Pembunuh politikus Inggris aktivis anti-Islam
Merdeka.com - Anggota parlemen Helen Joanne Cox ditembak mati oleh pria kulit putih 54 tahun, sebelum mengikuti dialog bersama konstituen di utara Inggris. Pelaku bernama Thomas Mair, disebutkan oleh beberapa saksi merupakan simpatisan neo-nazi, kelompok anti-Islam, serta mendukung gerakan Britain First yang ingin Inggris lepas dari Uni Eropa, seperti dilaporkan Daily Mail, Jumat (17/6).
Sebelum menusuk dan menembak Cox di jalanan Distrik Birstall, West Yorkshire, Mair meneriakkan tiga kali slogan "Inggris yang utama."
Organisasi politik Britain First berusaha tidak dikaitkan dengan aksi Mair. "Kami tidak mendukung ataupun menyarankan kekerasan," kata Paul Goulding, Ketua Gerakan Britain First.
Adik kandung pelaku, Scott Mair, menyatakan Thomas berlangganan surat kabar terbitan Springbook Club. Springbook adalah kelompok anti-semit dan meyakini supremasi kulit putih, cenderung menyerupai Neo-Nazi.
Adapun Britain First yang didukung oleh Mair, merupakan kelompok ultrakonservatif. Salah satu program gerakan anti-Uni Eropa ini misalnya menolak imigran serta menghapus segala bentuk Islamisasi. "Inggris sudah penuh, tolak segala jenis imigran," tulis Britain First dalam manifesto di situs resminya.
Pelaku penembakan anggota parlemen Inggris (c) 2016 Merdeka.com/Daily Mail
Britain First juga mendorong warga Inggris mengawasi latar belakang pejabat keturunan Arab atau beragama Islam. Ormas ini bahkan sudah punya sayap militer yang memiliki kamp pelatihan sendiri di Snowdonia.
Di luar itu, Mair memiliki riwayat ganggan jiwa. Para tetangganya menyebut bahwa Thomas jarang sekali menerima tamu ataupun keluar rumah selama 20 tahun terakhir.
"Kakak saya sebetulnya tidak suka kekerasan dan tidak punya pandangan politik tertentu," kata Scott.
Salah satu tetangga, Kathleen Cooke, juga terkejut Thomas melakukan serangan mematikan kepada seorang anggota parlemen. "Saya tidak pernah mendengar pandangan politiknya mengenai Eropa," kata Cooke.
Penembakan ini menurut polisi sudah direncanakan. Pelaku menunggu Cox datang ke lokasi tempat berkumpulnya warga, kemudian menyerangnya. Cox dan Thomas sempat bergumul, sebelum akhirnya pria itu menembak sang politikus 41 tahun tiga kali.
Ada dugaan Cox dibunuh karena sangat vokal menyerukan agar Inggris bertahan di Uni Eropa. Referendum tentang status Britania Raya dalam Zona Euro, sering disebut 'Brexit', digelar pada 23 Juni mendatang.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Turki merupakan salah satu negara yang masyarakatnya mayoritas muslim. Tradisi mudik di Turki untuk merayakan Idul Fitri yang biasa disebut 'Seker Bayram'.
Baca SelengkapnyaIndia Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
Baca SelengkapnyaJelang Pemilu, India Terapkan Undang-undang 'Anti-Muslim'
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Para peneliti di India baru-baru ini menemukan seekor katak hidup dengan jamur kecil tumbuh di sisi tubuhnya. Yuk, simak penjelasannya!
Baca SelengkapnyaSebuah organisasi besar yang berhaluan Syafii Asy'ari ini berubah menjadi partai politik golongan kaum tua untuk menandingi gencarnya gerakan kaum muda.
Baca SelengkapnyaWanita ini memimpin 30 perempuan dalam pertempuran melawan Belanda.
Baca SelengkapnyaBulan lalu, aktivis sayap kanan Belanda melakukan pembakaran Alquran.
Baca SelengkapnyaJangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca SelengkapnyaMunir berharap agar masyarakat tetap damai dan rukun meskipun memiliki perbedaan pilihan politik.
Baca Selengkapnya