Guru dan Pelajar di Myanmar Tolak Masuk Kelas Ketika Junta Membuka Kembali Sekolah
Merdeka.com - Sekolah di Myanmar dibuka kembali pada Selasa (1/6) untuk pertama kalinya sejak kudeta militer, tapi para guru dan siswa berencana menentang seruan junta untuk masuk kelas sebagai tanda perlawanan.
Junta bersikeras sekolah dibuka pada Selasa setelah setahun tutup karena Covid-19, tetapi banyak guru memutuskan mereka tidak dapat kembali bekerja.
“Saya tidak takut dengan penangkapan dan penyiksaan mereka,” kata Shwe Nadi (nama samara), guru dari Yangon kepada AFP.
“Saya takut menjadi guru yang mengajarkan propaganda kepada siswa,” lanjutnya, dilansir France 24, Selasa (1/6).
Pria berusia 28 tahun merupakan salah satu dari ribuan guru dan akademisi yang dipecat karena mendukung gerakan pembangkangan sipil.
“Tentu saja saya merasa tidak enak kehilangan pekerjaan karena saya senang menjadi guru. Meskipun tidak dibayar dengan baik, kami memiliki kebanggaan menjadi guru karena orang lain menghormati kami,” katanya.
Nu May - bukan nama sebenarnya - di negara bagian selatan Mon juga menolak kembali ke sekolah.
Guru SD ini tidak digaji selama berbulan-bulan setelah bergabung dengan gerakan boikot nasional.
"Ketika saya melihat bagaimana mereka telah membunuh banyak orang, saya merasa saya tidak ingin menjadi guru mereka lagi," tambahnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para pemilik burung rela jauh-jauh mengirim hewan peliharaannya demi bisa sekolah di sini
Baca SelengkapnyaNamanya dianggap terlalu Jawa hingga tidak diizinkan sekolah di institusi pendidikan milik Belanda
Baca SelengkapnyaBelasan Pelajar Pelaku Tawuran di Tangerang Ditangkap Polisi, Celurit hingga Pedang Disita
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Modus Berbagi Takjil, Ratusan Pelajar Bikin Onar dan Hendak Tawuran Ditangkap di Jakpus
Baca SelengkapnyaMeski kerap di-bully oleh temannya karena tak mau bolos sekolah, pria ini ungkap alasannya.
Baca SelengkapnyaSejumlah negara ternyata sudah menerapkan kebijakan pemberian makan gratis untuk anak sekolah sejak tahun 1940-an.
Baca SelengkapnyaIndonesia masih terus bertahan agar tidak masuk dalam kondisi resesi seperti yang dialami oleh negara maju.
Baca SelengkapnyaPerhimpunan Guru mengatakan, anggaran BOS saat ini tidak bisa menutupi kebutuhan sekolah.
Baca SelengkapnyaJelang pengumuman hasil Pemilu 2024 oleh KPU, pembelajaran jarak jauh diterapkan di sebagian sekolah di Jakarta
Baca Selengkapnya