Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Islamofobia Merasuk Sampai ke Bollywood

Islamofobia Merasuk Sampai ke Bollywood Aamir Khan. ©Chinadaily.com.cn

Merdeka.com - Pada awal Agustus, Aamir Khan, salah satu bintang besar Bollywood, mengungkapkan rasa cintanya pada India. Ungkapan cinta itu untuk melawan kampanye virtual yang menyerangnya dan film terbarunya.

"Saya ingin meyakinkan setiap orang, saya sangat mencintai negara (saya). Jadi tolong jangan boikot film-film saya," ujarnya kepada jurnalis pada 1 Agustus lalu, dikutip dari Al Jazeera, Selasa (6/9).

Hal itu diungkapkan Aamir Khan 10 hari sebelum rilis film terbarunya, Laal Singh Chadda, remake film Forrest Gump.

Sebelumnya muncul tagar #BoycottLaalSinghChaddha yang trending di Twitter selama berminggu-minggu.

Gerakan boikot itu dipimpin orang-orang Hindu berkasta tinggi. Sejumlah unggahan, video, dan pesan boikot banyak yang terang-terangan mengandung Islamofobia dan diperkuat ribuan akun anonim, sebagian besar selaras dengan Partai Bharatiya Janata (BJP) sayap kanan yang berkuasa.

Beberapa pihak menuding Aamir Khan anti Hindu. Aamir adalah salah satu aktor Muslim ternama India.

Tudingan anti-Hindu dialamatkan berdasarkan film Aamir lainnya, PK yang rilis tahun 2014. Dalam PK, Aamir memerankan seorang alien yang mendarat di India dan bingung bagaimana orang-orang saleh dieksploitasi atas nama agama.

Aamir juga disalahkan atas pernyataannya pada November 2015 di mana saat itu dia mengungkapkan rasa takutnya karena meningkatnya persekusi terhadap Muslim di India dan tidak adanya tindakan dari pemerintah maupun polisi.

Pada hari ketika Laal Singh Chadda dirilis, Ishant Sharma (35), yang merupakan presiden Shiv Sena Hind (organisasi konservatif Hindu) bersama anggotanya mendatangi sejumlah bioskop. Mereka meneriakkan slogan-slogan dan memaksa penayangan Laal Singh Chadda dihentikan.

Protes dari kelompok lain juga berlangsung di Delhi dan negara bagian Uttar Pradesh.

"Protes kami bukan menargetkan Laal Singh Chaddha. Protesnya terhadap Aamir Khan karena dia menghina Dharam (agama) kami di PK," kata Ishant Sharma, menambahkan dia gembira film tersebut gagal.

"Orang Hindu tidak menonton film itu. Film itu sebuah kegagalan," tambahnya.

Setelah film itu dirilis, sedikitnya tiga saluran berita yang paling banyak ditonton di India menayangkan liputan negatif tentang Aamir Khan dan filmnya. Times Now membahas acara bertajuk "Mengapa Bollywood melukai sentimen Hindu".

"Karena namanya Aamir Khan"

Laal Singh Chadda, film dengan anggaran Rp327 miliar sampai Rp372 miliar dibuat sejak 2018 dan diharapkan bisa menjadi film sukses di Bollywood. Tapi ternyata film ini menjadi kegagalan terbesar Aamir Khan.

Karena penontonnya sedikit, bioskop di seluruh India menurunkan sekitar 1.300 penayangan film ini tak lama setelah rilis dan diganti dengan film lain.

"Harapannya itu akan menghasilkan USD25 juta dari penayangan di bioskop selama tiga sampai empat pekan di India, di mana pendapatan besar dihasilkan pada pekan pertama. Tetapi totalnya tidak bisa melampaui USD17 juta sampai 17 juta," jelas distributor film, Sanjay Mehta kepada Al Jazeera.

"Ini mengejutkan untuk industri ini," lanjutnya.

Salah seorang sutradara yang meminta tidak disebutkan namanya mengungkapkan dia telah menghubungi para aktor, sutradara, dan pihak lainnya untuk membahas bagaimana melawan apa yang disebutnya "ujaran kebencian yang nyata".

"Itu adalah kampanye terorganisir yang bertujuan ganda. Pertama adalah melenyapkan suara kelompok Muslim. Bollywood adalah benteng pertahanan terakhir sekularisme yang masih tegak. Tidak ada tempat di mana Anda menemukan Muslim memiliki kekuatan yang sangat besar. Dan (BJP) tidak senang," ungkapnya kepada Al Jazeera.

Dia menambahkan, BJP juga ingin mengendalikan Bollywood dan memanfaatkan kekuatannya dengan mempromosikan film-film yang telah dikritik karena sikap anti-Muslim, seperti The Kashmir Files. Perdana Menteri Narendra Modi memuji The Kashmir Files dan para pejabat meminta para pegawainya mengambil cuti untuk menonton film tersebut.

"Kalau kita tidak melawan kampanye kebencian ini, pastinya ini akan memburuk karena ini terencana," ujarnya.

Sutradara ini juga mengatakan telah muncul kampanye online untuk memboikot film Pathan yang dibintangi Shah Rukh Khan, yang juga seorang Muslim. Pathan rencananya dirilis tahun depan.

