Merdeka.com - Pengacara Siti Aisyah (SA), terdakwa kasus pembunuhan kakak pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Kim Jong-nam, di Malaysia, menilai bukti-bukti yang dihadirkan jaksa penuntut dalam sidang kliennya terlalu lemah. Dari sederet bukti yang ada, tak satupun menunjukkan SA lah pembunuh adik tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tersebut.
"Jika mengikuti situasi yang ada, tidak ada kejelasan siapa yang membunuhnya. Berdasarkan rekaman CCTV yang diputar di pengadilan, Siti Aisyah tidak melakukan apapun. Yang terekam hanya SA sedang berlari," kata pengacara SA, Gooi Soon Seng, Rabu (11/7).
Sebaliknya, kata Gooi, terdakwa lain asal Vietnam Doan Thi Huong yang saat itu bersama SA lah yang justru terlihat memaparkan racum VX nerve agent ke wajah Kim.
"Doan Thi Huong mengaku melakukan sesuatu, tetapi kalau SA tidak. Hal itu bisa dilihat jelas lewat rekaman CCTV," ungkap Gooi.
Kejanggalan lain yang ditemukan oleh Gooi selama mendalami kasus ini adalah keterangan dari Kim sendiri usai diserang di Bandara Internasional Kuala Lumpur. Usai terpapar, Kim langsung mencari klinik setempat guna mendapat perawatan atas musibah yang menimpanya.
"Di pengadilan, jaksa menyebut bahwa petugas keamanan bilang Kim diserang oleh ‘dua perempuan’ yang mengacu pada SA dan Doan. Namun saat berada di klinik, berdasarkan keterangan perawat yang memeriksa, juga dilihat dari catatan medis korban, Kim mengaku diserang oleh ‘satu wanita’ (one woman)," papar Gooi.
"Jadi memang tidak ada bukti bahwa SA lah yang melakukan serangan," lanjutnya.
Saat itu Gooi pun diminta hakim untuk menjelaskan mengapa SA berada di bandara saat insiden berlangsung. Dengan tegas Gooi menjawab bahwa SA diminta oleh empat warga Korut yang kini melarikan diri ke negaranya untuk melakukan semacam prank atau jebakan jahil kepada orang tak dikenal.
Bukti lain yang dirasa lemah oleh Gooi untuk menuntut SA adalah penemuan kaus yang dikenakan SA saat insiden pembunuhan berlangsung. Kaus tersebut disebut-sebut terpapar racun agen saraf VX.
Namun keterangan yang didapat dari polisi dan jaksa terkait kasus tersebut tidak selaras.
"Ketika polisi mengambil kaus itu di hotel SA, saya bertanya ditaruh di mana kaus itu lalu dijawab di plastik hitam. Tetapi saat saya tanya di pengadilan, kaus itu disimpan di plastik transparan. Polisi juga mengaku memberi tanda di kausnya (bagian yang terpapar), namun kemudian tanda di kaus itu hilang,” papar Gooi.
"Selain itu, disebutkan juga kaus itu digunakan SA saat insiden. Tetapi tidak ada DNA SA ditemukan di kaus tersebut, padahal kaus itu tidak pernah dicuci. Kaus itu kemudian dikirim ke ahli kimia yang membenarkan ada sisa racun terpapar namun kemudian bukti tersebut malah dihancurkan. Kenapa dihancurkan? Benda ini jelas tidak bisa lagi dijadikan bukti karena sudah dimanipulasi," tambahnya.
Gooi juga menambahkan bahwa jaksa penuntut menyebut SA bekerja sama dengan empat warga Korut untuk membunuh Kim. Namun berdasarkan pengamatannya, SA justru tidak tahu yang dilakukannya adalah tindakan kriminal.
"Jika dia tahu racun itu mematikan, kenapa dia tidak pakai sarung tangan saat beraksi? Selain itu dari CCTV terlihat si empat warga Korut ke toilet untuk mengganti baju dan menghilangkan jejak, tetapi SA tidak. Kausnya masih dia pakai sampai pulang, dia juga tidak mencuci atau menghancurkannya. Dia juga disebut-sebut langsung mencuci tangannya setelah insiden tetapi sebenarnya tidak karena dari CCTV tidak terlihat SA masuk ke toilet," beber Gooi.
"Empat warga Korut itu langsung bertolak ke negaranya usai insiden. Tapi SA pulang ke rumahnya dan melakukan kegiatan seperti biasa, mulai dari bekerja dan lain-lain. Dia melakukannya selama 3 hari tanpa tahu apa yang sudah terjadi. Jika memang benar dia pembunuhnya, maka tidak mungkin dia tidak bersembunyi atau menutupi kejahatannya," tambahnya.
Gooi menyebut bahwa bukti-bukti diajukan oleh jaksa justru semakin menunjukkan ketidakbersalahan SA dalam kasus ini. SA jelas dikambinghitamkan oleh pihak tertentu untuk melakukan tindak kriminal.
