Kabul Minta Donald Trump Klarifikasi Omongannya Soal Perang Afghanistan
Merdeka.com - Pemerintah Afghanistan menyampaikan Amerika Serikat harus mengklarifikasi omongan Presiden Donald Trump, yang mengatakan dia bisa dengan mudah memenangkan perang Afghan dengan memusnahkan negara tersebut tapi dia tak ingin membunuh 10 juta penduduknya.
Trump menyampaikan itu pada Senin di Gedung Putih, saat menerima kunjungan Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan.
"Saya memiliki rencana di Afghanistan, jika saya ingin menang perang, Afghanistan dapat dimusnahkan dari muka bumi. Dia bisa hilang," kata Trump kepada wartawan.
"Dia akan berakhir dalam 10 hari. Dan saya tidak ingin melakukannya, saya tidak ingin mengambil jalan itu," lanjutnya.
Omongan Trump tersebut menuai reaksi keras dari istana kepresidenan Afghanistan.
"Bangsa Afghanistan tidak dan tidak akan pernah membiarkan kekuatan asing manapun untuk menentukan nasibnya," jelasnya dalam sebuah keterangan yang dikeluarkan pada Selasa (23/7), dilansir Aljazeera, Rabu (24/7).
"Saat pemerintah Afghan mendukung upaya AS untuk memastikan perdamaian di Afghanistan, pemerintah menggarisbawahi bahwa pemimpin asing tidak bisa menentukan nasib Afghanistan tanpa kehadiran pemimpin Afghan," lanjut pernyataan tersebut sembari menyerukan klarifikasi terkait pernyataan Trump tersebut.
Dalam komentarnya di Washington, Trump mengatakan Pakistan membantu AS "melepaskan" dirinya dari Afghanistan, tempat Washington bertindak sebagai "polisi" daripada berperang.
Washington ingin Islamabad menekan Taliban ke dalam gencatan senjata permanen dan berpartisipasi dalam perundingan dengan pemerintah Afghanistan. Utusan khusus AS untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad, yang berkunjung ke Kabul pada Selasa untuk melanjutkan pertemuan, mengatakan di Twitter bahwa Trump menegaskan kembali pentingnya perundingan damai.
"Tidak ada solusi militer yang wajar untuk perang di Afghanistan, dan perdamaian harus dicapai melalui penyelesaian politik," ujarnya.
Lebih dari 20 ribu pasukan asing, sebagian besar berasal dari Amerika, berada di Afghanistan sebagai bagian dari misi NATO yang dipimpin AS untuk melatih, membantu dan memberi masukan kepada pasukan Afghanistan. Beberapa pasukan AS melakukan operasi "kontraterorisme".
Sebuah rekor 3.804 warga sipil Afghanistan terbunuh tahun lalu sebagian karena meningkatnya serangan udara oleh pasukan pimpinan AS dan peningkatan jumlah pemboman bunuh diri, kata PBB dalam sebuah laporan Februari.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi menerima surat kepercayaan dari sembilan duta negara-negara sahabat
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut tiga bidang kerja sama yang akan diperkuat oleh kedua negara.
Baca SelengkapnyaMuhadjir mengatakan sumber dana bantuan sosial yang dibagikan Presiden Jokowi berada di luar alokasi dana untuk bansos dan beras.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pemerintah menyiapkan bantuan pangan beras hingga Juni 2024, masing-masing 10 Kg per keluarga, per bulan.
Baca SelengkapnyaTinjau Gudang Bulog Pematang Kandis, Jokowi Pastikan Stok Beras Aman
Baca SelengkapnyaSebelum ada istilah presiden, seorang pemimpin biasanya disebut dengan 'kaisar', 'raja', dan 'sultan'.
Baca SelengkapnyaHasto menyebut, pasangan Ganjar-Mahfud berbeda dengan pasangan calon yang lain yang punya dana banyak, triliunan, sehingga bisa memberikan bantuan sosial.
Baca SelengkapnyaNobar Timnas, Menteri Basuki Ungkap Presiden Jokowi Langsung Down saat Gol Indonesia Dianulir Wasit
Baca SelengkapnyaJokowi mengapresiasi kemitraan strategis kedua negara yang menghasilkan kerja sama konkret.
Baca Selengkapnya