Alexander Dugin, Tokoh Berpengaruh di Balik Keputusan Putin Serang Ukraina
Merdeka.com - Nama Alexander Dugin mendadak jadi sorotan media internasional setelah Darya Dugina, putri dari tokoh ultranasionalis Rusia dan pendukung fanatik Presiden Putin itu tewas dalam serangan bom mobil yang sedang ditumpanginya pada Sabtu (20/8) lalu.
Pemerintah Rusia berspekulasi kematian Darya adalah hasil kerja intelijen Ukraina yang ditunjukkan untuk membunuh Alexander Dugin. Namun, siapa sebenarnya Alexander Dugin?
Dikutip dari CNN, Senin (22/8), Alexander Dugin, 60 tahun, berasal dari keluarga militer, akademisi, pemikir hingga pendukung fanatik Presiden Putin. Pemikiran-pemikiran Dugin dianggap berhasil memengaruhi Putin agar Rusia menyerang Ukraina.
Sebelumnya, pemikiran Dugin mengenai “Novorossiya / Rusia Baru” muncul pada 2014 ketika Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina. Pemikiran lain seperti “Kekaisaran Eurasia” dan “Dunia Rusia” turut muncul kemudian. Sebab itu, Dugin dianggap mampu memengaruhi Presiden Putin dalam mengambil kebijakan bagi Rusia.
Dalam bukunya yang diterbitkan pada 1997 berjudul “Foundations of Geopolitics”, Dugin mengungkapkan “sangat penting untuk memasukkan gangguan geopolitik ke dalam aktivitas internal Amerika, mendorong semua jenis separatisme dan konflik etnis, sosial dan rasial, secara aktif mendukung semua gerakan pembangkang -- kelompok ekstremis, rasis, dan sektarian, sehingga mengacaukan proses politik internal di AS”.
John Dunlop, seorang dosen senior dari Universitas Stanford, dalam karyanya pada 2004, mengungkapkan “Pemikiran-pemikiran Dugin dalam buku ini dianggap sangat berpengaruh bagi militer, polisi, dan elit kebijakan luar negeri Rusia”.
Dugin pun sangat vokal mendukung Putin sebagai satu-satunya pemimpin Rusia. Pada 2011, Dugin menyuarakan Putin harus memiliki sebuah ideologi dan alasan mengapa ia harus kembali menjabat presiden untuk ketiga kalinya.
Dalam wawancara pada 2019 dia mengatakan, "semua orang yang berkuasa di Rusia adalah bajingan, kecuali Putin."
Dalam perang Rusia–Ukraina, Dugin percaya Barat menggunakan Ukraina untuk melemahkan Rusia. Dugin menyatakan “Mereka percaya bahwa mereka memiliki kesempatan untuk mengalahkan Rusia; tidak secara harfiah, karena tidak mungkin, mereka berusaha untuk menghancurkan dan memaksa (Rusia) untuk menyerah, dengan mengeluarkannya dari sistem global”.
Bagi Dugin persatuan seluruh bangsa Slavia adalah hal yang harus dicapai Rusia. “Tidak akan lengkap sampai kita menyatukan semua Slavia timur dan semua saudara Eurasia menjadi satu ruang besar. Semuanya mengikuti logika takdir ini -- begitu pula Ukraina” tutur Dugin.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Putin Kembali Menang Telak dalam Pemilu Rusia, Jadi Pemimpin Terlama Lampaui Stalin
Baca SelengkapnyaPutin Sebut Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024, Alasannya Tak Terduga
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi bahkan melawat langsung untuk mendorong perdamaian antara Rusia dan Ukraina.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rusia Undang Hamas dan Kelompok Palestina ke Moskow, Ini yang Bakal Dibahas
Baca SelengkapnyaKanker merupakan momok bagi banyak orang. Pada saat ini, Rusia mengklaim bahwa mereka selangkah lebih dekat untuk menemukan vaksin Kanker.
Baca SelengkapnyaGanjar menyarankan untuk mencari negara alternatif sebagai pemasok bahan
Baca SelengkapnyaPutin Hadiahi Kim Jong-un Mobil Mewah Buatan Rusia, Berlapis Baja dan Bisa Berenang
Baca SelengkapnyaMendoakan Indonesia agar mampu mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapi rakyatnya.
Baca SelengkapnyaPartai Gerindra tengah fokus mengawal perhitungan suara pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan legislatif (Pileg) 2024.
Baca Selengkapnya