Islamofobia Merasuk Sampai ke Bollywood
Merdeka.com - Pada awal Agustus, Aamir Khan, salah satu bintang besar Bollywood, mengungkapkan rasa cintanya pada India. Ungkapan cinta itu untuk melawan kampanye virtual yang menyerangnya dan film terbarunya.
"Saya ingin meyakinkan setiap orang, saya sangat mencintai negara (saya). Jadi tolong jangan boikot film-film saya," ujarnya kepada jurnalis pada 1 Agustus lalu, dikutip dari Al Jazeera, Selasa (6/9).
Hal itu diungkapkan Aamir Khan 10 hari sebelum rilis film terbarunya, Laal Singh Chadda, remake film Forrest Gump.
-
Bagaimana cara boikot? Boikot adalah istilah yang mempunyai beberapa kata turunan yang perlu Anda pahami, seperti memboikot, pemboikot, hingga pemboikotan.
-
Apa itu boikot? Boikot adalah istilah yang merujuk pada bentuk protes sekelompok orang terhadap sebuah isu, kebijakan, aturan, atau situasi tertentu dengan mencegah untuk tidak menggunakannya atau menolak semua kebijakannya.
-
Kenapa boikot dilakukan? Secara umum, boikot dilakukan oleh sekelompok orang dalam rangka memprotes suatu hal yang tidak semestinya harus berubah.
-
Siapa yang mendorong boikot? YKMI Telah Menerbitkan Rekomendasi Direktur Eksekutif Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI), Ahmad Himawan, telah mengumumkan 10 produk asing yang terafiliasi konflik Israel dalam diskusi publik yang mengusung tema 'Ramadan Tanpa Produk Genosida' di Jakarta.
-
Bagaimana boikot berpengaruh? Pada Maret lalu Alshaya Group yang memiliki lisensi Starbucks di Timur Tengah, mulai memecat lebih dari 2.000 karyawannya di Timur Tengah dan Afrika Utara, atau sekitar 4 persen dari seluruh pekerjanya karena dampak boikot.
-
Siapa yang menyebarkan video hoaks? Video diunggah oleh akun @margiyo giyo
Sebelumnya muncul tagar #BoycottLaalSinghChaddha yang trending di Twitter selama berminggu-minggu.
Gerakan boikot itu dipimpin orang-orang Hindu berkasta tinggi. Sejumlah unggahan, video, dan pesan boikot banyak yang terang-terangan mengandung Islamofobia dan diperkuat ribuan akun anonim, sebagian besar selaras dengan Partai Bharatiya Janata (BJP) sayap kanan yang berkuasa.
Beberapa pihak menuding Aamir Khan anti Hindu. Aamir adalah salah satu aktor Muslim ternama India.
Tudingan anti-Hindu dialamatkan berdasarkan film Aamir lainnya, PK yang rilis tahun 2014. Dalam PK, Aamir memerankan seorang alien yang mendarat di India dan bingung bagaimana orang-orang saleh dieksploitasi atas nama agama.
Aamir juga disalahkan atas pernyataannya pada November 2015 di mana saat itu dia mengungkapkan rasa takutnya karena meningkatnya persekusi terhadap Muslim di India dan tidak adanya tindakan dari pemerintah maupun polisi.
Pada hari ketika Laal Singh Chadda dirilis, Ishant Sharma (35), yang merupakan presiden Shiv Sena Hind (organisasi konservatif Hindu) bersama anggotanya mendatangi sejumlah bioskop. Mereka meneriakkan slogan-slogan dan memaksa penayangan Laal Singh Chadda dihentikan.
Protes dari kelompok lain juga berlangsung di Delhi dan negara bagian Uttar Pradesh.
"Protes kami bukan menargetkan Laal Singh Chaddha. Protesnya terhadap Aamir Khan karena dia menghina Dharam (agama) kami di PK," kata Ishant Sharma, menambahkan dia gembira film tersebut gagal.
"Orang Hindu tidak menonton film itu. Film itu sebuah kegagalan," tambahnya.
Setelah film itu dirilis, sedikitnya tiga saluran berita yang paling banyak ditonton di India menayangkan liputan negatif tentang Aamir Khan dan filmnya. Times Now membahas acara bertajuk "Mengapa Bollywood melukai sentimen Hindu".
