Merdeka.com - Tujuh warga Arab Saudi yang terlibat dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi adalah anggota dari pasukan elit yang bertugas melindungi Putera Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman (MBS). Demikian menurut laporan intelijen AS yang dirilis Jumat lalu. Harian the New York Times memiliki catatan bahwa pasukan itu mempunyai tugas khusus untuk membungkam para pengkritik pemerintah baik di dalam maupun di luar negeri setelah mewawancarai sejumlah pejabat AS yang sudah membaca laporan intelijen.
Peran dari satuan tugas yang bernama Pasukan Reaksi Cepat (RIF) dalam pembunuhan Khashoggi ini membuat intelijen AS memahami bawah Pangeran MBS memberi izin operasi pembunuhan itu.
"Anggota RIF tidak akan terlibat dalam pembunuhan itu tanpa sepengetahuan sang putera mahkota, kata laporan intelijen AS, seperti dilansir laman the New York Times, Minggu (28/2).
Pasukan ini "dibentuk untuk melindungi sang putera mahkota dan hanya mematuhi perintahnya" kata laporan tersebut pada Jumat lalu dan Kementerian Keuangan AS menyatakan pasukan RIF itu mendapat sanksi ekonomi karena terlibat dalam pembunuhan Khashoggi.
Seperti apa sebetulnya pasukan pemburu para aktivis itu?
Pembunuhan Khashoggi menjadi salah satu operasi paling mengerikan dari pasukan elit ini. RIF mulai beroperasi sejak 2017, tahun ketika Pangeran MBS menyingkirkan pesaingnya untuk merebut posisi putera mahkota.
Menurut pejabat AS, pasukan RIF sudah menjalankan sejumlah operasi di dalam dan luar negeri--termasuk merepatriasi atau memulangkan warga Saudi dari luar negara Arab. Pasukan ini juga terlibat dalam penahanan dan penyiksaan sejumlah aktivis perempuan yang menyerukan larangan perempuan mengemudi dicabut. Salah satu dari mereka adalah Loujan al-Hathloul yang dipenjara pada 2018 dan dibebaskan bulan lalu.
Pejabat AS juga mengatakan, seorang perempuan yang ditahan oleh RIF, seorang dosen, pernah mencoba bunuh diri pada 2018 karena mendapat penyiksaan psikologis. Sejumlah tahanan ditempatkan di dalam sebuah istnawa mewah milik Pangeran MBS dan ayahnya, Raja Salman.
Pasukan ini cukup banyak tugasnya, pada Jui 2018, pemimpin pasukan ini mengajukan pertanyaan kepada penasihat Pangeran MBS, apakah pasukan RIF akan mendapat bonus Idul Fitri. Demikian menurut laporan pejabat AS yang membaca laporan intelijen itu.
Pasukan ini diawasi oleh Saud-al Qahtani, salah satu penasihat Pangeran MBS yang bertugas menjadi pemantau media Kerajaan. Salah satu tugas al-Qahtani adalah mengerahkan sekelompok pasukan dunia maya untuk membungkam suara para pengkritik kerajaan seperti Khashoggi. Laporan intelijen AS mengutip pernyataan al-Qahtani yang mengatakan dia "tidak mengambil keputusan tanpa persetujuan sang putera mahkota."
Pejabat AS mengatakan komandan lapangan dari pasukan RIF adalah Maher Abdulaziz Mutreb, pejabat intelijen yang kerap bepergian ke luar negeri dengan Pangeran MBS. Anggota pasukan RIF lainnya adalah Thaar Ghaleb al-Harbi, bekas pengawal kerajaan yang pada 2017 mendapat gelar kehormatan ketika terjadi penyerangan terhadap salah satu istana Pangeran MBS.
Laporan intelijen AS menyebut ketiga nama di atas sebagai anggota dari 21 personel yang "berperan atau bertanggung jawab dalam pembunuhan Jamal Khashoggi" atas nama Pangeran MBS.
Pemerintah Saudi sejak awal membantah keterlibatan Pangeran MBS dalam pembunuhan Khashoggi dan mengadili delapan orang atas peristiwa itu. Pemerintah Saudi tidak pernah merilis delapan nama itu.
September tahun lalu pengadilan Saudi mengumumkan lima dari delapan orang itu dihukum penjara 20 tahun dan tiga lainnya mendapat hukuman lebih ringan. Sebagian terdakwa awalnya mendapat vonis hukuman mati tapi hukuman itu dicabut karena salah satu putera Khashoggi mengumumkan dia dan saudaranya sudah memaafkan para pembunuh ayahnya.
