Presiden Iran minta ulama lebih toleran terhadap Internet
Merdeka.com - Presiden Iran Hassan Rouhani kemarin menyerukan pada ulama di negeri itu lebih toleran terhadap Internet dan teknologi baru.
Internet selama ini selalu jadi sasaran kritik pada ulama garis keras di Iran.
Dalam pertemuan dengan sejumlah ulama di Ibu Kota Teheran, Rouhani mengatakan Internet itu perlu bagi pada siswa dan para ahli untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan sains.
"Di dunia saat ini orang yang tidak terhubung ke Internet dan menggunakannya tidak bisa disebut ahli meski dia seorang mahasiswa. Kita tidak bisa menutup pintu pengetahuan dunia bagi generasi muda," kata dia dalam pidato disiarkan televisi nasional, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Senin (1/9).
Rouhani, ulama relatif beraliran moderat terpilih pada pemilu presiden tahun lalu. Dia berjanji akan memperluas kebebasan Internet dan media namun selalu mendapat tantangan dari ulama garis keras.
Baru-baru ini pemerintah Iran telah membolehkan sejumlah operator telepon seluler di Iran menyediakan jaringan teknologi Internet 3G.
Pemerintah sebelumnya melarang media sosial seperti facebook, Twitter, dan YouTube setelah pihak oposisi menggunakan media itu untuk memprotes hasil pemilu 2009.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut adalah laporan dari We Are Social yang memotret kondisi internet di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaGanjar menilai, tak mungkin seseorang memilih internet otaknya lambat.
Baca SelengkapnyaCalon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo memperkenalkan GratisIN, program internet gratis yang diusung pasangan Ganjar-Mahfud.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ini adalah periode terpanjang matinya jaringan komunikasi sejak agresi Israel dimulai pada 7 Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaMenjadi penting bagi masyarakat yang ingin menjaga privasinya.
Baca SelengkapnyaKemunculan internet tak bisa dilepaskan dari keberadaan ancaman nuklir dan perang.
Baca SelengkapnyaBanyak perilaku kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga etika di ruang digital.
Baca SelengkapnyaPertimbangan penerbitan perpres itu untuk mendorong terwujudnya pelayanan publik berkualitas dan terpercaya.
Baca SelengkapnyaGanjar mempertanyakan apakah internet gratis penting atau tidak.
Baca Selengkapnya