Sejarah panjang industri sepeda motor 'jajah' pasar Tanah Air
Merdeka.com - Keberadaan sepeda motor di Indonesia terhitung sudah lebih satu abad, atau tepatnya dimulai pada tahun 1893. Saat itu, sepeda motor masih di impor dari pabrik Hildebrand und Wolfmüller, di Muenchen, Jerman.
Masuk ke abad 19, perkembangan sepeda motor kian pesat. Berbagai merek 'kuda besi' bermunculan, mulai dari Reading Standard, Excelsior, Harley Davidson, Indian, King Dick, Brough Superior, Henderson, sampai Norton. Merek-merek tersebut iklannya menghiasi halaman surat kabar yang ada pada saat itu.
Masuk di pertengahan abad ke-19 atau lebih tepatnya pada tahun 1950, ribuan sepeda motor Bavarian Motor Works (BMW) merambah pasar Tanah Air. Pada saat itu, pendistribusiannya melalui dua cara, yakni lewat jalur pemerintah (hanya perwira yang diizinkan) dan lewat jalur swasta dengan membangun tempat pameran dan pemesanan. Di Bandung saat itu ada dua, yaitu NV Spemotri yang gedungnya saat ini menjadi Bank Niaga di Dago, dan CV Dennbarr di Simpang Lima Bandung.
Langkah BMW untuk merambah bisnis sepeda motor ternyata diikuti oleh pabrikan lainnya, yaitu PT Astra Honda Motor (AHM).
Dikutip dari situs resmi Honda, AHM merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT Federal Motor. Saat itu, PT Federal Motor hanya merakit, sedangkan komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk CKD (completely knock down).
Kehadiran AHM nyatanya menjadi pionir bagi kehadiran pabrikan sepeda motor asal Jepang lainnya. Tepat 2 tahun berselang, PT. Indohero Steel & Engineering atau sekarang lebih dikenal dengan nama PT Suzuki Indonesia Manufacturing (SIM). Menyusul, Suzuki, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing masuk ke Indonesia setahun berselang. Setelah itu, pabrikan asal Jepang lainnya yakni Kawasaki juga masuk ke Indonesia pada tahun 1980-an, di mana pada saat itu masih menggunakan nama PT Bintang Terang sebelum akhirnya sekarang menjadi PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI).
Seiring perkembangan zaman, pabrikan sepeda motor lainnya ikut masuk. Sayangnya, mereka tidak mampu menggoyahkan kedigdayaan YIMM dan AHM dalam menguasai pasar dalam negeri.
Berdasarkan data Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU), AHM dan YIMM mengusai 97 persen pasar sepeda motor di Indonesia. Rinciannya, AHM dengan merek dagang Honda memiliki 68 persen pasar dan sisahnya sebanyak 29 persen dikuasai YIMM dengan merek dagang Yamaha. Dengan demikian, 3 persen sisahnya dikuasai oleh SIM, KMI, dan pabrikan lainnya.
Kedigdayaan Honda dan Yamaha bukan tanpa alasan. Kemampuan mereka dalam menciptakan produk yang inovatif serta memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen membuat mereka mampu menguasai pasar. Tidak hanya itu, YIMM dan Honda nyatanya memang telah melihat Indonesia sebagai pangsa pasar yang besar.
Hal ini diungkapkan oleh Asisten GM Marketing Yamaha Indonesia, Mohammad Masykur. Menurutnya, kebutuhan masyarakat akan sepeda motor terus meningkat setiap tahunnya, hal itulah yang membuat Yamaha melihat Indonesia sebagai pasar besar.
"Di sini jelas ada demand (permintaan) pasti. Ada yang memang membutuhkan sepeda motor," kata Masykur kepada merdeka.com di Jakarta, Sabtu (30/7).
Lanjut Masykur, masih belum memadainya transportasi massal membuat sepeda motor kian digandrungi. Selain lebih murah dan hemat, si kuda besi juga dianggap lebih memudahkan aktivitas mereka, apalagi yang ada di daerah.
"Transportasi massal yang belum mencukupi, wilayah Indonesia yang sangat luas, membuat penduduknya memerlukan alat transportasi alternatif berupa sepeda motor," tuturnya.
Hal senada diungkapkan oleh Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor (AISI), Sigit Kumala. Dia mengatakan, Indonesia, India dan beberapa negara lainnya memang merupakan pangsa pasar yang besar bagi industri sepeda motor. Alasannya, kebutuhan masyarakat akan transportasi massal yang baik belum terpenuhi.
"Pasti mengincar ke arah sana. Apalagi mobilitas masyarakat semakin meningkat dan masyarakat butuh yang terjangkau. Motor jawabannya," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejarah Pemilik Motor Pertama di Indonesia yang Dianggap ‘Ajaib’
Baca SelengkapnyaPotret motor klasik saksi sejarah perjalanan karir Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri.
Baca SelengkapnyaRencana menaikkan pajak sepeda motor jadi salah satu strategi untuk menekan angka polusi di kota-kota besar seperti Jakarta.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Strategi pemerintah menekan polusi dengan menaikkan pajak, hingga menerapkan area ganjil genap, termasuk untuk kendaraan listrik.
Baca SelengkapnyaBekerja sepenuh hati membuat pekerjaan terasa lebih ringan dan mendapat buah baik.
Baca SelengkapnyaYana Suryana, menderita luka serius di perut akibat sabetan senjata tajam pencuri sepeda motor di Jalan Roda Hias, Serpong, Tangerang Selatan.
Baca Selengkapnya