Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Duterte sebut tak pernah mau berunding dengan militan di Marawi

Duterte sebut tak pernah mau berunding dengan militan di Marawi Rodrigo Duterte. ©2016 REUTERS/Damir Sagolj

Merdeka.com - Pemerintah Filipina akhirnya buka mulut soal tudingan sikap Presiden Rodrigo Duterte yang dianggap labil, dan membikin perundingan dengan kelompok militan di Marawi terhenti. Mereka ngotot sejak awal tidak pernah ada perundingan dengan kelompok bersenjata yang mengaku pro Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Dilansir dari laman benarnews, Jumat (7/7), juru bicara kepresidenan, Ernesto Abella, mengatakan mereka tidak mendapat laporan apapun tentang upaya seorang tokoh masyarakat muslim Mindanao, Agakhan Syarief, yang konon diminta menjadi penengah perundingan antara Duterte dan kelompok militan.

"Saya tegaskan, istana dan Presiden (Duterte) tidak berunding dengan teroris, termasuk kelompok teroris lokal ini, yang memang berniat mendirikan negara di dalam Filipina, serta melepaskan segala hubungan pemerintahan antara Filipina dan Kota Marawi beserta penduduknya," ujar Abella.

Pada Rabu lalu Agakhan Sharief mengatakan, setelah kelompok bersenjata pro ISIS pimpinan Maute bersaudara menyerbu Kota Marawi pada 23 Mei, seorang penasihat senior Duterte menghubunginya. Dia meminta supaya Sharief bisa menjembatani dialog karena mengenal Abdullah Maute dan Omarkhayam Maute. Pengakuan Sharief juga dibenarkan oleh dua orang sumber lain di Marawi.

Sharief yang dijuluki Bin Laden karena wajahnya mirip enggan mengungkap siapa penasihat senior Duterte mengontaknya. Mulanya, lanjut Sharief, setelah diyakinkan, Duterte sepakat akan bertemu dengan ibu dari Maute bersaudara, Ominta 'Farhana' Romato, di dekat Cagayan De Oro atau Kota Davao.

Sharief mengatakan kedua anak Farhana mempercayakan ibu mereka menjadi juru runding dengan Duterte.

"Dia (penasihat Duterte) mempersiapkan segala yang saya minta. Saya bilang kepadanya supaya disediakan helikopter buat menjemput ibu Maute bersaudara dan mengantarnya ke presiden. Dia siapkan itu," kata Sharief.

Sharief juga sebelumnya meyakinkan Maute bersaudara dan Farhana soal perundingan. Dia mengatakan, Duterte bersiap menawarkan pilihan supaya trah Maute bisa menerapkan hukum Islam di kampung halaman mereka, Butig, jika dia bisa meloloskan usulan sistem negara federal di Filipina.

Mendadak perundingan menjadi berantakan, karena pada 31 Mei Duterte malah menyatakan tidak bakal berunding dengan teroris. Lantas, pasukan Filipina menangkap ayah Maute bersaudara, Cayamora Maute, pada 6 Juni. Tiga hari kemudian giliran Farhana dibekuk. Padahal, kata Sharief, Maute bersaudara sudah siap menyingkir dari Marawi dan mengakhiri konflik jika Duterte menepati janji.

"Masalahnya ada di presiden kita. Pikirannya selalu berubah. Dia mengatakan tidak bakal berunding dengan teroris dan hal itu yang menyebabkan perundingan berhenti," ucap Sharief.

Sharief bukan sekali ini saja menjadi penengah konflik. Dia sudah sering diminta mendamaikan pertikaian bersenjata di wilayah selatan Filipina itu.

Saat dikonfirmasi, baik penasihat maupun juru bicara kepresidenan Duterte tak ada yang memberikan komentar. Wali Kota Marawi, Majul Usman Gandamra, mengakui soal adanya negosiasi itu. Namun, dia menyatakan kesalahan justru ada pada pihak kelompok bersenjata. Sebab, mereka tidak mengendurkan serangan ketika diberi pilihan.

"Saat itu memang ada kesempatan, tetapi mereka tidak memperlihatkan niat baik," kata Usman.

