Dokter China Sebut Gejala Covid Varian Delta Berbeda dan Lebih Berbahaya
Merdeka.com - Para dokter China menyampaikan gejala Covid-19 varian Delta atau varian yang pertama kali terdeteksi di India, berbeda dan lebih berbahaya daripada versi asli virus corona karena varian ini terus menyebar di seluruh dunia.
Para dokter China, menurut The New York Times, telah menemukan para pasien yang terinfeksi varian Delta menjadi lebih parah sakitnya dan kondisinya memburuk dalam waktu cepat.
Sebanyak 12 persen pasien mengalami sakit parah atau kritis dalam waktu tiga sampai empat hari setelah mengalami gejala pertama. Hal ini disampaikan direktur perawatan kritis Universitas Sun Yat-sen Guangzhou, Guan Xiangdong, dikutip dari laman The Hill, Selasa (15/6).
Menurut Xiangdong, sebelumnya hanya 2 sampai 3 persen pasien menjadi sakit parah atau kritis dalam periode waktu tersebut, tapi terkadang naik sampai 10 persen.
Empat perlima kasus bergejala dilaporkan mengalami demam, walaupun para dokter mengatakan belum jelas bagaimana angka ini dibandingkan dengan versi lain virus corona.
Informasi baru dari dokter di China ini muncul saat dunia sedang fokus pada berkembangnya varian Delta, yang telah menyebar ke sejumlah negara.
Direktur regional kantor WHO Eropa menyampaikan pada Kamis, varian Delta ini "siap untuk mengendalikan” Eropa ketika Inggris menghadapi wabah varian ini.Pada Kamis, Menteri Kesehatan Inggris menyampaikan varian Delta ini menyumbang 91 persen dari kasus baru di negara itu.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Meskipun keduanya sering kali dianggap sama, namun sebenarnya terdapat perbedaan Flu Singapura dan flu biasa yang cukup signifikan.
Baca SelengkapnyaMalaria dan demam berdarah adalah dua penyakit yang sering kali disalahpahami sebagai penyakit yang sama karena keduanya ditularkan oleh nyamuk.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaFakta Seputar Golongan Darah Tipe P yang Ditemukan di Tiongkok, China
Baca SelengkapnyaMeskipun Covid-19 yang muncul saat ini sudah tidak berbahaya seperti dulu.
Baca Selengkapnya