Perebutan pengaruh militer bayangi Kongres Partai Komunis China
Merdeka.com - Partai Komunis China pada Kamis pekan ini mengadakan kongres ke-18 untuk memilih pemimpin baru. Isu yang menjadi sorotan dalam pertemuan itu yakni pemimpin militer China di masa depan, seperti dilansir majalah Der Spiegel, Jumat (2/11).
Pembahasan penting soal pemimpin militer itu sebelumnya tak pernah terjadi selama 63 tahun Partai Komunis berkuasa. Partai Komunis di Ibu Kota Beijing Februari lalu telah menggelar acara pertemuan untuk meningkatkan hubungan antara para politisi dan tokoh militer.
Ketika seorang pejabat senior di Angkatan Udara China akan bersulang dengan rekannya seorang politisi, Jenderal Zhang Qinsheng mendorong lelaki itu dan menghardiknya. "Cukup dengan semua tipuan ini! Ada pengkhianat di dalam partai ingin menentang saya!" ujarnya ketika itu.
Tak hanya itu dia juga memarahi presiden Hu Jintao sedang duduk di meja yang sama. Dia menuding Hu ikut berkonspirasi menentang dirinya. Presiden Hu kemudian marah dan sejumlah pejabat di ruangan itu kesulitan menghentikan ocehan Zhang.
Sejumlah orang yang hadir dalam pertemuan itu membenarkan kejadian ini dan mereka menceritakan peristiwa itu ke surat kabar the New York Times dan Spiegel.
Zhang, 64 tahun, Mei lalu diberhentikan tanpa ada penjelasan resmi. Peristiwa itu baru permulaan dari akhir karier Zhang. Beberapa bulan lalu dia sempat disebut-sebut akan menjabat Menteri Pertahanan. Namun ada isu juga menyebut dia sulit ditebak dan suka membangkang perintah pimpinan partai.
Namun Zhang tidak sendirian. Dalam kongres di Ibu Kota Beijing Kamis pekan ini, jajaran pimpinan Partai Komunis akan mengalami perubahan penting. Dari sembilan anggota Badan Komite Politburo tujuh di antaranya akan diganti.
Hu Jintao, 69 tahun, akan lengser sebagai ketua partai dan di akhir masa jabatannya, Maret tahun depan, dia akan menyerahkan posisinya kepada Wakil Presiden Xi Jinping, 59 tahun. Namun Hu tetap akan mempertahankan kepemimpinannya di Komisi Sentral Militer setidaknya hingga 2014. Dua pendahulu Hu melakukan hal sama. Hu telah menaikkan pangkat sedikitnya 45 pejabat ke tingkat jenderal dalam delapan tahun terakhir untuk menjaga loyalitas mereka.
Hal ini tentu tidak menguntungkan bagi Xi. Tanpa kekuasaan di militer maka kepemimpinan politiknya lemah. Ironisnya Xi, tak seperti Hu yang mempunyai pengalaman militer dan terus menjaga hubungan dekat dengan pasukan militer. Hu juga telah bertemu sejumlah pejabat militer senior dalam beberapa bulan terakhir.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaIni yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.
Baca SelengkapnyaPemerintah akan melakukan studi terlebih dulu untuk potensi area lahan yang disinyalir memiliki luas antara 350-500 ribu ha.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Berikut contoh koalisi Partai Politik dan kenali perbedaan dengan oposisi.
Baca SelengkapnyaPemerintah sedang mencari formula terkait kenaikan harga beras di pasaran.
Baca SelengkapnyaPenyaluran bansos beras kemasan 10 kg dihentikan sementara pada 8-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjelaskan alasan dirinya kini memuji pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).
Baca SelengkapnyaPada persidangan ini, kubu pemohon, termohon maupun terkait tidak diperkenankan bertanya, Pertanyaan hanya diberikan para hakim MK.
Baca SelengkapnyaKoalisi menjadi faktor penentu dalam membentuk pemerintahan yang kuat dan berkelanjutan.
Baca Selengkapnya