Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pelajar AS bertaruh nyawa, ini 5 penembakan terparah di sekolah

Pelajar AS bertaruh nyawa, ini 5 penembakan terparah di sekolah Penembakan di kampus Umpqua AS. ©AFP PHOTO/The News-Review

Merdeka.com - Penembakan kembali terjadi di sebuah kampus di Amerika Serikat. Akibat penembakan ini, Presiden AS Barack Obama, menyesalkan terjadinya kasus penembakan massal itu.

Pasalnya, kasus penembakan tak hanya sekali terjadi di sekolah di Amerika Serikat. Obama mengatakan penembakan massal di kawasan pendidikan terbukti akan selalu berulang saban tahun.

Dia mengatakan kepemilikan senjata secara bebas di Amerika Serikat memicu penembakan ini terjadi. Obama mengecam tiap anggota legislatif dan pelobi industri, yang selalu menghalangi upaya membatasi peredaran senjata api.

"Kejadian seperti ini telah menjadi rutinitas. Kita bisa berbuat sesuatu buat mengatasinya, tapi untuk itu kita wajib lebih dulu mengubah hukum (kepemilikan senjata)," kata Obama.

Obama sudah 14 kali berpidato, mendesak Senat maupun DPR Amerika mengubah sikapnya terkait pembatasan senjata api. Presiden tidak punya wewenang mengamandemen UU yang menyatakan setiap warga AS berhak mempersenjatai dirinya sendiri. Pendukung utama liberalisasi senjata api adalah golongan konservatif dari Partai Republik, oposisi Obama.

Berikut lima penembakan massal terheboh yang terjadi di Amerika Serikat:

Penembakan massal di University of Texas 1966

Penembakan yang terjadi pada 1 Agustus 1966 di University of Texas di Austin ini disebut-sebut sebagai peristiwa pembantaian paling brutal. Charles Joseph Whitman, mahasiswa jurusan kelautan menjadi tersangka kasus ini.

Whitman sebelumnya dikeluarkan dari universitas tersebut. Pada hari insiden itu terjadi, dia memasuki menara gedung utama kampus tersebut, dengan tujuh senjata tajam dan senjata api yang sudah diisi penuh dengan peluru.

Pertama dia membunuh resepsionis dan dua orang lain di menara, lalu dia menembak secara acak.

Pria ini akhirnya ditembak polisi lantaran tak bisa menghentikan aksi brutalnya. Dari insiden ini, 18 orang tewas sementara 30 lainnya luka-luka.

Penembakan massal di Columbine High School 1999

Pada 20 April 1999, 15 orang di Sekolah Menengah Kolombia tewas lantaran terkena bahan peledak yang ditembak dari kejauhan oleh Eric Harris dan Dylan Klebold. Dua orang ini merupakan siswa dari sekolah tersebut.

Eric dan Dylan pada hari itu memasuki kafetaria dan meninggalkan tas ransel berisi dua bahan peledak yang telah diimprovisasi. Mereka kemudian keluar ke mobil yang telah diparkirkan.

Namun sayang bom-bom itu tidak meledak. Akhirnya keduanya menembak bom tersebut dari mobil dengan senjata api yang mereka miliki.

Mereka juga menembak secara acak siapa pun yang ada di depan mata mereka.

Di antara 15 yang tewas, salah satunya merupakan pelaku. Sementara itu, 23 orang lainnya terluka parah.

Penembakan massal di Virginia Tech 2007

Insiden penembakan 16 April 2007 ini dilakukan mahasiswa senior Virginia Tech, Cho Seung Hui. Dia memiliki senjata api yang diberinya secara legal di kampus.

Dia kemudian langsung menyoba senjata api yang dibelinya dengan menembak dua orang di asrama. Dua setengah jam kemudian dia memasang rantai dan mengunci beberapa pintu keluar di sebuah bangunan kelas di kampus itu, dan menembak brutal siswa di dalam kelas serta di lorong.

Sebanyak 33 orang tewas akibat insiden ini. Seung Hui rupanya punya penyakit jiwa. Dia dinyatakan sakit jiwa pada tahun 2005.

Penembakan massal di SD Sandy Hook pada 2012

Pada 14 Desember 2012, seorang pria berpakaian hitam dan bersenjatakan dua pistol memasuki Sekolah Dasar Sandy Hook di Newtown, Connecticut, Amerika Serikat. Insiden penembakan ini menewaskan 27 orang, termasuk 20 anak-anak.

Penembak bernama Adam Lanza, berumur 20. Usai menembaki para siswa, dia juga menembaki dirinya sendiri. Sebelum melakukan penembakan di sekolah, pria ini menembaki ibunya sendiri di rumah mereka.

Sementara itu, pacar Lanza dan teman-temannya juga dilaporkan hilang di New Jersey. Diduga Lanza juga membunuh mereka di sana.

Oleh kakaknya, Ryan Lanza, Adam dituduh memiliki gangguan kejiwaan.

Penembakan massal di Oregon College 2015

Tragedi penembakan kembali terjadi di Amerika Serikat. Insiden terjadi di kampus Umpqua Community College di kota Roseburg, Negara Bagian Oregon, Kamis (1/10), pukul 10.30 waktu setempat. Sejauh ini korban tewas dilaporkan mencapai 10 orang, melukai tujuh orang lainnya.