Juru bicara nasional BJP, RP Singh membantah BJP mendukung boikot film Aamir Khan.

"Kami tidak ada kaitannya dengan film atau protes tersebut," ujarnya kepada Al Jazeera.

Saeed Akhtar Mirza (79), salah satu sutradara ternama India mengatakan boikot itu berkontribusi atas gagalnya Laal Singh Chadda di box office.

Dia menolak alasan pihak yang memboikot film tersebut.

"Ini hanya pengalihan, dalih," katanya.

"Pada dasarnya itu karena namanya Aamir Khan. Pada dasarnya memang anti-Muslim."

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
PM India Dituding Kampanye Pemilu Pakai Ujaran Kebencian terhadap Muslim, Begini Ucapannya
PM India Dituding Kampanye Pemilu Pakai Ujaran Kebencian terhadap Muslim, Begini Ucapannya

PM India Dituding Kampanye Pemilu Pakai Ujaran Kebencian terhadap Muslim

Baca Selengkapnya
Masjid Dibakar dan Imam Dibunuh di India, Ini Pemicunya
Masjid Dibakar dan Imam Dibunuh di India, Ini Pemicunya

Sebuah masjid dibakar dan seorang ulama dibunuh dalam bentrokan kelompok agama India.

Baca Selengkapnya
Jelang Pemilu, India Terapkan Undang-undang 'Anti-Muslim', Isu Diskriminasi Menguat
Jelang Pemilu, India Terapkan Undang-undang 'Anti-Muslim', Isu Diskriminasi Menguat

Jelang Pemilu, India Terapkan Undang-undang 'Anti-Muslim'

Baca Selengkapnya
Warga Muslim Bagi-Bagi Alquran Bahasa Belanda Setelah Insiden Bakar Kitab Suci
Warga Muslim Bagi-Bagi Alquran Bahasa Belanda Setelah Insiden Bakar Kitab Suci

Bulan lalu, aktivis sayap kanan Belanda melakukan pembakaran Alquran.

Baca Selengkapnya
Jelang Pemilu, India Larang Sekolah Madrasah, Siswa Diminta Pindah Sekolah dan Ribuan Guru Terancam Menganggur
Jelang Pemilu, India Larang Sekolah Madrasah, Siswa Diminta Pindah Sekolah dan Ribuan Guru Terancam Menganggur

Jelang Pemilu, India Larang Sekolah Madrasah, Siswa Diminta Pindah ke Sekolah dan Ribuan Guru Terancam Menganggur

Baca Selengkapnya
Muhammadiyah Lumajang Laporkan Akun TikTok ke Polisi, Ini Alasannya
Muhammadiyah Lumajang Laporkan Akun TikTok ke Polisi, Ini Alasannya

Video tersebut viral dan menimbulkan kontroversi di media sosial lantaran membawa nama organisasi Muhammadiyah.

Baca Selengkapnya
Gandeng TNI dan BNPT, Kominfo Blokir 174 Akun Radikalisme
Gandeng TNI dan BNPT, Kominfo Blokir 174 Akun Radikalisme

Kominfo telah memblokir akun-akun yang terindikasi menyebar paham radikalisme.

Baca Selengkapnya
Jihad Sering Disalahpahami untuk Kepentingan Politik dan Ekonomi
Jihad Sering Disalahpahami untuk Kepentingan Politik dan Ekonomi

Islamophobia juga bisa disebabkan oleh propaganda media yang bertujuan membuat kerusakan.

Baca Selengkapnya
Terungkap Sisi Lain Akibat Kerusuhan Anti-Muslim di Inggris, Banyak Orang Belajar Islam & Jadi Mualaf
Terungkap Sisi Lain Akibat Kerusuhan Anti-Muslim di Inggris, Banyak Orang Belajar Islam & Jadi Mualaf

Pasca kericuhan di Inggris banyak warganya justru menjadi penasaran dan tertarik dengan Islam.

Baca Selengkapnya
PKS Mengecam Pembakaran Masjid dan Pembunuhan Imam di India
PKS Mengecam Pembakaran Masjid dan Pembunuhan Imam di India

Pemerintah Indonesia diminta proaktif mengingatkan India karena bisa mengganggu perdamaian dunia.

Baca Selengkapnya
Polisi Ungkap YouTube, Facebook hingga TikTok Jadi Tempat Terbanyak Sebar Hoaks Pemilu 2024
Polisi Ungkap YouTube, Facebook hingga TikTok Jadi Tempat Terbanyak Sebar Hoaks Pemilu 2024

YouTube menjadi tempat penyebaran hoaks terbanyak dengan presentase 44,6 persen.

Baca Selengkapnya
Ini Daftar Negara yang Mendukung dan Menolak Resolusi Dewan HAM PBB Soal Pembakaran Alquran
Ini Daftar Negara yang Mendukung dan Menolak Resolusi Dewan HAM PBB Soal Pembakaran Alquran

Dewan HAM PBB kemarin menyetujui resolusi tentang kebencian agama setelah insiden pembakaran Alquran di Swedia bulan lalu

Baca Selengkapnya