Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Pasukan Elite Grup Alpha Rusia yang Paling Ditakuti di Timur Tengah

Mengenal Pasukan Elite Grup Alpha Rusia yang Paling Ditakuti di Timur Tengah Pasukan komando Grup Alpha Rusia. ©wikipedia.org

Merdeka.com - Rezim Bashar Al Assad hingga kini masih bertahan di Suriah meski perang saudara dan sebelumnya gempuran ISIS mengganggu kekuasaannya. Salah satu pendukungnya adalah Rusia dan milisi Islam Libanon, Hizbullah yang menjadi sekutu dekat Presiden Assad dalam konflik tersebut.

Meski begitu, hubungan mereka tidak selalu ramah karena Rusia dan Hizbullah pernah berseteru. Ada peran pasukan Komando Grup Alpha, pasukan yang kiprahnya ditakuti di kawasan timur tengah.

Sejarah keduanya berawal ketika anggota Hizbullah menculik empat diplomat Rusia pada tahun 1985, membunuh salah seorang dari mereka. Rusia kemudian mengirim Grup Alpha bentukan dinas intelijen Uni Soviet, KGB, untuk menangani situasi tersebut.

Grup Alpha adalah bagian jaringan mata-mata, sebagian tim kontraterorisme, sebagian pasukan komando dengan profil yang menakutkan.

Seperti dikutip dari tulisan di The National Interest yang dilansir dari Yahoo News, Kamis (4/6), kiprah Grup Alpha pertama kali terkenal karena memimpin serangan terhadap istana kepresidenan di Kabul selama fase awal invasi Rusia ke Afghanistan pada tahun 1979. Sepanjang tahun 1980-an dan 90-an, para anggotanya berpartisipasi dalam beberapa pemberitaan tentang pemberontakan teroris, pemberontak dan penculik yang dipublikasikan dengan tinggi.

Ketika KGB dan bagian-bagian militer Soviet berusaha melakukan kudeta pada tahun 1990, anggota-anggota Grup Alpha diberi tugas untuk mengamankan parlemen di Moskow dan menetralisir presiden Boris Yeltsin yang saat itu menjabat.

Grup Alpha selamat dari keruntuhan Uni Soviet dan saat ini beroperasi di bawah naungan FSB, lembaga intelijen rusia penerus KGB. Namun konfrontasinya dengan Hizbullah selama krisis penyanderaan di Lebanon tetap menjadi salah satu operasi yang paling banyak dibicarakan, dan sangat brutal.

Teror Olimpiade Munich

KGB menciptakan Grup Alpha - atau Spetsgruppa A — pada tahun 1974 sebagai respons terhadap serangan September Hitam di Olimpiade Munich dua tahun sebelumnya.

Delapan teroris yang terkait dengan Front Pembebasan Palestina telah menyusup ke Perkampungan Atlet Olimpiade, membunuh dua atlet Israel dan menyandera beberapa orang lainnya. Polisi Jerman Barat gagal dalam upaya penyelamatan di bandara NATO beberapa jam kemudian. Sembilan orang Israel tewas di sana, bersama dengan lima dari teroris dan seorang perwira polisi Jerman Barat.

Grup Alpha terbentuk setelah kegagalan tersebut. Tetapi kelompok itu dengan cepat mengambil peran yang lebih luas daripada sekadar pasukan kontraterorisme.

Menyerbu Afghanistan

Ketika Uni Soviet menyerbu Afghanistan pada tahun 1979, Grup Alpha dan Grup Zenith KGB, unit pasukan khusus lainnya, memimpin kontingen 700 tentara dalam serangan di Istana Tajbeg di Kabul, menurut David Cox dalam bukunya 'Close Protection: The Politics of Guarding Russia's Rulers'.

Pasukan itu masuk ke Afghanistan dengan menyamar sebagai pasukan yang ditugaskan untuk melindungi kedutaan Rusia. Serangan di Istana Tajbeg pada 27 Desember 1979 adalah fase pertama invasi Soviet. Presiden Afghanistan Hafizullah Amin menjadi tuan rumah pesta di istana malam itu. Sejumlah tamu sipil dan penghuni istana, termasuk wanita dan anak-anak, hadir ketika serangan dimulai.

Seorang perwira pasukan khusus yang berpartisipasi dalam serangan itu mengatakan kepada BBC pada 2009 bahwa para perwira yang bertugas memerintahkan prajurit untuk membunuh semua orang di gedung itu dalam sebuah serangan yang berlangsung hanya setengah jam.

"Saya adalah seorang prajurit Soviet," kenang Rustam Tursunkulov.

"Kami dilatih untuk menerima perintah tanpa pertanyaan. Saya berada di pasukan khusus- ini adalah pekerjaan terburuk," kenangnya.

Seorang Afghanistan bernama Najiba berada di dalam istana ketika Soviet datang. Dia baru berusia 11 tahun saat itu. "Hal-hal yang saya lihat," kata Najiba kepada BBC. "Ya Tuhan - orang-orang di lantai. Saya melihat seseorang ... seperti adegan dari film mimpi buruk, banyak mayat."

