Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

CEK FAKTA: Disinformasi Efek Samping Vaksin Covid-19 Membuat Kaki Relawan Melepuh

CEK FAKTA: Disinformasi Efek Samping Vaksin Covid-19 Membuat Kaki Relawan Melepuh Ilustrasi Vaksin Covid-19. ©2020 REUTERS

Merdeka.com - Beredar foto telapak kaki seseorang yang melepuh dan bernanah dan foto tersebut diklaim sebagai efek samping dari penggunaan vaksin Covid-19 di media sosia Facebook.

Dalam beberapa narasi disebutkan foto kaki yang beredar adalah milik Patricia, seorang relawan suntik vaksin Covid-19.

Penelusuran

Dari hasil penelusuran diketahui luka tersebut bukan karena suntik vaksin. Foto telapak kaki tersebut memang milik Patricia Chandler, seorang wanita yang hidup di Alaska, Texas. Dia mengajukan diri sebagai sukarelawan pada suntik vaksin Pfizer/BioNTech Covid-19 namun nyatanya dia termasuk kelompok sukarelawan yang diberi obat plasebo.

Dilansir dari Turnbackhoax, Plasebo merupakan metode untuk menguji efektivitas obat atau suatu perawatan medis tertentu sebelum dipergunakan secara massal. Plasebo bisa berupa pil, suntikan, atau metode pengobatan lainnya. Plasebo juga sering disebut sebagai obat kosong karena “obat-obatan” plasebo tidak mengandung bahan aktif yang dimaksudkan untuk meningkatkan atau memperbaiki kesehatan. Orang yang menerima obat plasebo tidak mengetahui dirinya menggunakan obat kosong.

Dalam melakukan uji klinis vaksin, relawan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok uji dan kelompok plasebo. Kelompok uji adalah mereka yang mendapatkan vaksin sesungguhnya, sementara kelompok plasebo hanya diberi obat kosong. Tujuannya untuk mengetahui efek psikologis dari relawan setelah mendapatkan suntikan sehingga membantu peneliti mengetahui apakah vaksin benar-benar efektif atau hanya sugesti dari pasien.

Patricia merupakan relawan yang masuk kelompok plasebo, dirinya hanya mendapatkan suntikan berupa sedikit air garam (isotonik). Oleh karenanya kondisi pada kulit tidak termasuk dalam gejala suntikan tersebut.

Penyakit yang diderita Patricia berawal pada akhir Oktober hingga menyebabkan bengkak dan luka yang besar. Setelah menjalani beberapa perawatan, dokter mengatakan luka di kakinya dengan istilah “Fixed Drug Eruption” (FDE), yakni sebuah reaksi alergi akibat dari obat yang dikonsumsi pada kulit atau bagian tubuh. Seorang kenalan dari Patricia membuatkan halaman untuk menggalang dana di situs gofundme.com, dengan narasi yang menyebut hal tersebut karena efek samping dari vaksin. Setelah beberapa waktu, pengelola gofundme telah memperbaiki narasi yang ditampilkan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman pembaca.

Namun gambar dan narasi tersebut terlanjur tersebar di internet dan dijadikan propaganda anti-vaksin. Patricia sendiri telah memberikan klarifikasi melalui video yang menyebutkan luka di kakinya bukan diakibatkan karena suntik vaksin.

Kesimpulan

Foto telapak kaki yang melepuh benar milik Patricia Chandler, namun bukan disebabkan dari efek samping penggunaan vaksin Covid-19.

Faktanya, ia hanya mendapatkan suntikan obat plasebo, bukan vaksin sebenarnya. Patricia juga telah memberikan klarifikasi terhadap isu yang beredar dan tidak membenarkan luka yang dideritanya disebabkan oleh suntik vaksin Covid-19.

Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

(mdk/noe)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun
Covid-19 Naik Lagi, Menkes Minta Masyarakat Pakai Masker Selama Libur Akhir Tahun

Imbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker
Kasus Covid-19 Meningkat, Penumpang Kereta Api Wajib Pakai Masker

Imbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Selengkapnya
Kulit Kering Bisa Disebabkan 10 Hal Ini, Berikut Cara Atasi dan Mencegahnya!
Kulit Kering Bisa Disebabkan 10 Hal Ini, Berikut Cara Atasi dan Mencegahnya!

Kulit kering kerap dialami oleh sebagian orang dan terkadang membuat estetika semakin berkurang.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
5 Fakta Sosok Febryanti Mulyadi, Kanit PPA Polres Klaten yang Viral
5 Fakta Sosok Febryanti Mulyadi, Kanit PPA Polres Klaten yang Viral

Penampilannya saat tak memakai seragam polisi tampak berbeda bikin pangling.

Baca Selengkapnya
OPINI: Kanker di Indonesia: Pemahaman yang Salah, Data Amburadul, Kebijakan Sekadar Beli Alat Mahal
OPINI: Kanker di Indonesia: Pemahaman yang Salah, Data Amburadul, Kebijakan Sekadar Beli Alat Mahal

Kanker di Indonesia: Pemahaman yang Salah, Data Amburadul, Kebijakan Sekadar Beli Alat Mahal

Baca Selengkapnya
FOTO: Kasus Covid-19 Meningkat Signifikan, Warga Antre Vaksin Booster saat Car Free Day Jakarta
FOTO: Kasus Covid-19 Meningkat Signifikan, Warga Antre Vaksin Booster saat Car Free Day Jakarta

Beberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.

Baca Selengkapnya
7 Masalah Kesehatan yang Sebabkan Keringat Berlebih, Salah Satunya karena Gula
7 Masalah Kesehatan yang Sebabkan Keringat Berlebih, Salah Satunya karena Gula

Keringat yang berlebihan ini muncul bukan karena panas matahari atau pakaian Anda yang terlalu tebal, tapi bisa jadi karena masalah pada kesehatan Anda.

Baca Selengkapnya
Pria Ini Viral Bikin Lukisan dari Daun Kering, Hasil Tangannya Menakjubkan Curi Perhatian
Pria Ini Viral Bikin Lukisan dari Daun Kering, Hasil Tangannya Menakjubkan Curi Perhatian

Seniman ukir daun ini buat lukisan tokoh-tokoh terkenal dari daun kering, hasil tangannya menakjubkan dan viral.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya