Syekh Ali Jaber Ternyata Masih Ada Darah Indonesia, Ini Alasannya Pilih Jadi WNI
Merdeka.com - Setelah dinyatakan negatif Covid-19, Syekh Ali Jaber menghembuskan napas terakhirnya pada Kamis (14/1) pukul 08.30 WIB. Kabar duka itu dibagikan sahabat Syekh Ali yakni Ustaz Yusuf Mansur di laman instagramnya.
"Innaa lillaahi Wa Innaa Ilaihi Raaji'uun. Syaikh Ali Jaber wafat di RS Yarsi, jam 8.30. Mohon do'anya. Kenngan bersama Syeikh Ali begitu banyak. Adik, sahabat, keluarga, sekaligus guru dan tempat bertanya... Sosok yang banyak meninggalkan ajaran dan kenangan," kata Ustaz Yusuf Mansur.
Banyak sekali yang mendoakan kepergian Ustaz asal Madinah itu lantaran ia dikenal sebagai sosok yang baik dan sangat rendah hati. Sosoknya pun selalu menjadi sorotan dan membuat penasaran. Salah satunya mengenai ia yang ternyata masih berdarah Indonesia.
Kakek Kelahiran Jawa Tengah
Dalam video di saluran YouTube Trans7 Official dengan tajuk 'Hitam Putih - Syeikh Ali Jaber (29/7/16) 4-1' yang tayang pada 31 Juli 2020 silam, Syekh Ali menceritakan tentang sejarah keluarganya yang ternyata masih memiliki darah Indonesia.
"Sebenernya pertama kali saya ke Indonesia hanya kunjungan silaturahmi karena ada hubungan darah ke Indonesia. Ternyata sejak saya di Indonesia ingin kenal keluarga, siapa saja keluarga saya. Ternyata saya menemukan kakek saya kelahiran bumi ayu, Jawa Tengah," papar Syekh Ali.
"Bahkan salah satu juga saudara dari kakek saya adalah yang jadi korban tewas jajah Jepang. Menurut saya, saya Arab asli. Jadi Arab asli tapi darah saya tidak jauh dari Indonesia," lanjut dia.
Menjadi WNI
Syekh Ali bahkan menjelaskan bahwa dirinya telah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) sejak lama. Hal tersebut bermula dari tawaran yang diberikan oleh Presiden Indonesia keenam, Susilo Bambang Yudhoyono.
"Ya (dapat kewarganegaraan Indonesia dari) Bapak Presiden SBY. Sebenarnya saya tidak memilih, ketika saya datang ke Indonesia kunjungan silaturahmi saja. Ketika saya mendapat kesempatan salat magrib di Masjid Agung Sunda Kelapa, saya diajak sama satu sahabat untuk salat di masjid. Kebetulan saat saya di sana bertemu dengan pengurus masjid yang mendorong saya menjadi imam," kata Syekh Ali.
"Kebetulan saya jadi imam beliau tersentuh dan minta lagi. Cuma visa saya sebagai orang asing bisa habis tapi ternyata mereka bisa membantu untuk tinggal. Ada sebuah kesan (jadi saya mau menetap di Indonesia)," sambungnya.
Lancar Bahasa Indonesia
Sudah lebih dari 10 tahun menetap di Indonesia, Syekh Ali pun sudah semakin lancar berbahasa Indonesia. Padahal, semula saat datang ke Tanah Air, ia mengaku sama sekali belum bisa bicara dalam bahasa Indonesia.
"Sangat lancar (bicara bahasa Indonesia) insya allah. Saya sekarang sudah masuk tujuh tahun. Sebenernya sejak 2008 saya belum bisa (bicara dalam bahasa Indonesia). Sebenernya bahasa itu bagaimana kita sehari-hari. Jadi saya bergaul mungkin bahasa saya selalu dikatakan teman-teman saya lebih ke bahasa gaul," jelasnya.
(mdk/end)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi ungkap detik-detik peristiwa tewasnya eks calon siswa Bintara Iwan oleh anggota TNI AL Serda Adan.
Baca SelengkapnyaAyah Bimbim Slank, Sidharta M Soemarno menghembuskan napas terakhirnya pada Senin (4/3) malam.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus yang dihimpun per tanggal 6-23 Desember 2023 sebanyak 5 kasus.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Mbah Kalap pernah identik dengan Sungai Jagir di Surabaya. Ia penyelam handal untuk menyelamatkan banyak nyawa di tahun 1970-1980 silam
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaDia menyebut, seorang pemimpin yang berpikir sangat legalistik bakal mementingkan kemauan diri sendiri.
Baca SelengkapnyaDua sosok Jenderal TNI bintang lima ini ternyata pernah jadi atasan dan bawahan. Simak karier keduanya hingga mampu meraih penghargaan tertinggi militer.
Baca SelengkapnyaMenurut Cak Imin, ketidaknetralan dalam Pemilu akan merusak demokrasi.
Baca Selengkapnya