Dua Tahun Covid, Pergulatan Ilmuwan Mengakui Penularan Virus Lewat Udara
Merdeka.com - Bagi Catherine Noakes, ilmuwan yang mempelajari bagaimana patogen bergerak di suatu lingkungan, bulan-bulan awal pandemi virus corona diwarnai dengan rasa frustrasi.
Frustrasi itu berasal dari asumsi bahwa Covid-19 tidak menyebar melalui udara lewat partikel mikroskopis yang disebut aerosol, tapi lebih utama melalui tetesan atau percikan pernapasan di antara orang yang berada dalam jarak dekat sehingga percikan itu bisa jatuh mendarat di permukaan terdekat.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) awalnya membantah Covid-19 menyebar lewat partikel kecil aerosol yang bertahan di udara.
Seiring munculnya berbagai bukti dan desakan dari ilmuwan seperti Noakes, WHO akhirnya mengakui kemungkinan penularan lewat udara tapi masih lebih menganggap yang utama adalah karena tetesan sehingga yang dianjurkan adalah mencuci tangan dan membersihkan setiap permukaan benda ketimbang tindakan yang lebih ketat.
Tapi kemudian bukti-bukti semakin bermunculan menyatakan virus dari Covid-19 terutama menyebar lewat udara dan WHO akhirnya pada Desember 2021 mengatakan virus itu bisa menyebar lewat aerosol atau tetesan.
"Anda bisa paham bahwa pada masa-masa awal kita tidak punya semua bukti," ujar Noakes, 46 tahun, melalui sambungan video Januari lalu, seperti dilansir laman Aljazeera, Selasa (15/3).
"Jadi kita harus mengikuti prinsip pencegahan: cuci tangan, bersihkan permukaan benda, bersihan udara. Tapi kita hanya fokus kepada tangan dan permukaan benda karena belum menerima pentingnya udara."
Hal itu, menurut Noakes dan segelintir ilmuwan aerosol, adalah kesalahan fatal.
Posisi WHO bersandar pada doktrin yang didominasi wacana medis selama beberapa dasawarsa: patogen penyebab penyakit infeksi saluran pernapasan menyebar terutama karena kontak dekat dengan individu yang sudah terinfeksi dan mengeluarkan banyak tetesan yang membawa virus lewat berbicara dan batuk, misalnya.
Sejumlah penyakit seperti tuberkolosis dan cacar, selama ini dipahami menular melalui aerosol dan tidak selalu ada kontak dekat dengan orang yang sakit. Dengan kata lain, penularan lewat udara secara tradisional dipahami penyakit yang menular lewat jarak jauh.
Februari 2020 WHO menggelar jumpa pers soal virus corona.
Selama 40 menit, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghenreyesus menyebut Covid yang disebabkan oleh virus Sars-CoV-2 menyebar lewat udara. Beberapa menit kemudian, setelah berbincang dengan Dr Michael Ryan, direktur eksekutif program darurat kesehatan WHO, Tedros meralat pernyataannya dan meminta maaf karena sudah mengatakan "menular lewat udara" dan dia menuturkan virus itu menyebar lewat "tetesan atau pernapasan". Dia juga membantah virus menyebar lewat udara pada awal Maret.
Pada akhir Maret 2020, WHO mencuit: "FAKTA: #COVID19 TIDAK menular lewat udara."
Noakes ingat betul kala itu, "pernyataan itu dikutip banyak ilmuwan pada 2020 untuk membantah penularan lewat udara."
Karena sadar pernyataan WHO itu bisa membuat berbagai negara merumuskan tindakan pencegahan, Noakes, Prather, dan beberapa ilmuwan aerosol lainnya di seluruh dunia segera mengumpulkan bahan untuk menyangkal pendapat itu. Dalam sebuah surat terbuka yang kemudian ditandatangani 239 ahli, mereka mengatakan perlunya tindakan untuk mengatasi penularan lewat udara.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaBandara sebagai pintu masuk pertama perlu melakukan persiapan terkait mitigasi Covid-19.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengungkapkan kenaikan kasus Covid-19 di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaAir terjun merupakan bentuk keajaiban dan keindahan alam yang patut untuk dilihat. Yuk, simak daftar air terjun tertinggi di dunia!
Baca SelengkapnyaImbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaWHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca Selengkapnya