Selain itu, SA juga tidak memiliki motif apapun jika dia benar-benar membunuh Kim.
"Jaksa penuntut tidak bisa menunjukkan motif SA melakukan pembunuhan. Kita tahu, setiap kasus pembunuhan pasti ada motifnya. Tapi ini tidak ada. Bukan perampokan, bukan didasari rasa iri dengki dan lainnya, SA bahkan tidak tahu siapa Kim dan Doan sebelumnya. Dia hanya dijadikan alat untuk melakukan pembunuhan," pungkas Gooi. [pan]
Baca juga:
Yakin Korut dalang dibalik pembunuhan Kim Jong-nam, AS beri sanksi ekonomi baru
AS tuduh Korea Utara gunakan cairan kimia VX untuk bunuh Kim Jong Nam
Siti Aisyah sempat kunjungi Kamboja sebelum terlibat pembunuhan Kim Jong-nam
Sidang pembunuhan Kim Jong-nam, Siti Aisyah dibayar Rp 1,3 juta buat acara hiburan
Kim Jong-nam bertemu intel Amerika lima hari sebelum dibunuh di Malaysia
Video Mencekam, 8 Polisi AS Tembaki Pria Kulit Hitam 60 Kali Hingga Tewas
Sekitar 19 Menit yang laluIsrael akan Uji Balistik Peluru yang Tewaskan Jurnalis Aljazeera, Ini Sikap Palestina
Sekitar 1 Jam yang laluPerusahaan Swedia Ciptakan 'Burger Daging Manusia dari Tanaman'
Sekitar 2 Jam yang laluChina Minta Junta Myanmar Berunding dengan Oposisi
Sekitar 3 Jam yang laluPolitikus Hong Kong Positif Covid Setelah Berfoto dengan Xi Jinping
Sekitar 4 Jam yang laluPenembakan Massal di Mal Copenhagen, Sejumlah Orang Tewas
Sekitar 5 Jam yang laluRusia Klaim Kuasai Wilayah Timur Ukraina Setelah Pertempuran Hebat
Sekitar 5 Jam yang laluIlmuwan Ungkap Perjalanan Luar Angkasa Sebabkan Tulang Astronot Keropos, Ini Sebabnya
Sekitar 20 Jam yang laluPalestina Serahkan Peluru yang Tewaskan Jurnalis Aljazeera ke AS
Sekitar 22 Jam yang laluUkraina Bombardir Kota di Rusia, Tiga Orang Tewas dan Puluhan Rumah, Gedung Rusak
Sekitar 23 Jam yang laluSoal Kursi Menpan RB, PDIP: Ada Ganjar, Olly dan Hasto
Sekitar 1 Jam yang laluMasih Berduka, Airlangga Sebut Koalisi Belum Bahas Pengganti Tjahjo Kumolo
Sekitar 3 Jam yang laluMengenang Menteri PAN RB Tjahjo Kumolo, Sosok Kakek yang Hangat dan Dekat dengan Cucu
Sekitar 3 Hari yang laluLuhut Bongkar Rahasia, Kisah di Balik Jokowi Sering Merotasinya Sebagai Menteri
Sekitar 1 Minggu yang laluMomen Jokowi Lupa Sapa Zulkifli Hasan dan Hadi Tjahjanto di Sidang Kabinet Paripurna
Sekitar 2 Minggu yang laluCerita Reshuffle Kabinet Jokowi
Sekitar 2 Minggu yang laluPemerintah: Pandemi Belum Usai, Vaksin Booster Jadi Syarat Perjalanan
Sekitar 2 Jam yang laluJokowi Bisa jadi 'King Maker' di Pilpres 2024, Ini Alasannya
Sekitar 20 Jam yang laluBeda Gaya Jokowi Bertemu Dua Seteru, Putin dan Zelenskyy
Sekitar 1 Hari yang laluIndonesia dan UAE Sepakati IUAE-CEPA, Ini Isinya
Sekitar 2 Hari yang laluMenko Airlangga: Pandemi Belum Berakhir
Sekitar 1 Jam yang laluJokowi: Puncak Kasus Covid-19 Diprediksi Minggu Kedua atau Ketiga Juli Ini
Sekitar 2 Jam yang laluPemerintah: Pandemi Belum Usai, Vaksin Booster Jadi Syarat Perjalanan
Sekitar 2 Jam yang laluMenghapus Subsidi BBM yang Tinggal Janji
Sekitar 4 Hari yang laluHarga BBM Shell Kembali Naik, Bagaimana dengan Pertamina?
Sekitar 1 Bulan yang laluRusia Klaim Kuasai Wilayah Timur Ukraina Setelah Pertempuran Hebat
Sekitar 5 Jam yang laluUkraina Bombardir Kota di Rusia, Tiga Orang Tewas dan Puluhan Rumah, Gedung Rusak
Sekitar 23 Jam yang laluAdvertisement
Advertisement
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami