Erdogan Pakai Video Penembakan di Selandia Baru dalam Kampanye Pemilu
Merdeka.com - Perusahaan media sosial kini tengah berupaya menghapus video serangan teroris di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru yang terjadi Jumat lalu. Namun rupanya video itu malah muncul di kampanye pemilu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Dalam sebuah kampanye di Antalya, selatan Turki yang disiarkan televisi Minggu, Erdogan memakai video yang serangan teroris itu yang sudah disunting untuk membakar semangat para pendukungnya dari kaum Islamis. Pemilu di Turki akan berlangsung akhir bulan ini. Dalam kampanye itu Erdogan juga mengkritik kelompok oposisi dengan sebutan lemah.
Laman the New York Times melaporkan, Selasa (19/3), Erdogan memutar potongan video penembakan itu dengan wajah pelaku yang dikaburkan di sejumlah kampanye dan menyandingkannya dengan pernyataan dari pemimpin oposisi Turki untuk menyamakannya dengan senator anti-imigran Australia, Fraser Anning yang menyalahkan warga imigran muslim atas serangan terorisme itu.
"Kita sudah mengalami apa yang terjadi di Selandia Baru, bukan?" kata Erdogan. "Seorang politikus di sana mengatakan sesuatu. Apa yang dia bilang? Dia menyebut Islam sebagai pelaku teror," kata Erdogan seraya menampilkan video Anning.
Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters mengatakan dua hari lalu dia sudah berbicara dengan pejabat Turki dan menyampaikan rasa keberatan atas penggunaan video itu.
Facebook Minggu kemarin mengatakan sudah menghapus 1,5 juta video serangan teroris itu yang beredar ke seluruh dunia, termasuk 1,2 juta yang diblokir ketika akan diunggah. Facebook juga menuturkan mereka menghapus video versi yang sudah disunting tanpa mengaburkan gambar yang terlalu sadis.
Namun Erdogan memakai video itu untuk mengaduk-aduk emosi pendukungnya. Jumat lalu dia mengatakan sudah berbicara dengan tiga warga Turki yang jadi korban serangan teroris di Selandia Baru itu dan dia mengutuk perbuatan pelaku dalam bahasa yang keras.
"Semua diri kita sebagai muslim, negara kita, bangsa kita dan saya sendiri jadi sasaran," kata Erdogan menyebut Brenton Tarrant, pelaku penembakan di Selandia Baru itu.
Rakyat Turki akan mengikuti pemilu pada 31 Maret mendatang. Sembilan bulan lalu, rakyat tidak hanya memilih kembali Erdogan sebagai presiden tapi juga menyetujui perubahan konstitusi yang membuat kekuasaan Erdogan makin luas dan mengubah sistem parlementer menjadi presidensial.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bagi Ari, adanya keinginan pemakzulan kepala negara dari masyarakat merupakan kritik dan mimpi politik.
Baca SelengkapnyaJokowi lantas menitipkan pesan penting untuk Prabowo dan Gibran
Baca SelengkapnyaCak Imin meminta rakyat yang menilai atas sikap Jokowi di Pilpres
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Selama ini Jokowi melihat kendala terbesar sulitnya kota menjadi maju pemimpinnya.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi memerintahkan semua menteri waspada jelang bulan Ramadan dan Idul Fitri
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan menanggapi pernyataan Presiden Jokowi yang tak akan berkampanye.
Baca SelengkapnyaCalon Presiden Anies Baswedan dan Calon Wakil Presiden Muhaimin Iskandar kompak menemui tim hukum Timnas AMIN, Selasa (20/2).
Baca SelengkapnyaPemerintah memutuskan menghentikan sementara penyaluran bansos beras karena menjadi polemik pada pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaCapres Anies Baswedan menanggapi pernyataan Jokowi yang mengatakan presiden boleh berkampanye dan memihak.
Baca Selengkapnya