2 Februari dalam upaya untuk meredakan ketegangan politik. Tapi kelompok oposisi utama dari Partai Demokrat telah memboikot pemilu dan demonstran telah berjanji untuk memblokir pemungutan suara.
Pengunjuk rasa ingin pemungutan suara ditunda selama satu tahun atau lebih, dan 'Dewan Rakyat' tidak terpilih membantu menghapus kekuatan politik dari mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, saudara Yingluck.
Ketika pemerintah bersikeras mendesak adanya pemungutan suara, pengamat melihat tidak adanya tanda-tanda bahwa negara dapat mulai menyembuhkan keretakan di antara oposisi anti-Thaksin dan basis pemilihan besar pendukung taipan milyarder dari masyarakat pedesaan dan perkotaan kelas pekerja dari utara Thailand.
"Sampai resolusi jangka panjang ditemukan, politik Thailand yang terbagi akan tetap ada, meninggalkan negara itu rentan terhadap gejolak politik yang akan membatasi potensi pertumbuhan," ujar konsultan ekonimi Capital Economics baru-baru ini. Mereka memperkiraan pertumbuhan ekonomi Thailand tidak mungkin melebihi 3,0 persen pada tahun ini.
Thailand diperkirakan telah kehilangan Rp 73 miliar sampai Rp 184 miliar saban harinya di sektor perdagangan, investasi dan pendapatan wisata, sejak demonstrasi meletup tiga bulan lalu, menurut Thai Chamber of Commerce.
"Lupakan tentang investasi dari sekarang sampai kita memiliki pemerintahan yang baru," ucap Wakil Ketua Thai Chamber of Commerce, Pornsil Patchrintanakul.
Ketakutan meningkat ketika pemerintah mengumumkan keadaan darurat 60 hari pekan lalu karena ketakutan atas kekerasan di Bangkok, di mana beberapa orang tewas dan ratusan lainnya cedera dalam serangan granat dan senapan serta bentrok di jalanan.
"Kedengarannya menakutkan. Secara psikologis itu membuat orang, termasuk warga asing, takut dan gugup terkait kerusuhan lainnya," kata Pornsil.
Sekitar 40 negara telah mengeluarkan peringatan perjalanan, di mana wisatawan disarankan untuk menghindari lokasi protes dan berhati-hati ketika berada di Bangkok.
TCT memperkirakan Thailand telah mengalami kerugian Rp 8,3 triliun pendapatan dari pelancong.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaPemerintah akan membuka investasi untuk asing di IKN pada tahap kedua.
Baca SelengkapnyaSepanjang tahun 2023 jumlah turis asing yang datang ke negara ini mencapai 29 juta kunjungan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hingga saat ini, investasi yang sudah masuk dalam pembangunan IKN Nusantara mencapai Rp47,5 triliun.
Baca SelengkapnyaTarget itu ditentukan berdasarkan pencapaian dari tahun-tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPemilu 2024 diyakini tidak akan mengganggu investor yang masuk ke Indonesia.
Baca Selengkapnya"Ini menyebabkan produksi rokok mengalami penurunan terutama golongan 1 yaitu produsen terbesarnya," ucap Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaAdanya opsi diversifikasi itu memberikan para investor kesempatan yang lebih luas untuk mulai terjun di dunia kripto.
Baca SelengkapnyaInvestasi tersebut berasal dari berbagai pihak mulai dari perusahaan BUMN, swasta hingga investor asing.
Baca Selengkapnya