"Tolong cobalah untuk memahami bahwa ketika ada pertempuran yang terjadi, sulit untuk mengetahui ada anak-anak di sana," Tursunkulov menjelaskan. "Dalam pasukan apa pun harus ada seseorang yang akan melakukan tugas paling keras dan paling mengerikan. Sayangnya, ini bukan tentara, tetapi politisi yang membuat perang," tuturnya.

Putra Amin yang berusia 11 tahun tewas dalam serangan di istana, dan Amin sendiri meninggal dalam aksi itu atau segera sesudahnya - mungkin dieksekusi. Menurut Tursunkulov, mayat semua orang yang tewas di istana dibungkus karpet dan dimakamkan di dekatnya tanpa upacara.

Grup Alpha terus memimpin upaya KGB dalam kontraterorisme domestik dan kontraintelijen sepanjang 1980-an. Unit ini menargetkan agen dan operasi CIA dan memimpin serangan terhadap para pembajak Penerbangan Aeroflot 6833 di Tbilisi, Georgia pada tahun 1983. Mereka membunuh tiga pembajak dan menangkap sisanya, tetapi kehilangan lima sandera.

Keterlibatan kelompok itu dalam krisis sandera 1985 di Lebanon yang membuat Grup Alpha mendapatkan reputasi internasional sebagai unit anti-teror yang ganas tetapi diakui efektif.

Lawan Hizbullah

Pada 20 September 1985, Organisasi Pembebasan Islam, bagian dari Hizbullah, menculik empat diplomat Rusia di Beirut. Sebuah pesan dari para teroris "memperingatkan bahwa empat tawanan Soviet akan dieksekusi, satu per satu, kecuali Moskow menekan milisi pro-Suriah untuk menghentikan penembakan posisi yang dipegang oleh milisi fundamentalis pro-Iran di kota pelabuhan Tripoli di Libanon utara," menurut sebuah laporan oleh Jack McKinney dari Philadelphia's Daily News.

Moskow awalnya berusaha membuka saluran komunikasi dengan harapan menegosiasikan pembebasan sandera. Tetapi setelah para penculik mengeksekusi salah satu dari Rusia, Moskow mengirim Grup Alpha.

Para sandera yang tersisa dibebaskan dalam beberapa minggu kemudian, yang mengejutkan jurnalis, mengingat banyak sandera yang ditahan di Lebanon ditahan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Brigadir Jenderal Ghazi Kanaan, kepala intelijen untuk pasukan Suriah di Libanon pada saat itu mendapat pujian karena disebut yang mengatur pembebasan tawanan Rusia.

"Wartawan Barat melaporkan bahwa para penculik dipaksa untuk membebaskan para sandera karena pencarian blok-ke-blok oleh milisi pro-Suriah mendekati mereka," tulis McKinney.

Namun, menurut sumber-sumber Israel yang dikutip dalam Daily News, sebenarnya KGB yang menegosiasikan pembebasan tersebut. Dalam tulisan 'Hezbollah: The Global Footprint of Lebanon’s Party of God' Matthew Levitt mengkonfirmasi peran Grup Alpha dan operasi KGB di balik pembebasan sandera.

"KGB menculik seorang kerabat kepala organisasi yang mengambil sandera, memotong telinga kerabat, dan mengirimkannya ke keluarganya. Di tempat lain, unit Alpha menculik salah satu saudara lelaki penculik, dan mengirim dua jarinya pulang ke keluarganya dalam amplop terpisah," tulis Levitt.

"Masih ada versi lain yang membuat para agen Soviet menculik selusin penganut Syiah, salah satunya adalah kerabat seorang pemimpin Hizbullah. Kerabat itu dikebiri dan ditembak di kepala, dan tubuhnya dikirim ke Hizbullah dengan sepucuk surat yang menjanjikan nasib yang sama untuk 11 tawanan Syiah lainnya jika ketiga sandera Soviet tidak dibebaskan."

Rusia memiliki kebijakan yang sudah lama menargetkan para anggota keluarga teroris. Laporan dugaan tindakan Grup Alpha di Beirut konsisten dengan tradisi ini.

Kisah Beirut bisa dibilang merupakan operasi Grup Alpha yang paling sensasional. Namun unit ini terus memainkan peran penting dalam upaya militer, intelijen, dan kontraterorisme Soviet dan Rusia.

Padamkan Gerakan Separatis

Peran Grup Alpha juga terekam saat sebuah detasemen Lithuania dari Grup Alpha berusaha untuk memadamkan gerakan pemisahan diri di sana pada Januari 1991. Aksi mereka menewaskan 14 warga sipil dan melukai ratusan lainnya ketika mereka merebut menara televisi Vilnius.

