Jenderal AS: Makin Kecil Kemungkinan Militer Ukraina Menang Perang
Merdeka.com - Jenderal Amerika Serikat (AS) dan Kepala Staf Gabungan Mark Milley mengatakan peluang Ukraina makin kecil untuk memenangkan konflik melawan Rusia.
Milley juga menjelaskan kalau Rusia masih memiliki kekuatan tempur signifikan meski mengalami beberapa kemunduran di medan perang.
"Kemungkinan kemenangan militer Ukraina – didefinisikan sebagai mengusir Rusia dari seluruh Ukraina dan Krimea – kemungkinan hal itu terjadi dalam waktu dekat kecil, secara militer,” jelas Milley dalam konferensi pers, dikutip dari Al Arabiya News, Jumat (18/11).
Milley menjelaskan jika konflik dapat berakhir melalui solusi politik.
“Secara politis, mungkin ada solusi politik di mana, secara politis, Rusia mundur. Itu mungkin,” tambahnya.
Meski kemungkinan kemenangan makin kecil, tetapi Milley menjelaskan AS akan tetap mendukung pertahanan Ukraina selama dibutuhkan. Hal senada juga diutarakan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin dalam konferensi pers itu.
Bahkan konferensi pers itu dilakukan setelah Milley dan Austin melakukan pertemuan virtual dengan puluhan menteri pertahanan lain yang mendukung Ukraina. Berbagai dukungan uang bernilai miliaran dolar, perangkat keras militer, serta pelatihan, nasihat, dan dukungan intelijen juga sudah diberikan AS dan negara-negara Barat lain kepada Ukraina.
“Ukraina akan terus bertahan. Ukraina tidak akan mundur, dan mereka ingin tetap bebas,” ujar Milley.
Pihak Ukraina sendiri berjanji akan merebut kembali semua wilayah yang jatuh ke tangan Rusia. Bahkan beberapa pekan terakhir, pasukan Ukraina kembali merebut Kota Kherson di selatan Ukraina karena Rusia menarik pasukannya.
Pengambilan itu mendorong optimisme militer Ukraina yang luas menuju musim dingin di depan.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Baca SelengkapnyaNilai belanja militer itu naik 6,8 persen dari 2022 dan mencatat lompatan paling tajam sejak 2009, demikian disebutkan dalam laporan tersebut.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Masih menjadi negara digdaya dengan kekuatan militer di peringkat pertama.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kelompok perlawanan Palestina itu disebut masih jauh dari kekalahan.
Baca SelengkapnyaMuhadjir menduga potensi pelanggaran tersebut berhubungan dengan preferensi ASN terhadap kontestan pilihannya.
Baca SelengkapnyaGanjar menyarankan untuk mencari negara alternatif sebagai pemasok bahan
Baca SelengkapnyaKedatangan mereka yang tiba-tiba membuat gempar masyarakat pesisir Tuban
Baca SelengkapnyaPutin Sebut Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024, Alasannya Tak Terduga
Baca SelengkapnyaSecara dampak langsung melalui perdagangan akan relatif minimal.
Baca Selengkapnya