Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Hampir Rata dengan Tanah, Tak Ada yang Tertinggal di Kota Mariupol Ukraina

Hampir Rata dengan Tanah, Tak Ada yang Tertinggal di Kota Mariupol Ukraina Serangan Rusia di Rumah Sakit di Ukraina. ©2022 AFP/Handout

Merdeka.com - Butuh dua hari bagi saudara kembar Hanna dan Anastasiya Hrechkina mencari tumpangan untuk ke luar dari Mariupol saat kota itu terus dibombardir pasukan Rusia.

"Saya kehilangan harapan karena orang-orang tidak mau berhenti," kata Anastasiya (22), mahasiswa psikologi, dikutip dari Reuters, Jumat (25/3).

Bersama ibu dan bibi mereka, seorang sepupu dan teman, saudara kembar itu mengatakan mereka memutuskan meninggalkan Mariupol setelah dua pekan lebih dikepung pasukan Rusia.

Anastasiya menuturkan, pada hari pertama mereka berusaha melarikan diri, pertempuran sangat intens di mana setiap lima sampai 10 menit mereka harus meninggalkan barang-barang mereka di pinggir jalan dan lari untuk menyelamatkan diri.

Akhirnya, mereka menyerah dan kembali ke rumah.

Lalu pada hari kedua, seorang pria yang melarikan diri bersama keluarganya menggunakan empat kendaraan setuju untuk memberi tumpangan pada saudara kembar itu dan keluarganya.

Walaupun hanya ada kursi tambahan untuk empat penumpang, enam orang itu rela berdesakan di kendaraan yang disebut Hanna "momen paling membahagiakan hari itu."

Mariupol, kota yang populasinya berjumlah 400.000 orang, hampir rata dengan tanah karena gempuran Rusia yang bertujuan untuk menghancurkan kelompok perlawanan di kota itu.

Ratusan ribu orang bersembunyi di ruang bawah tanah tanpa air mengalir, makanan, obat-obatan maupun listrik, tidak bisa keluar dari tempat tersebut. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy mengatakan "tak ada yang tertinggal" di kota itu.

Kementerian Pertahanan Rusia menyalahkan "nasionalis Ukraina" atas apa yang disebut "bencana kemanusiaan" di Mariupol.

Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus" untuk menghancurkan kemampuan militer negara tetangganya itu dan menangkap apa yang disebutnya nasionalis berbahaya. Rusia membantah menargetkan warga sipil.

Saudara kembar Hrechkina dan keluarganya mencoba bertahan pada pekan pertama pengepungan, walaupun ketika kondisi semakin memburuk dan pertempuran semakin mendekat.

"Kami tidak ingin pergi. Kami berharap itu akan berhenti," kata Hanna.

Saya tidak ingin mati di jalan

Anastasiya mengatakan mereka kekurangan makanan, hanya memakan dua kali dalam sehari. Tanpa persediaan gas, mereka mengatakan para penduduk membuat api di luar rumah untuk memanaskan makanan mereka, beberapa merusak bangku atau menebang pohon.

Dengan jaringan seluler yang terputus dan tidak ada listrik untuk mengisi daya ponsel, saudara kembar itu terputus dari dunia luar.

"Kami pikir mungkin kalau tidak ada yang datang menolong kami, mungkin dunia tidak tahu tentang situasinya," kata Anastasiya.

Ketika gempuran semakin intensif mereka tidak bisa lagi mengambil air dari sumur terdekat, mereka tahu itulah saatnya mereka harus pergi.

Ketika empat kendaraan itu mereka temukan di jalan, dua bersaudara itu tak bertanya lagi kemana tujuan mereka.

"Saya tidak tahu kemana kami pergi, saya tidak tahu butuh waktu berapa lama tapi saya bahagia saya ada di dalam mobil, kami semua bersama keluarga kami," kata Hanna.

Tapi kemudian mereka mengetahui tidak semua mobil menuju destinasi yang sama, takut mereka dipisahkan dengan ibu mereka.

Mobil itu membawa mereka ke Berdiansk, dari sana mereka naik bus yang disiapkan Palang Merah Ukraina yang akan membawa mereka ke Zaporizhzhia, di mana mereka berharap berkumpul kembali dengan ibu mereka.

Namun, gempuran sengit memaksa bus itu berhenti sekitar 50 kilometer dari kota itu.