Belakangan pada tahun yang sama, perwira Grup Alpha disebut menyerbu parlemen Rusia dalam kudeta terhadap Presiden Soviet Mikhail Gorbachev. Mereka diarahkan untuk menangkap presiden Federasi Rusia Boris Yeltsin - atau untuk membunuhnya jika tampaknya ia akan melarikan diri.

Sebanyak 20 anggota Grup Alpha menolak perintah itu, menunda misi cukup lama untuk kudeta runtuh.

Baru-baru ini, unit kontraterorisme terlibat dalam mengakhiri krisis sandera di sekolah Beslan di Ossetia Utara pada tahun 2004. Selama pertempuran antara Grup Alpha dan puluhan teroris, 330 orang tewas, termasuk 186 anak-anak.

Komando Grup Alpha dikritik karena mereka menggunakan kekuatan berlebihan secara sembrono di Beslan, catat Glenn Peter Hastedt di Spies, Wiretaps, dan Operasi Rahasia. Presiden Rusia Vladimir Putin membela operator khusus, mengatakan mereka tidak berencana menyerbu sekolah dan melakukannya hanya setelah laporan bahwa para teroris telah mulai mengeksekusi anak-anak di dalam. Ada juga laporan pertempuran Grup Alpha dalam perang saudara di Ukraina.

(mdk/bal)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Detik-detik Konvoi Kendaraan Lapis Baja Israel Dirudal Brigade Al Qassam Hingga Hangus Terbakar, Tentara yang Selamat Lari Terbirit-birit

Detik-detik Konvoi Kendaraan Lapis Baja Israel Dirudal Brigade Al Qassam Hingga Hangus Terbakar, Tentara yang Selamat Lari Terbirit-birit

Sebuah video memperlihatkan kendaraan tentara lapis baja milik Israel yang sedang konvoi tiba-tiba dirudal oleh Brigade Al-Qassam hingga hangus terbakar.

Baca Selengkapnya
Intelijen AS Peringatkan Israel Tidak Akan Menang Lawan Hizbullah karena Alasan Ini

Intelijen AS Peringatkan Israel Tidak Akan Menang Lawan Hizbullah karena Alasan Ini

Intelijen AS Peringatkan Israel Tidak Akan Menang Lawan Hizbullah

Baca Selengkapnya
Israel Mau Balas Iran, Presiden Rusia Vladimir Putin Langsung Bereaksi

Israel Mau Balas Iran, Presiden Rusia Vladimir Putin Langsung Bereaksi

Sebagai salah satu sekutu dekat Iran, Rusia tak tinggal diam atas rencana balasan Israel.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Rekaman Serangan Mematikan Brigade Al-Qassam ke Tentara Israel, Tank Merkava Hancur Dijebak Ranjau

Rekaman Serangan Mematikan Brigade Al-Qassam ke Tentara Israel, Tank Merkava Hancur Dijebak Ranjau

Pertempuran antara para pejuang Hamas Palestina melawan agresi militer Israel di Gaza masih terus berlangsung.

Baca Selengkapnya
120 Anggota TNI Dikirim ke Lebanon, 1 Orang Perwira Anak Jenderal Eks Komandan Pasukan Elite TNI AL

120 Anggota TNI Dikirim ke Lebanon, 1 Orang Perwira Anak Jenderal Eks Komandan Pasukan Elite TNI AL

Sosok perwira anak eks komandan pasukan elite TNI AL yang diberangkatkan ke Lebanon jalankan misi perdamaian.

Baca Selengkapnya
Jurnalis Yahudi Blak-blakan Akui Brigade Al-Qassam Tak Takut Mati, Beda dengan Tentara Israel yang Ketakutan

Jurnalis Yahudi Blak-blakan Akui Brigade Al-Qassam Tak Takut Mati, Beda dengan Tentara Israel yang Ketakutan

Militer Israel diduga kalah berani dengan Brigade Al-Qassam waktu bertempur. Begini ulasannya.

Baca Selengkapnya
Putin Hadiahi Kim Jong-un Mobil Mewah Buatan Rusia, Berlapis Baja dan Bisa Berenang

Putin Hadiahi Kim Jong-un Mobil Mewah Buatan Rusia, Berlapis Baja dan Bisa Berenang

Putin Hadiahi Kim Jong-un Mobil Mewah Buatan Rusia, Berlapis Baja dan Bisa Berenang

Baca Selengkapnya
Militer Israel Hancurkan Tank Mereka di Gaza Hingga Tewaskan Tentara Sendiri, Begini Kronologinya

Militer Israel Hancurkan Tank Mereka di Gaza Hingga Tewaskan Tentara Sendiri, Begini Kronologinya

Insiden ini terjadi ketika pasukan Brigade Al-Qassam berkonfrontasi dengan tentara Israel.

Baca Selengkapnya
Bantah Sindiran Anies, Airlangga Tegaskan Indonesia Dianggap Leader Negara di Selatan

Bantah Sindiran Anies, Airlangga Tegaskan Indonesia Dianggap Leader Negara di Selatan

Presiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.

Baca Selengkapnya