Mengaku Jadi Mata-Mata, Dua Warga Iran Ditangkap di AS
Merdeka.com - Ahmadreza Mohammadi-Doostdar (39), pemegang kewarganegaraan AS dan Iran, dan Majid Ghorbani (60), warga Iran dan penduduk, mengakui tuduhan mata-mata dan mengumpulkan informasi identitas warga AS yang menjadi anggota kelompok pembangkang Iran Mujahedin-e Khalq (MEK).
Pada 8 Oktober lalu, Doostdar mengajukan pledoi atas tuduhan sebagai agen pemerintah Iran tanpa memberi tahu Jaksa Agung dan tuduhan konspirasi. Pada 4 November 2019, Ghorbani mengajukan pledoi atas satu tuduhan melanggar Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional, dan Peraturan Transaksi dan Sanksi Iran.
"Pemerintah Iran pikir bisa lolos dengan memata-matai individu-individu di Amerika Serikat dengan mengirim salah satu agennya ke sini," kata Jessie K. Liu, Jaksa Amerika Serikat untuk Distrik Columbia, dilansir dari situs resmi pemerintah AS. justice.gov, Rabu (6/11).
"Kasus ini menyoroti upaya kami untuk mengejar mereka yang mengancam keamanan nasional dan pemerintah asing yang menargetkan orang-orang AS," lanjutnya.
"Dua orang ini mengaku melawan hukum dan bertindak atas nama pemerintah Iran mengumpulkan informasi berkaitan dengan aktivitas penduduk Iran di negara kita. Tindakan FBI dalam kasus ini menggambarkan keseriusan kami dalam melindungi warga Amerika dan menegakkan konstitusi," jelas Direktur Asisten Eksekutif Cabang Keamanan Nasional FBI, Jay Tabb .
"FBI akan terus menyelidiki secara agresif kegiatan ilegal yang mengancam sesama warga negara kami dan hak-hak mereka yang dilindungi secara konstitusional, dan kami tidak akan mentolerir kegiatan semacam itu yang dilakukan oleh pemerintah Iran atau agen-agennya," lanjutnya.
Kronologi Perjalanan Mata-mata ke AS
Sebagai bagian dari pledoinya, Doostdar mengakui di bawah sumpah bahwa dia melakukan perjalanan ke Amerika Serikat dari Iran tiga kali untuk bertemu Ghorbani dan untuk menyampaikan arahan tugas Ghorbani atas nama Pemerintah Iran. Sebelum kunjungan pertama ke AS, Pemerintah Iran mengidentifikasi nama Ghorbani, menunjukkan kepada Doostdar foto Ghorbani, dan memberi tahu dia di mana Ghorbani bekerja.
Selama perjalanan pertama Doostdar ke AS pada Juli 2017, Doostdar bertemu Ghorbani di tempat kerja Ghorbani. Doostdar mengakui selama percakapan berikutnya, Ghorbani mengatakan kepada Doostdar bahwa ia bersedia bekerja untuk Pemerintah Iran di AS.
Pada 20 September 2017, Ghorbani menghadiri kampanye MEK di New York City. Kampanye itu legal, termasuk warga negara AS yang mengecam rezim Iran. Pada rapat umum tersebut, Ghorbani memotret peserta kampanye, termasuk para pemimpin MEK.
Selama perjalanan kedua Doostdar ke AS sebagai bagian dari konspirasi pada Desember 2017, Doostdar bertemu Ghorbani dan mengumpulkan foto-foto kampanye MEK dari Ghorbani. Foto-foto tersebut menggambarkan para pemimpin MEK, dan termasuk catatan tulisan tangan yang mengidentifikasi individu dan daftar posisi mereka dalam kelompok tersebut. Ghorbani dan Doostdar juga membahas rencana perjalanan Ghorbani ke Iran pada bulan Maret 2018, dan Ghorbani menawarkan untuk memberikan penjelasan langsung tentang peserta kampanye selama perjalanan ini. Di bawah sumpah, Ghorbani mengaku menghadiri rapat umum MEK September 2017 dan memotret dan mengumpulkan informasi tentang peserta untuk diberikan kepada Doostdar dan akhirnya kepada pihak-pihak tertentu di Iran.