"Saya diserang panik di sana, saya pikir setelah kami melarikan diri dari Mariupol, saya tidak ingin mati di jalan," kata Anastasiya.

Akhirnya mereka bertemu dengan ibu mereka. Dari Zaporizhzhia, kerabatnya membawa dua bersaudara itu ke Kryvyi Rih, 400 kilometer barat laut Mariupol.

"Saya ingin di Ukraina dan saya ingin kembali ke Ukraina, tapi saat ini saya merasa perlu ada di tempat yang lebih aman daripada apa yang ada di Ukraina sekarang," kata Hanna.

"Selalu ada ancaman untuk dikepung lagi. Saya tidak ingin melalui itu," pungkas Anastasiya.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Heboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka
Heboh Pohon Beringin Tua di Alun-Alun Kota Blitar Tumbang, Puluhan Orang Luka-Luka

Kejadian itu bertepatan dengan hujan disertai angin kencang yang melanda Blitar.

Baca Selengkapnya
Lengkap! Detik-Detik Wanita di Samarinda Hilang Saat Berobat Berujung Ditemukan jadi Mayat di Gudang Kimia Farma
Lengkap! Detik-Detik Wanita di Samarinda Hilang Saat Berobat Berujung Ditemukan jadi Mayat di Gudang Kimia Farma

Sebelum dtemukan jadi mayat, korban sempat ditemani suaminya berobat ke sebuah rumah sakit tapi tiba-tiba saja menghilang.

Baca Selengkapnya
11 Hewan Raksasa yang Pernah Hidup di Amerika Utara Ribuan Tahun Lalu
11 Hewan Raksasa yang Pernah Hidup di Amerika Utara Ribuan Tahun Lalu

Beberapa penemuan mengungkap bukti adanya hewan raksasa yang pernah tinggal di Amerika Utara. Yuk, simak ada hewan apa saja!

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Detik-Detik Helikopter Hilang di Halmahera, Pilot Sempat Lapor dengar Ledakan
Detik-Detik Helikopter Hilang di Halmahera, Pilot Sempat Lapor dengar Ledakan

Petugas Basarnas mengkonfirmasi kalau titik dugaan helikopter hilang tersebut berada di kawasan hutan.

Baca Selengkapnya
Jakarta Diguyur Hujan Deras, Ruas Jalan di Jakarta Utara Tergenang Banjir
Jakarta Diguyur Hujan Deras, Ruas Jalan di Jakarta Utara Tergenang Banjir

Sejumlah ruas jalan di Jakarta Utara tergenang banjir akibat hujan deras yang melanda wilayah ibu kota.

Baca Selengkapnya
Ibu Hamil di Jambi Diterjang Peluru Nyasar saat Polisi Tangkap Kurir Narkoba
Ibu Hamil di Jambi Diterjang Peluru Nyasar saat Polisi Tangkap Kurir Narkoba

Penyergapan kurir narkoba di Tanjung Jabung Barat, Jambi diwarnai insiden tak diinginkan. Seorang ibu hamil terluka akibat diterjang peluru petugas.

Baca Selengkapnya
Meninggal Dunia, Balita Dipatuk Kobra Saat Masukkan Tangan ke Lubang
Meninggal Dunia, Balita Dipatuk Kobra Saat Masukkan Tangan ke Lubang

Peristiwa memilukan itu terjadi minggu petang sekitar pukul 18.30 WIB.

Baca Selengkapnya
Bukan Kaget, Pria ini Heran Liat Mobil Tabrak Kamar di Rumahnya 'Apa ini Bang? Mau Tidur Mobilnya?'
Bukan Kaget, Pria ini Heran Liat Mobil Tabrak Kamar di Rumahnya 'Apa ini Bang? Mau Tidur Mobilnya?'

Sebuah mobil tiba-tiba menabrak bagian tembok hingga menerobos ke dalam kamar miliknya. Namun ia nampak heran bukannya kaget.

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Menegangkan Penangkapan Tarsum Usai Mutilasi Istri di Ciamis
Detik-Detik Menegangkan Penangkapan Tarsum Usai Mutilasi Istri di Ciamis

Karnita meminta warga untuk menjaga jarak aman dan agar tidak berbuat macam-macam yang bisa mengancam keselamatan.

Baca Selengkapnya