Kecelakaan mobil, pria kaya ini tobat & bagikan harta ke kaum miskin

Merdeka.com - Seorang pria dengan kekayaan mencapai Rp 41 miliar akhirnya menjadi seorang dermawan yang membagikan hartanya kepada kaum membutuhkan.

Mazzi Dumato, pria 38 tahun asal Damaskus, Suriah, yang tumbuh besar di Brasil dan Dubai, mengalami kecelakaan mobil beruntun ketika sedang mengendarai mobil mewah Ferrarinya yang seharga Rp 2 miliar. Akibat kejadian itu dia merasa harus menjalani titik balik dalam kehidupannya yakni dengan meninggalkan segala kemewahan dan pergi berkelana.

Dilansir dari the Sun, Kamis (30/3), pria mantan playboy itu akhirnya menemukan pasangan hidupnya, Milena, dan mendermakan hartanya kepada keluarga dan lembaga atau yayasan amal.

Dumato meraup kekayaan lewat bisnis marketing dan desain web serta real estate di Dubai. Dia kini tinggal di Amerika Latin bersama istrinya. Kini dia bertualang bersama istri memakai mobil VW butut.

Ketika istrinya mengalami kanker payudara dan harus menjalani masektomi serta transplantasi sumsum tulang belakang, dia menghabiskan biaya Rp 9,3 miliar.

Di masa pemulihan, Dumato dan Melina memutuskan membangun pusat pencegahan kanker di Florianopolis, Brasil, dan menyediakan rumah bagi keluarga penderita kanker.

Dumato akhirnya membiayai ongkos pengobatan orang-orang penderita kanker, termasuk untuk istri dan kakak iparnya.

"Sederhananya, saya menghabiskan semua uang saya. Ketika meninggalkan Dubai saya masih punya sekitar Rp 41 miliar. Saya harus menghabiskan uang banyak untuk biaya pembangunan properti dan ongkos pengobatan," kata dia.

Dumato mengaku peristiwa kecelakaan dan pertemuan dengan istrinya menjadi titik balik dalam hidupnya.

"Saya membeli Ferarri dan saya pikir saya sudah punya semuanya," kata dia. "Saya mulai pesta-pesta dan dua pekan kemudian saya kecelakaan, lima mobil beruntun. Saya tertidur dan bangun-bangun sudah ada di bawah truk."

Dumato dan Milena memutuskan untuk mnyumbangkan uang mereka kepada sebuah lembaga amal di Republik Dominika. Tapi kemudian ketika mengunjungi para pengungsi Haiti, Domato menyadari istrinya sangat dibutuhkan banyak orang.

"Dia mampu menyentuh orang-orang dari mulai bayi sampai orang tua di desa. Semua orang menyukai dia, bukan karena uang tapi karena waktu yang dia berikan."

"Di situlah saya sadar, beramal itu bukan soal uang tapi menyediakan waktu bagi orang lain," ujar Dumato.