Pada bulan Desember 2017, Doostdar berangkat ke Iran membawa foto-foto dan catatan tulisan tangan dari Ghorbani. Doostdar membayar Ghorbani USD 2.000, yang diakui Doostdar berasal dari pemerintah Iran.
Pada Mei 2018, Ghorbani mendatangi kampanye MEK di Washington, D.C., di mana ia kembali mengumpulkan informasi tentang para peserta yang kritis terhadap rezim Iran. Setelah kampanye itu, Doostdar mengakui ia dan Ghorbani berbicara melalui telepon dan membahas metode yang bisa digunakan Ghorbani untuk memberikan informasi yang dikumpulkan kepada Doostdar di Iran. Lebih lanjut Doostdar mengakui selama perjalanannya ke AS, ia berkomunikasi dengan pihak dari pemerintah Iran.
Sidang putusan Doostdar dijadwalkan pada 17 Desember 2019, sementara Ghorbani pada 15 Januari 2020. Hukuman maksimal untuk konspirasi adalah 5 tahun; hukuman maksimal atas keterlibatan sebagai agen kekuatan asing 10 tahun; dan hukuman maksimal bagi yang melanggar Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional adalah 20 tahun.
Penyelidikan terhadap masalah ini dilakukan FBI Washington dan Los Angeles. Kasus ini sedang dituntut oleh Bagian Keamanan Nasional dari Kantor Kejaksaan AS Distrik Columbia dan Bagian Kontra Intelijen dan Kontrol Ekspor dari Divisi Keamanan Nasional Departemen Kehakiman.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Iran Eksekusi Empat Mata-Mata Israel, Terungkap Sedang Rencanakan Pembunuhan Pejabat
Eksekusi dilakukan hanya beberapa hari setelah Israel membunuh komandan Garda Revolusi Iran di Damaskus, Suriah.
Baca SelengkapnyaAS Minta Iran Izinkan Israel Balas Serangan Secara Simbolis Agar Tel Aviv Tidak Malu
AS Minta Iran Izinkan Israel Balas Serangan Secara Simbolis Agar Tel Aviv Tidak Malu
Baca SelengkapnyaIran Akui Serangan ke Israel Balasan Atas Penyerangan Konsultan di Suriah
Iran Akui Serangan ke Israel Balasan Atas Penyerangan Konsultan di Suriah
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perang Iran Vs Israel, Pemerintah Imbau WNI Tunda Perjalanan ke Timur Tengah
Kementerian Luar Negeri juga meminta para WNI segera menghubungi maskapai masing-masing untuk mendapatkan informasi terkini terkait penerbangan mereka.
Baca SelengkapnyaIran Batal Serang Israel dengan Rudal Jelajah Jarak Jauh Jika Syarat Ini Dipenuhi, Begini Tuntutannya
Iran berjanji membalas Israel yang menyerang konsulat Iran di Damaskus, Suriah.
Baca Selengkapnya10 Mata Uang Terlemah di Dunia, Ada Rupiah Indonesia?
Pasca serangan balasan Iran ke Israel beberapa waktu, nilai tukar dolar terus menguat dan sebaliknya sejumlah negara mengalami pelemahan mata uangnya.
Baca SelengkapnyaSerangan Israel ke Kedutaan Iran di Damaskus Tewaskan Jenderal Garda Revolusi
Serangan Israel ke Kedutaan Iran di Damaskus Tewaskan Jenderal Garda Revolusi
Baca SelengkapnyaAirlangga Minta Semua Parpol Bersatu Antisipasi Dampak Serangan Iran ke Israel
Iran meluncurkan serangan udara ke wilayah Israel pada Sabtu (13/4) malam.
Baca SelengkapnyaNegara Timur Tengah Tutup Wilayah Udara Imbas Serangan Iran, Pesawat Tak Boleh Melintas
Yordania menyatakan keadaan darurat, menurut TV berita Al-Mamlaka milik negara. Negara itu juga menutup wilayah udaranya untuk penerbangan.
Baca Selengkapnya