Begini Cara Saudi Melacak dan Memantau Para Aktivis Pengkritik Kerajaan

Merdeka.com - Arab Saudi membeli serangkaian teknologi perangkat lunak spyware buatan Israel untuk melacak dan memantau sejumlah individu penting, termasuk anggota keluarga kerajaan, yang dipandang sebagai musuh pemerintah.
Seperti dikutip dari laman Al Araby, Senin (25/11), pembelian teknologi Israel ini menjadi awal dari kebijakan Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman yang memerintahkan penangkapan sejumlah bangsawan dan pebisnis atas tuduhan korupsi tahun lalu.
Surat kabar Haaretz melaporkan, seorang rekan dari mantan kepala intelijen Saudi, Abdullah al Malihi dan Kepala Intelijen Nassir al-Qahtani, bertemu dengan perwakilan dari perusahaan teknologi siber Israel, NSO Group Technologies.
Pertemuan pertama mereka yang berlangsung di Wina dan Siprus pada 2017 membahas perangkat lunak canggih untuk memata-matai individu buatan perusahaan itu, the Pegasus 3.
Sistem perangkat lunak ini bisa menyadap ponsel siapa pun yang dianggap musuh kerajaan, baik di dalam negeri maupun di tempat lain di berbagai belahan dunia.
Dalam pertemuan pertama, perusahaan Israel itu memamerkan kemampuan perangkat lunak buatan mereka yang mampu dengan mudah meretas ponsel seseorang, mendengarkan dan merekam pembicaraan hanya dengan mengetahui nomor telepon si pemilik ponsel.
Menurut lembaga riset internet, Citizen Lab, ketika ponsel itu sudah terkena spyware Pegasus maka peretas bisa mengakses sejumlah konten yang tersimpan di dalam ponsel, termasuk pesan SMS, surel, foto.
Seorang pebisnis Eropa yang mengetahui kabar ini mengatakan, perusahaan Israel itu akhirnya mencapai kesepakatan harga dengan para petinggi Saudi senilai USD 55 juta untuk pembelian Sistem Pegasus 3.
Perusahaan Israel itu menyangkal keterangan soal itu dengan menyebutnya kabar hanya gosip.
"Produk perusahaan kami membantu para aparat penegak hukum untuk melindungi orang di seluruh dunia dari serangan teror, jaringan narkoba, penculik anak untuk uang tebusan, pedofilia, dan pelaku kejahatan lain serta teroris," kata NSO menanggapi hasil investigasi Haaretz.
laporan Citizen Lab pada September lalu mengungkap ada sejumlah negara Teluk, kemungkinan Uni Emirat Arab, Arab Saudi, dan Bahrain, memakai perangkat lunak Pegasus untuk mengawasi aktivis.
Dalam situs Citizen Lab dikatakan Uni Emirat Arab menjadi negara dengan 'serangan' spyware Israel terbanyak. Itu artinya banyak para pengkritik pemerintah atau aktivis sudah menjadi target.
Citizen Lab juga menyoroti kasus aktivis UEA Ahmad Mansur yang menjadi target serangan spyware setelah dia membuka tautan yang dikirimkan ke ponselnya soal 'rahasia baru' tahanan yang disiksa di penjara UEA.
Mansur kemudian dijatuhi hukuman penjara 10 tahun karena melontarkan banyak kritikan di media sosial. Di ditangkap aparat keamanan UEA pada 2017.
Spyware Pegasus 3 buatan Israel ini diketahui digunakan di sedikitnya 46 negara, antara lain: Aljazair, Bahrain, Mesir, Irak, Israel, Yordania, Kuwait, Libanon, Libya, Maroko, Oman, Palestina, Qatar, Arab Saudi, Tunisia, Turki, Uni Emirat Arab, dan Yaman.
Pembocor rahasia Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat Edward Snowden awal bulan ini mengatakan perangkat lunak buatan NSO Group itu juga dipakai untuk melacak jurnalis Jamal Khashoggi yang dibunuh di konsulat Arab Saudi di Istanbul 2 Oktober lalu.
Menurut laporan, perangkat lunak spyware Pegasus buatan NSO dipasang di ponsel Umar Abdulaziz, warga Saudi yang tinggal di pengasingan dan juga rekan dari Khashoggi. Abdulaziz mengatakan dia kerap memakai ponselnya untuk berdiskusi soal politik Saudi dengan Khashoggi dan bersama-sama mengerjakan suatu proyek beberapa bulan sebelum wartawan Saudi itu dibunuh. Abdulaziz mengklaim ponselnya dipantau setiap saat.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Tentara Israel di Gaza Alami Diare Massal Akibat Keracunan Makanan
Diare massal ini menyerang tentara penjajah Israel yang ada di Gaza selatan.
Baca Selengkapnya

