Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Alwi Shahab

Profil Alwi Shahab | Merdeka.com

Alwi Shahab adalah wartawan senior Indonesia. Setelah bekerja di Kantor Berita Arabian Press Board sebagai wartawan sejak tahun 1960, Alwi Shahab bekerja di Kantor Berita Antara sejak Agustus 1963 sampai tahun 1993, sebagai reporter meliput berita seputar kota, kepolisian, parlemen hingga liputan bidang ekonomi. Alwi Shahab juga menjadi wartawan Istana sejak tahun 1969 -1978.

Selepas dari Antara, Alwi Shahab bergabung dengan HU Republika. Rubrik Kebudayaan dan rubrik Sketsa Jakarta, rubrik Nostalgia dan Bandar Jakarta tak pernah lepas dari kerya tulisannya yang produktif terutama tentang kisah kisah kota Jakarta tempo dulu. Sebagai penduduk asli Jakarta kelahiran Kwitang, Alwi Shahab mengenal dengan baik setiap sudut kota Jakarta yang dulu disebut dengan Batavia, tanpa kehabisan bahan cerita-cerita menarik semasa penjajahan Belanda hingga Kemerdekaan digambarkan dengan apik di tulisannya. Alwi Shahab sering kali menemui sumber berita dan meneliti berbagai bahan berita untuk menjaga keobyektifitasan tulisannya.

Bukan hanya artikel-artikel di rubrik surat kabar tetapi Alwi Shahab juga mengabadikan buah tangannya dalam bentuk buku, sebut saja di tahun 2001  Alwi Shahab mengeluarkan buku Robin Hood Betawi, juga Betawi: Queen of the East terbit tahun 2002, Saudagar Baghdad dari Betawi terbitan tahun 2004, tahun 2007 Alwi menulis Betawi Oey Tambahsia Playboy Betawi.

Masih kisah-kisah bertema Batavia tahun 2007 sebuah buku hasil tulisannya diterbitkan dengan judul Hukum Pancung di Batavia terbitan tahun 2007, juga buku terbitan tahun 2007 yang berjudul Ciliwung: Venesia dari Timur, di tahun yang sama Alwi kembali menerbitkan Kasino Bernama Kepulauan Seribu.

Kemudian tahun 2009 sebuah bukunya berjudul Batavia Kota Banjir diterbitkan, Batavia Kota Hantu dengan Nurul Hikmah sebagai editornya yang dicetak tahun 2010. Karena dedikasinya pada sejarah dan budaya Betawi, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan penghargaan Anugerah Budaya pada Alwi Shahab tahun 2009.

Riset dan analisa oleh Eko Setiawan