Peneliti AS Temukan 14 Spesies Baru Tikus di Sulawesi
Merdeka.com - Peneliti Louisiana mengidentifikasi 14 spesies baru tikus di Pulau Sulawesi, Indonesia di mana tujuh dari genus tersebut sebelumnya telah diketahui.
Ada begitu banyak yang ditemukan dan beberapa terlihat sangat mirip sehingga ahli biologi Universitas Negeri Louisiana Jake Esselstyn dan rekan-rekannya membutuhkan beberapa lama untuk mulai mencari kata-kata Latin yang berarti "biasa", untuk menggambarkan spesies temuan mereka.
“Kalau tidak, saya tidak tahu nama apa yang akan kami beri ke mereka,” kata Esselstyn, yang juga menami spesies ketujuh mamalia pemakan serangga berhidung runcing di pulau Sulawesi itu, dikutip dari Associated Press (AP), Senin (3/1).
Itu sebabnya tikus nama spesiesnya berarti seperti "berekor berbulu" dan "panjang" bergabung dengan "Crocidura mediocris", "C. normalis”, “C. ordinaria”, dan “C. solita” — yang terakhir berarti “biasa”.
Makalah setebal 101 halaman ini akan “sangat berharga bagi semua mahasiswa keanekaragaman hayati mamalia saat ini dan di masa depan,” kata Nathan S. Upham, asisten profesor peneliti di Sekolah Ilmu Kehidupan Universitas Negeri Arizona dan pencipta utama Basis Data Keanekaragaman Hayati Mamalia online American Society of Mammalogist.
Upham tidak terlibat dalam penelitian yang diterbitkan 15 Desember di Bulletin of American Museum of Natural History ini. Penelitian ini juga melibatkan peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Museum Victoria di Australia, dan Universitas California.
Esselstyn menyampaikan, telah 90 tahun sejak banyak spesies baru diidentifikasi dalam satu makalah. Makalah tahun 1931 oleh George Henry Hamilton Tate mengidentifikasi 26 kemungkinan spesies baru marsupial Amerika Selatan, tetapi kemudian 12 ditemukan bukan spesies terpisah dengan total 14 spesies baru..
Esselstyn memimpin satu dekade perjalanan ke pulau Sulawesi untuk mengumpulkan hewan, yang merupakan kerabat landak dan tikus tanah itu. Semua beratnya lebih ringan dari baterai AA, mulai dari sekitar 3 gram sampai sekitar 24 gram. Spesies terbesar memiliki tubuh rata-rata 95 milimeter, atau panjang sekitar 3,7 inci.
Pada awalnya, Esselstyn berharap dapat menjelaskan bagaimana enam spesies yang kemudian dikenal dalam genus Crocidura berkembang.
“Saya tertarik dengan pertanyaan tentang bagaimana tikus berinteraksi dengan lingkungannya, satu sama lain, bagaimana komunitas lokal terbentuk,” katanya.
Tapi dia segera menyadari bahwa spesies tersebut sangat diremehkan.
“Itu luar biasa karena selama beberapa tahun pertama, kami tidak dapat mengetahui berapa banyak spesies yang ada,” katanya.
Lima telah diidentifikasi pada tahun 1921 dan keenam pada tahun 1995. Tim Esselstyn mengidentifikasi spesies ketujuh, tikus berekor berbulu, pada tahun 2019.
Untuk tulisan ini, mereka memeriksa 1.368 tikus, lebih dari 90 persen di antaranya dikumpulkan oleh kelompok Esselstyn, yang menjebak hewan tersebut di belasan situs gunung dan dua di dataran rendah Sulawesi.
Pulau Sulawesi berbentuk agak seperti huruf kecil k dengan bagian atas batang ditekuk tajam ke arah timur. Menurut Esselstyn, bentuk aneh itu berkontribusi pada keanekaragaman spesies.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penemuan spesies katak bertaring terkecil di Pulau Sulawesi, Indonesia, menciptakan sensasi biologi.
Baca SelengkapnyaDi selatan Provinsi Yunnan, Tiongkok terdapat sebuah penemuan yang menarik telah menggemparkan para ilmuwan saat ular baru muncul di atas pohon setinggi 2 kaki.
Baca SelengkapnyaAhli paleontologi temukan mamalia mirip kucing tak diketahui yang hidup 30 juta tahun lalu. Penemuan ini berasal dari penelitian lapangan 2017 di Valeč.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Temuan Fosil Berusia 72 Juta Tahun Buktikan Spesies Ini Selamat dari Kepunahan Massal
Baca SelengkapnyaFosil tengkorak ini ditemukan saat sedang jalan-jalan di pantai.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang 60 pantun Jawa lucu yang kocak dan bikin ngakak. Pantun-pantun ini cocok untuk hiburan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaDiwariskan dari generasi ke generasi, inilah makanan favorit yang menjadi kebanggaan setiap provinsi di Sumatera.
Baca SelengkapnyaPeneliti mengungkap keunikan spesies baru ini dibanding udang lainnya.
Baca SelengkapnyaSpesies ini ditemukan di Amerika Utara dan hidup sekitar 145 juta sampai 66 juta tahun lalu.
Baca Selengkapnya