The New York Times melaporkan, Jumat (2/10), pelaku dilaporkan remaja berusia 26. Saat menjalankan aksinya, pelaku, disebut-sebut bernama Chris Harper Mercer, sempat menanyakan agama para korban.

Hal itu dijelaskan saksi Kortney Moore (18) yang selamat dari maut. "Dia sempat meminta orang-orang di sekitarnya berdiri lalu mengatakan agama mereka. Setelah itu dia mulai menembak," ujarnya.

Sheriff Douglas County, John Hanlin, mengatakan pelaku tewas dua jam setelah menjalankan aksi kejinya karena baku tembak dengan aparat. Dia khawatir jumlah korban tewas bisa bertambah. "(10 tewas) adalah informasi paling akurat yang dapat kami berikan sejauh ini," kata Hanlin.

Chris menembak mati mahasiswa dan dosen yang berada di dua gedung berbeda. Awalnya pelaku menyambangi kelas bahasa Inggris di Gedung Snyder, Kampus Umpqua. Terdengar tembakan, mengenai dosen perempuan paruh baya yang hendak menutup pintu kelas.

Seorang mahasiswa yang sedang mengikuti pelajaran, Cassandra Welding (20) mengaku melihat sendiri gerak-gerik Chris sebelum beraksi. "Tadinya dia hanya berdiri saja di luar kelas, saya menyadari ada yang tidak beres sampai dia mulai menembak."

Selanjutnya, pelaku bergerak ke kawasan Fakultas MIPA. Korban paling banyak berjatuhan di sana.

Polisi kini berusaha menyelami motif Chris. Dia diduga kuat sempat bercakap-cakap di jejaring sosial, menanyakan pendapat orang-orang bagaimana bila dia melakukan penembakan massal di kampus. Bila akun itu benar milik Chris, maka dia terinspirasi kasus penembakan di Universitas California pada 2014 yang menewaskan tujuh orang termasuk pelaku.

(mdk/ard)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat
Pernah Dilarang Sekolah karena Namanya Dianggap Tak Keren, Pria Nganjuk Ini Berhasil Jadi Dokter yang Dicintai Masyarakat

Namanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda

Baca Selengkapnya
Tak Mau Diajak Bolos Sekolah hingga Kerap Diejek Temannya, Alasan Pelajar Ini Tuai Pujian Warganet
Tak Mau Diajak Bolos Sekolah hingga Kerap Diejek Temannya, Alasan Pelajar Ini Tuai Pujian Warganet

Meski kerap di-bully oleh temannya karena tak mau bolos sekolah, pria ini ungkap alasannya.

Baca Selengkapnya
Sempat Putus Sekolah hingga Berjualan Rokok dan Koran, Mantan Panglima ABRI Ini Terkenal Jujur Bersahaja
Sempat Putus Sekolah hingga Berjualan Rokok dan Koran, Mantan Panglima ABRI Ini Terkenal Jujur Bersahaja

Sosoknya bukan orang ambisius yang menghalalkan segala cara demi mendapat jabatan

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pria Ini Lahir di Pinggir Kali, Rumahnya Digusur Pemda Tanpa Pemberitahuan Namun Kini Jadi Presiden
Pria Ini Lahir di Pinggir Kali, Rumahnya Digusur Pemda Tanpa Pemberitahuan Namun Kini Jadi Presiden

Langkah mereka gontai melihat kenyataan itu, mau tak mau pindah ke sepetak tanah di lokasi baru pemberian Pemda. Tanpa ganti rugi atas penggusuran tersebut.

Baca Selengkapnya
10 Hal yang Harus Bisa Dilakukan Anak Sebelum Mulai Bersekolah
10 Hal yang Harus Bisa Dilakukan Anak Sebelum Mulai Bersekolah

Sebelum mulai bersekolah ada hal yang harus dipersiapkan orangtua agar bisa dilakukan anak.

Baca Selengkapnya
Layaknya Sekolah Betulan, Begini Situasi Sekolah Khusus Burung Murai di Cilacap yang Muridnya Datang dari Berbagai Daerah
Layaknya Sekolah Betulan, Begini Situasi Sekolah Khusus Burung Murai di Cilacap yang Muridnya Datang dari Berbagai Daerah

Para pemilik burung rela jauh-jauh mengirim hewan peliharaannya demi bisa sekolah di sini

Baca Selengkapnya
Jokowi Ajak Seluruh Santri dan Pelajar Gunakan Hak Pilih di Pemilu 2024
Jokowi Ajak Seluruh Santri dan Pelajar Gunakan Hak Pilih di Pemilu 2024

Jokowi ingin para santri dan pelajar menggunakan hak pilihnya dengan baik.

Baca Selengkapnya
Asik Berbaring di Rel, Kaki Remaja Putus Dilindas Kereta Api
Asik Berbaring di Rel, Kaki Remaja Putus Dilindas Kereta Api

Kejadian ini menjadi pelajaran bagi warga lainnya agar waspada beraktivitas di sekitar rel.

Baca Selengkapnya
Reaksi Anies Dua Pengancamnya Ditangkap Polisi
Reaksi Anies Dua Pengancamnya Ditangkap Polisi

Anies mengatakan, penangkapan pelaku pengancaman tersebut setidaknya memberikan pelajaran kepada siapa saja yang melakukan hal serupa.

Baca Selengkapnya