Pendapatan minyak anjlok, Saudi pecat menteri keuangan
Merdeka.com - Arab Saudi memecat Menteri Keuangan Ibrahim al-Assaf lantaran harga minyak dunia jatuh dan berpengaruh pada keuangan negara tersebut. Assaf merupakan menteri keuangan terlama yang menjabat di negara tersebut.
Posisi Assaf digantikan oleh Mohammed Aljadaan, kepala Otoritas Pasar Modal Saudi yang mengetahui posisi saham di Negeri Petro Dolar secara berkala.
Dikutip dari The Independent, Rabu (2/11), Assaf diberhentikan oleh dekrit kerajaan yang dikeluarkan Raja Salman bin Abdul Aziz. Pemecatan Assaf ini membuat janji raja Saudi sebelumnya, Raja Abdullah tidak terpenuhi.
"Meski sudah tidak menjabat sebagai menteri, saya akan tetap melayani di tempat lain dalam kabinet," ujar Assaf setelah kabar pemecatannya beredar.
Pria 67 tahun tersebut sudah menjabat sebagai menteri keuangan Arab Saudi sejak 1996 dan sangat dekat dengan pemimpin monarki sebelumnya. Memang sejak 2014, harga minyak dunia terus turun.
Sebagai negara pengekspor minyak terbesar di dunia, Saudi diprediksikan mengalami defisit hingga USD 87 miliar (setara Rp 1.136 triliun) dari anggaran tahunan mereka.
Koalisi bersama Liga Arab di Yaman juga membuat keuangan negara semakin menipis. Untuk perang ini saja, Saudi telah menghabiskan biaya sebesar USD 180 miliar (setara Rp 2.351 triliun).
Anggaran belanja publik sendiri telah dipangkas demi menyelamatkan keuangan Saudi, termasuk memotong subsidi dan mengurangi gaji menteri di kabinet serta menunda proyek infrastruktur yang besar. Diharapkan dengan adanya kebijakan tersebut, keuangan di negara ini bisa dihemat.
(mdk/che)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaTujuan serangan sebagai bentuk dukungan kepada Palestina ketika Israel dan Hamas melancarkan perang.
Baca SelengkapnyaMenurut Menteri ESDm, itu wajar dilakukan saat harga minyak dunia turun imbas gencatan senjata Israel dan Hamas.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Hal ini merespons isu kenaikan harga minyak kita akibat kurangnya realisasi domestic market obligation (DMO) oleh produsen.
Baca SelengkapnyaPemerintah telah menghitung sedemikian rupa agar terjadi keseimbangan antara insentif yang diberikan dengan penerimaan negara.
Baca SelengkapnyaPemerintah berencana menambah anggaran subsidi BBM pasca konflik Iran dan Israel membuat harga minyak dunia naik.
Baca SelengkapnyaSelain berisiko memicu peperangan lebih besar, Arifin tak ingin harga minyak dunia meroket.
Baca SelengkapnyaPadahal ekonom memprediksi angka PDB Jepang kali ini jauh di bawah perkiraan median pertumbuhan sebesar 1,4 persen.
Baca SelengkapnyaUsai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca Selengkapnya