Belum diketahui apakah anggota RIF ada yang diadili atau dihukum, namun pemerintah Saudi mengumumkan al-Qahtani sudah dibebaskan lantaran jaksa mengatakan tidak ada cukup bukti untuk mengadilinya dalam kasus pembunuhan Khasoggi. [pan]
Baca juga:
AS Larang Masuk 76 Warga Saudi karena Terlibat Pembunuhan Khashoggi
Saudi Tolak Laporan Intelijen AS yang Sebut Pangeran MBS Setujui Pembunuhan Khashoggi
Laporan Intelijen AS: Pangeran Muhammad Bin Salman Setujui Pembunuhan Khashoggi
AS Segera Rilis Laporan Pembunuhan Jamal Khashoggi yang Sebut Pangeran MBS Terlibat
Dokumen Rahasia Ungkap Pembunuh Jamal Khashoggi Gunakan Pesawat Perusahaan Sitaan MBS
Hatice Cengiz Gugat Pangeran Muhammad Bin Salman Atas Pembunuhan Jamal Khashoggi
Arab Saudi Batalkan Hukuman Mati Bagi Terpidana Pembunuhan Jamal Khashoggi
Pejabat PBB Sebut Pangeran MBS Tersangka Utama Pembunuhan Jamal Khashoggi
Putra Jamal Khashoggi Maafkan Pembunuh Ayahnya
Advertisement
Wanita Ini Jatuh di Atas Tanaman Paling Mematikan di Dunia, Lalu Ini yang Terjadi
Sekitar 11 Jam yang laluMesir Temukan Makam dan Bengkel Kuno Terbaru di Dekat Kairo, Begini Isinya
Sekitar 12 Jam yang laluAir Kanal Venesia Berubah Hijau, Penyebabnya Masih Misterius
Sekitar 13 Jam yang laluTengkorak Vampir Perempuan Ditemukan, Ada Arit Melingkar di Leher dan Gembok di Kaki
Sekitar 14 Jam yang laluAda Banyak Kota Tertua di Dunia, Tapi yang Satu Ini Masih Dihuni Sampai Kini
Sekitar 16 Jam yang laluPeneliti Kaget Peti Mati Kosong Berusia 2.500 Tahun Berisi Tulang Manusia
Sekitar 17 Jam yang laluPemilu Wali Kota Spanyol Hanya Berlangsung 30 Detik, Ini Sebabnya
Sekitar 17 Jam yang laluPeternak Ini Tewas Diterkam 40 Ekor Buaya Peliharaannya
Sekitar 18 Jam yang laluArkeolog Temukan Rumah Zaman Besi, Ungkap Kehidupan Sosial Masyarakat di Zaman Kuno
Sekitar 20 Jam yang laluMahasiswa "Terlelet" di Dunia Ini Akhirnya Wisuda Setelah Kuliah Selama 54 Tahun
Sekitar 21 Jam yang laluMahfud MD Jawab Tudingan Pemerintah Lambat Selesaikan Kasus Hukum
Sekitar 9 Jam yang laluSurvei Populi Center: Citra Polri Mulai Membaik Pascakasus Ferdy Sambo
Sekitar 11 Jam yang laluKompolnas soal Ancaman Pidana Penyebar Video WNA Nakal: Itu Ajak Warga Jaga Kantibmas
Sekitar 13 Jam yang laluVIDEO: Kapolda Pastikan Mario Dandy Tersangka Pencabulan AG, Hukuman Makin Berat
Sekitar 16 Jam yang laluSurvei Populi Center: Citra Polri Mulai Membaik Pascakasus Ferdy Sambo
Sekitar 11 Jam yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 5 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluMenakar Peluang Kasasi Diajukan Putri Candrawathi, Mengurangi atau Perberat Hukuman?
Sekitar 5 Hari yang laluMembaca Peluang Ferdy Sambo Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluSekuat Tenaga Ferdy Sambo Ingin Lolos dari Hukuman Mati
Sekitar 6 Hari yang laluFerdy Sambo, Putri Candrawathi dan Kuat Maruf Ajukan Kasasi ke MA
Sekitar 1 Minggu yang laluIntip Liburan Ronny Talapesy Pengacara Bharada E di Luar Negeri, Sosok Istri Disorot
Sekitar 1 Bulan yang laluPermohonan Banding Kandas, Ricky Rizal Tetap Dihukum 13 Tahun Penjara
Sekitar 1 Bulan yang laluFerdy Sambo Tak Hadir di Sidang Putusan Banding Vonis Mati
Sekitar 1 Bulan yang laluIndonesia Kirim 1,5 Juta Dosis Vaksin Pentavalent untuk Nigeria, Nilainya Rp30 Miliar
Sekitar 1 Hari yang laluVaksin Influenza pada Ibu Hamil Bisa Berikan Kekebalan Tubuh pada Janin
Sekitar 4 Hari yang laluPersis Solo Mulai Bermain Kode Jelang Liga 1 Bergulir, Sinyal Umumkan Empat Pemain Baru?
Sekitar 25 Menit yang laluAdvertisement
Advertisement
Dicky Budiman
Peneliti dan Praktisi Global Health Security Griffith University AustraliaMemaknai Pencabutan Status Darurat Kesehatan Masyarakat Covid-19
AM Hendropriyono
Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara
Ingatlah untuk menjaga komentar tetap hormat dan mengikuti pedoman komunitas kami