CEK FAKTA: Disinformasi Kabar Nyamuk Buatan untuk Perangi Covid-19
Merdeka.com - Informasi adanya nyamuk buatan untuk memerangi Covid-19 beredar di media sosial Facebook. Informasi tersebut berupa gambar ilustrasi seekor nyamuk yang disebut-sebut sebagai nyamuk hasil rekayasa genetika.
KominfoPenelusuran
Menurut penelusuran merdeka.com, informasi adanya nyamuk hasil rekayasa genetik yang mampu memerangi Covid-19 adalah disinformasi. Dalam artikel kompas.com berjudul "[KLARIFIKASI] Nyamuk Rekayasa Genetika Bukan untuk Lawan Virus Corona" pada 29 Agustus 2020, dijelaskan bahwa ada kekeliruan dari informasi yang menyebutkan nyamuk buatan yang bisa memerangi Covid-19.
Berdasarkan artikel Kompas.com, pejabat di Distrik Pengendalian Nyamuk Florida Keys (FKMCD) pada Selasa (18/8/2020) memberi persetujuan final untuk melepas 750 juta nyamuk hasil modifikasi selama dua tahun.
Pelepasan ratusan juta nyamuk itu akan dilakukan pada 2021 di Florida Keys, beberapa bulan setelah nyamuk yang dimodifikasi disetujui regulator federal.
Nyamuk Aedes aegypti menyebarkan penyakit mematikan bagi manusia seperti demam berdarah, Zika, chikungunya, dan demam kuning.
Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, ada yang perlu diluruskan terkait informasi ini.
Penyebaran penyakit oleh nyamuk Aedes aegypti hanya terjadi saat nyamuk betina menggigit manusia karena mereka membutuhkan darah untuk bertelur.
Karena itu, tim berencana melepaskan nyamuk Aedes aegypti jantan yang sudah dimodifikasi, yang nantinya berkembang biak dengan nyamuk betina.
Nyamuk jantan ini membawa protein yang dapat membunuh anak-anak nyamuk betina sebelum dapat menggigit manusia.Nyamuk jantan yang hanya makan sari bunga atau nektar akan bertahan dengan gen yang akan menurun.
Seiring berjalannya waktu, diharapkan populasi nyamuk Aedes aegypti di wilayah tersebut turun sehingga dapat mengurangi penyebaran penyakit ke manusia.
Nyamuk sendiri tidak terbukti dapat menyebarkan virus corona. Kompas.com menulis tidak ada bukti manusia dapat terinfeksi Covid-19 dari nyamuk. Sebab, virus corona diketahui menyebar dari kontak antara orang dengan orang lain.
Virus corona umumnya menyebar melalui droplet atau percikan yang keluar saat seseorang yang terinfeksi mengalami batuk atau bersin.
Virus yang berasal dari Wuhan, China tersebut juga dapat ditularkan melalui percikan air liur dan ingus penderita Covid-19.
Kesimpulan
Informasi nyamuk hasil rekayasa genetik yang bisa memerangi Covid-19 adalah disinformasi. Nyamuk hasil rekayasa genetik itu diciptakan untuk memerangi nyamuk Aedes ageypti, bukan Covid-19.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Covid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaKombes Pol Yade Setiawan Sukses raih Doktor dan Pertahankan Disertasi Penanganan Covid 19.
Baca SelengkapnyaDi musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.
Baca SelengkapnyaAni menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.
Baca SelengkapnyaMelalui serangkaian penelitian ini diharapkan nyamuk Aedes aegypti terinfeksi dengan Wolbachia
Baca SelengkapnyaIntroduksi vaksin dengue bertujuan mencegah penyebaran demam berdarah.
Baca Selengkapnya