Sharief terakhir bertemu dengan Abdullah pada 25 Juni lalu, saat dia memimpin kelompok ulama menuju sarang kelompok Maute demi membebaskan beberapa sandera menjelang Idul Fitri. Dia juga mengaku tidak sepakat dengan ideologi ISIS. Namun, dia tidak bisa mengungkapkan hal itu karena merasa masih bisa meyakinkan trah Maute supaya mengakhiri pertempuran.

"Saya ini pendamai. Saya tidak bisa berunding kalau bicara melawan mereka," ucap Sharief.

Sayangnya, reputasi Duterte dikenal buruk soal perjanjian damai. Dia kerap melanggarnya. Sebab, dia berjanji berulang-ulang bakal menggempur seluruh kelompok militan. Padahal, ketika dia menjabat sebagai Wali Kota Davao selama 22 tahun, dia sudah meneken perjanjian dengan kelompok pemberontak Marxist. Wilayah Mindanao dengan 22 juta penduduk memang tidak pernah tenang dari pertikaian bersenjata.

Hingga kini, konflik di Marawi masih berlangsung. Sudah 400 meregang nyawa. Terdiri dari 337 militan, 85 prajurit, dan 44 warga sipil. Sedangkan sekitar 260 ribu warga terpaksa mengungsi karena khawatir ISIS bakal menjadikan selatan Filipina sebagai markas besar di Asia Tenggara.

(mdk/ary)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Ungkap Isi Pembicaraan dengan Presiden Filipina, Termasuk Soal Pertahanan

Jokowi Ungkap Isi Pembicaraan dengan Presiden Filipina, Termasuk Soal Pertahanan

Jokowi menyebut tiga bidang kerja sama yang akan diperkuat oleh kedua negara.

Baca Selengkapnya
Istana Jawab Keanggotaan Jokowi di PDIP Usai Maruarar Mundur: Jangan Dihubung-hubungkan dengan Presiden

Istana Jawab Keanggotaan Jokowi di PDIP Usai Maruarar Mundur: Jangan Dihubung-hubungkan dengan Presiden

Maruarar Sirait mengatakan langkah politiknya mengikuti Joko Widodo

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Ke Filipina, Jokowi Bertemu Presiden Marcos Bahas Konflik Laut China Selatan

Ke Filipina, Jokowi Bertemu Presiden Marcos Bahas Konflik Laut China Selatan

Presiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Filipina.

Baca Selengkapnya
Jokowi Terima Surat Kepercayaan 9 Duta Besar Negara Sahabat

Jokowi Terima Surat Kepercayaan 9 Duta Besar Negara Sahabat

Presiden Jokowi menerima surat kepercayaan dari sembilan duta negara-negara sahabat

Baca Selengkapnya
Beda Sikap dengan Jokowi soal Presiden Boleh Kampanye dan Memihak, Ma'ruf Amin Tegaskan Netral di Pemilu

Beda Sikap dengan Jokowi soal Presiden Boleh Kampanye dan Memihak, Ma'ruf Amin Tegaskan Netral di Pemilu

Ma'ruf Amin merahasiakan pilihannya dan bakal menyoblos pada 14 Februari mendatang.

Baca Selengkapnya
Maruarar Sirait Mundur dan Pamit dari PDIP: Saya Memilih Ikuti Arah Politik Pak Jokowi

Maruarar Sirait Mundur dan Pamit dari PDIP: Saya Memilih Ikuti Arah Politik Pak Jokowi

Maruar mengucapkan terima kasih selama dirinya berlabuh di PDI Perjuangan yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri.

Baca Selengkapnya
Istana Minta Keluarnya Maruarar Sirait dari PDIP Tak Dikaitkan dengan Jokowi

Istana Minta Keluarnya Maruarar Sirait dari PDIP Tak Dikaitkan dengan Jokowi

Maruarar memutuskan keluar dari PDIP dan memilih sejalan dengan arah politik Jokowi.

Baca Selengkapnya
Jokowi Sindir Kantor Pemda Dicat Sesuai Warna Parpol Penguasa

Jokowi Sindir Kantor Pemda Dicat Sesuai Warna Parpol Penguasa

Menurut Jokowi, setiap daerah harus menonjolkan keunggulan yang dimiliki agar setiap daerah memiliki perbedaan.

Baca Selengkapnya