FOTO: Nasib Kapal Kargo Israel yang Dibajak Pasukan Houthi Kini Jadi Destinasi Wisata
Kapal kargo Galaxy Leader yang dibajak pasukan bersenjata Houthi pada November lalu sampai saat ini masih ditahan di lepas pantai Al-Saif, Yaman.
Baca Selengkapnya

Keluarga Tawanan Israel Marah Setelah Bertemu Netanyahu, Ini Penyebabnya
Beberapa orang yang hadir menggambarkan pertemuan ini menegangkan dan penuh amarah.
Baca Selengkapnya

DPRD DKI Tolak Wacana Gubernur Jakarta Dipilih Langsung Presiden: Karena Merenggut Hak Rakyat Memilih
Fraksi DPRD DKI Jakarta menolak wacana kebijakan gubernur dipilih langsung presiden usai Ibu Kota berpindah ke IKN, Kalimantan Timur
Baca Selengkapnya

Usai Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Jakarta Harus Punya Daya Tarik Agar Ekonomi Tetap Stabil
DKI Jakarta diimbau untuk mencontoh Dubai yang sukses menjadi Global City.
Baca Selengkapnya

PKS Tolak Gubernur Jakarta Dipilih Presiden: Itu Hak Demokrasi Rakyat
Pemilihan gubernur dan wakil gubernur oleh presiden diatur dalam RUU Daerah Khusus Jakarta.
Baca Selengkapnya

Kumpulan Aksi Burung hingga Kucing Robek & Turunkan Bendera Israel, 'Bahkan Hewan pun Anti Zionis'
Aksi hewan berikut ini memperlihatkan kepada siapa mereka berpihak. Israel atau Palestina?
Baca Selengkapnya

Sosok George Habash Pejuang Kristen Legendaris Palestina, Pemimpin Pembajakan Pesawat & Pengeboman Israel
Tokoh pejuang Kristen Palestina ini ternyata sangat disegani Israel. Simak sosok George Habash selengkapnya.
Baca Selengkapnya

Kapolda Metro Jaya Rombak Jajaran Mulai Kasat sampai Kapolsek
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto merombak jajarannya dengan memutasi sejumlah pejabat kepala satuan (Kasat) tingkat Polres hingga Kapolsek.
Baca Selengkapnya

FOTO: Tembus Iron Dome Israel, Serangan Roket Gaza Jebol Tembok Apartemen di Ashkelon
Serangan roket dari Gaza berhasil menembus sistem pertahanan Iron Dome Israel.
Baca Selengkapnya

Asal Usul dan Cerita di Balik Nama-Nama Mentereng Jalanan Kota Jakarta
Penamaan wilayah di Jakarta tidak lepas dari fakta sejarah.
Baca Selengkapnya

FOTO: Gelombang Pengungsi Ratusan Ribu Warga Palestina Tinggalkan Khan Younnis ke Rafah untuk Hindari Peperangan Hamas dengan Israel
Pertempuran militer Israel dengan kelompok Hamas, membuat ratusan ribu warga Palestina kembali mengungsi dari Khan Younnis ke Rafah.
Baca Selengkapnya