Mengenal Batu Wongwongan, Jadi Bukti Peninggalan Hindu di Lebak
Situs ini jadi salah satu bukti peninggalan era Hindu di Lebak yang masih tersisa.
Situs ini jadi salah satu bukti peninggalan era Hindu di Lebak yang masih tersisa.
Di desa Lebak Situ, Kabupaten Lebak, terdapat sebuah artefak kuno bernama Batu Wongwongan.
Oleh warga sekitar, situs ini dikenal dengan nama batu lingga karena diklaim menyerupai Lingga Yoni yang ada di Candi Prambanan.
Batu Wongwongan diketahui memiliki ciri unik, yakni berbentuk Yoni tanpa cerat, serta terdiri dari masing-masing muka di setiap sisi yang memiliki kepala arca dan berhias rambut anting-anting dengan kondisi yang telah usang.
Keberadaan batu ini tersembunyi di tengah hutan perkebunan, dan tak jauh dari Sungai Ciwongwongan.
Belum jelas tentang asal usul batu ini, namun keberadaannya menimbulkan misteri karena batu ini disebut jadi satu-satunya yang terdapat di pulau Jawa.
Berikut selengkapnya.
Mengutip kebudayaan.kemdikbud.go.id, Kamis (25/4), artefak arkeologi ini memperlihatkan bentuk yang menyerupai Lingga Yoni.
Namun tidak dengan ciri khas yang biasa ditemui, yakni bentuk Phallusnya yang melekat pada sebuah asana, sementara Yoni-nya tak menampakkan karakteristik lipatan yang lazim pada Yoni di Jawa.
Keunikan lainnya adalah kehadiran empat wajah yang diukir secara tiga dimensi dengan detail perhiasan dan rambut yang jelas, serta bagian dasar Yoni yang asimetris.
Kehadiran jenis batu seperti ini tak tercatat di wilayah Jawa lainnya.
Dari data sejarah disebutkan bahwa batu Lingga dan Yoni berada di kompleks Candi Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dan disimbolkan sebagai sisi maskulinitas dari seorang laki-laki.
Disebutkan bahwa batu ini tidak ditemukan di wilayah manapun di pulau Jawa, dan hanya di Kabupaten Lebak Banten.
Dalam konteks ikonografi dewa-dewa Hindu, situs ini dianggap sebagai respresentasi Dewa Siwa yang tertinggi.
Ini terlihat dari keempat kepala tersebut disimbolkan menyatu dengan Lingga, atau yang biasa dianggap sebagai mukhalingga.
Meski jumlah wajah yang digambarkan bervariasi, mulai dari satu, empat, hingga lima, jarang sekali ditemukan pada zaman kuno Jawa Tengah.
Di sisi lain, terdapat pula Lingga yang berdiri sendiri tanpa Yoni, disebut pseudo Lingga atau Lingga semu dengan bentuk silindris dan persegi sebagai patok atau batas dan sering dianggap sebagai batas suatu candi atau tanah dari kerajaan di zaman lampau.
Mengutip Disbudpar Lebak, kehadiran Lingga Yoni ini mencerminkan praktik pemujaan terhadap Siwa yang sering terjadi di tempat-tempat yang dianggap sakral.
Umumnya situs serupa biasa ditemukan di candi atau lokasi yang disucikan, termasuk bekas reruntuhan suatu kerajaan peninggalan era Hindu – Buddha sekitar abad ke-5 masehi masa lampau.
Patung Siwa sering dianggap sebagai dewa utama yang amat dipuja di pulau Jawa. Patung ini jarang berdiri sendiri, dan selalu dikelilingi oleh keluarga dan minimal Nandisa atau Nandi sebagai wahana atau kendaraannya.
Keluarganya yang lain termasuk Durga atau Parwati sebagai sakti atau istri, Ganesha sebagai anak, Agastya sebagai perwujudan Siwa Mahaguru, Kartikeya sebagai anak, Mahakala, dan Nandiswara sebagai penjaga pintu candi.
Adanya penemuan batu Lingga Yoni ini, menjadikan kawasan tersebut salah satu destinasi sejarah yang ada di Kabupaten Lebak.
Tempat ini cocok dikunjungi bagi para penikmat sejarah, maupun siswa sekolah untuk napak tilas zaman kerajaan Hindu-Buddha yang pernah berjaya di masa silam di nusantara.
Sayangnya kondisi terkini situs sudah tidak sempurna karena dimakan usia. Ini terlihat dari bentuk mukanya yang sudah halus. Bentuk yoni yang kerucut terbalik juga sudah tidak terlihat ujung kerucutnya karena tertutup bagian dasar.
Namun lokasi masih bisa dikunjungi sebagai salah satu tempat bersejarah di Kabupaten Lebak.
Situs itu diduga menjadi jalur masuk atau pintu gerbang penyebaran agama Hindu di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaPenyebaran DBD di Kabupaten Lebak hingga kini terus bertambah.
Baca SelengkapnyaMegibung merupakan tradisi buka puasa bersama khas kampung Islam Kepaon Bali
Baca SelengkapnyaBatu peninggalan di Pulau Samosir ini memiliki bentuk yang unik.
Baca SelengkapnyaPertunjukan kesenian ini biasanya digelar pada hari-hari besar
Baca SelengkapnyaWali yang terkenal dengan dakwah melalui kesenian ini ternyata pernah berdakwah pakai cara kekerasan.
Baca SelengkapnyaTak banyak orang yang tahu keberadaan makam tua itu.
Baca SelengkapnyaKonon menurut cerita kedua pohon ini berasal dari sepasang pengantin yang bertengkar
Baca SelengkapnyaSalah satu kesenian berasal dari Lampung Barat ini menjadi simbol suatu kehormatan dan kebesaran yang dipertunjukkan pada upacara ritual yang sakral.
Baca Selengkapnya