"Karena namanya Aamir Khan"
Laal Singh Chadda, film dengan anggaran Rp327 miliar sampai Rp372 miliar dibuat sejak 2018 dan diharapkan bisa menjadi film sukses di Bollywood. Tapi ternyata film ini menjadi kegagalan terbesar Aamir Khan.
Karena penontonnya sedikit, bioskop di seluruh India menurunkan sekitar 1.300 penayangan film ini tak lama setelah rilis dan diganti dengan film lain.
"Harapannya itu akan menghasilkan USD25 juta dari penayangan di bioskop selama tiga sampai empat pekan di India, di mana pendapatan besar dihasilkan pada pekan pertama. Tetapi totalnya tidak bisa melampaui USD17 juta sampai 17 juta," jelas distributor film, Sanjay Mehta kepada Al Jazeera.
"Ini mengejutkan untuk industri ini," lanjutnya.
Salah seorang sutradara yang meminta tidak disebutkan namanya mengungkapkan dia telah menghubungi para aktor, sutradara, dan pihak lainnya untuk membahas bagaimana melawan apa yang disebutnya "ujaran kebencian yang nyata".
"Itu adalah kampanye terorganisir yang bertujuan ganda. Pertama adalah melenyapkan suara kelompok Muslim. Bollywood adalah benteng pertahanan terakhir sekularisme yang masih tegak. Tidak ada tempat di mana Anda menemukan Muslim memiliki kekuatan yang sangat besar. Dan (BJP) tidak senang," ungkapnya kepada Al Jazeera.
Dia menambahkan, BJP juga ingin mengendalikan Bollywood dan memanfaatkan kekuatannya dengan mempromosikan film-film yang telah dikritik karena sikap anti-Muslim, seperti The Kashmir Files. Perdana Menteri Narendra Modi memuji The Kashmir Files dan para pejabat meminta para pegawainya mengambil cuti untuk menonton film tersebut.
"Kalau kita tidak melawan kampanye kebencian ini, pastinya ini akan memburuk karena ini terencana," ujarnya.
Sutradara ini juga mengatakan telah muncul kampanye online untuk memboikot film Pathan yang dibintangi Shah Rukh Khan, yang juga seorang Muslim. Pathan rencananya dirilis tahun depan.
Juru bicara nasional BJP, RP Singh membantah BJP mendukung boikot film Aamir Khan.
"Kami tidak ada kaitannya dengan film atau protes tersebut," ujarnya kepada Al Jazeera.
Saeed Akhtar Mirza (79), salah satu sutradara ternama India mengatakan boikot itu berkontribusi atas gagalnya Laal Singh Chadda di box office.
Dia menolak alasan pihak yang memboikot film tersebut.
"Ini hanya pengalihan, dalih," katanya.
"Pada dasarnya itu karena namanya Aamir Khan. Pada dasarnya memang anti-Muslim."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PM India Dituding Kampanye Pemilu Pakai Ujaran Kebencian terhadap Muslim
Baca SelengkapnyaSebuah masjid dibakar dan seorang ulama dibunuh dalam bentrokan kelompok agama India.
Baca SelengkapnyaJelang Pemilu, India Terapkan Undang-undang 'Anti-Muslim'
Baca SelengkapnyaBulan lalu, aktivis sayap kanan Belanda melakukan pembakaran Alquran.
Baca SelengkapnyaJelang Pemilu, India Larang Sekolah Madrasah, Siswa Diminta Pindah ke Sekolah dan Ribuan Guru Terancam Menganggur
Baca SelengkapnyaVideo tersebut viral dan menimbulkan kontroversi di media sosial lantaran membawa nama organisasi Muhammadiyah.
Baca SelengkapnyaKominfo telah memblokir akun-akun yang terindikasi menyebar paham radikalisme.
Baca SelengkapnyaIslamophobia juga bisa disebabkan oleh propaganda media yang bertujuan membuat kerusakan.
Baca SelengkapnyaPasca kericuhan di Inggris banyak warganya justru menjadi penasaran dan tertarik dengan Islam.
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia diminta proaktif mengingatkan India karena bisa mengganggu perdamaian dunia.
Baca SelengkapnyaYouTube menjadi tempat penyebaran hoaks terbanyak dengan presentase 44,6 persen.
Baca SelengkapnyaDewan HAM PBB kemarin menyetujui resolusi tentang kebencian agama setelah insiden pembakaran Alquran di Swedia bulan lalu
Baca Selengkapnya