Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pengusaha Ikan Hias Keluhkan Tingginya Ongkos Transportasi Kargo

Pengusaha Ikan Hias Keluhkan Tingginya Ongkos Transportasi Kargo Pelabuhan. ©2013 Merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Direktur Utama Nusantara Aquatic (Nusatic) Sugiarto Budiono mengeluhkan tingginya ongkos kargo untuk angkutan transportasi ikan hias dalam negeri. Bahkan, biaya angkut untuk satu box ikan hias bisa mencapai di atas Rp1 juta.

"Ikan yang misalnya Jakarta kirim ke Makassar mungkin cukup yang lalu cukup Rp500-500 ribu per box. Saat ini ada di atas Rp1 juta lebih," kata dia saat ditemui di ICE BSD, Tanggerang, Minggu (1/12).

Dengan harga yang tinggi tersebut, kerap membuat banyak pengusaha ikan hias ada di Indonesia merasa keberatan. Kekhawatiran ini justru timbul ketika para pengusaha yang ingin melakukan ekspansi ke luar negeri.

"Memang transportasi udara kita punya kargo rate kargo tinggi dirasakan pembudidaya kita penjual kita yang antar pulau yang dalam Indonesia pun terasa sekali," jelas dia.

Menurutnya, persoalan ini sebetulnya sudah disampaikan langsung kepada pemerintah. Pemerintah pun menjanjikan untuk mencari alternatif untuk menekan ongkos kargo tersebut.

"Kemarin pak Menteri (Luhut) mencoba nanti carikan kerjasama atau kebijakan antara Kemenhub dan Kementerian KKP apakah bisa dicarikan solusi nilai khusus untuk produksi ikan hias. Itu yang dicoba akan ditelusuri. Berhasil atau gak ya kami serahkan ke pak menteri," jelas dia.

Asisten Deputi Sumber Daya Hayati, Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Suparman Sirait pun berjanji akan berkoordinasi dengan para stakeholder terkait untuk mengatasi persoalan tingginya ongkos kargo transportasi untuk pendistribusian ikan hias.

"Banyak keluhan. Kami apresiasi begitu gigih mereka datang ke sini tahun depan kami koordinasikan lagi bagaimana membantu teman-teman itu. Koordinasi lebih insentif," tandas dia.

Ekspor Ikan Hias RI Masih Kalah

Sugiarto mengakui, nilai (value) ikan hias ekspor Indonesia saat ini masih kalah dengan Singapura. Padahal, secara volume atau jumlah ikan hias di Indonesia masih tertinggi di dunia.

"Kita negara besar tapi kalah ekspornya dengan Singapura. Singapura nomor satu di dunia," kata dia saat ditemui di ICE BSD, Tanggerang, Minggu (1/12).

Untuk mendongkrak nilai ekspor terbesar di dunia, dirinya pun berkomitmen dan bekerjasama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dan juga Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk melakukan pameran sekala besar. Bersama pemerintah, dirinya pun merancang agar pada 2024 ekspor ikan hias RI merajai pasar-pasar dunia.

"Diharapkan di 2024 kita sudah bisa menjadi nomor satu. Karena sangat memungkinkan dengan lahan, uang kita punya, alam yang kita kunya itu sangat memungkinkan untuk kita bisa besar," jelas dia.

Dia menambahkan, secara tren peningkatan ekspor ikan hias Indonesia terus meningkat. Di mana pangsa pasar terbesar juga masih berada di China. "50 persen ke China. Yang lainnya terbagi dari puluhan negara," kata dia.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Lebaran Bawa Berkah, Pedagang Ikan Hias Raup Omzet Rp5 Juta dalam Semalam
Lebaran Bawa Berkah, Pedagang Ikan Hias Raup Omzet Rp5 Juta dalam Semalam

Bila sebelumnya paling banyak menghasilkan Rp1,5 juta, dia mengaku kali ini ada puluhan ikan peliharaannya itu diborong pembeli.

Baca Selengkapnya
Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah
Dulunya Pengemis dan Suka Mabuk, Pria ini Tobat Kini Bisnis Ikan Cakalang Omsetnya Puluhan Juta Rupiah

Cerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.

Baca Selengkapnya
Nekat Bisnis Ikan Mas Koki, Modal Seadanya Hingga Bisa Raup Omzet Rp20 Juta per Bulan
Nekat Bisnis Ikan Mas Koki, Modal Seadanya Hingga Bisa Raup Omzet Rp20 Juta per Bulan

Agung yang memiliki modal Rp50.000 membeli 20 ekor ikan mas koki dan membuat kolam di dapur rumah orang tuanya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Terungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia
Terungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia

Aturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.

Baca Selengkapnya
Mahasiswa Ini Nekat Jual Handphone untuk Bisnis Ikan Cana, Mengejutkan Kini Punya Ruko dan Hasilkan Puluhan Juta
Mahasiswa Ini Nekat Jual Handphone untuk Bisnis Ikan Cana, Mengejutkan Kini Punya Ruko dan Hasilkan Puluhan Juta

Semua berawal dari melihat Cana (ikan gabus hias) sebagai salah satu ikan hias yang daya tahannya kuat dan memiliki banyak peminat.

Baca Selengkapnya
Pengusaha Minta Presiden Pengganti Jokowi Turunkan Biaya Logistik
Pengusaha Minta Presiden Pengganti Jokowi Turunkan Biaya Logistik

Salah satu penyebab tingginya biaya logistik nasional karena belum ada konektivitas antara pelabuhan dengan perusahaan logistik.

Baca Selengkapnya
Melihat Suasana Pasar Ikan Terbesar di Kabupaten Kendal, Beragam Jenis Ikan Laut Segar Tersedia Langsung dari Nelayan
Melihat Suasana Pasar Ikan Terbesar di Kabupaten Kendal, Beragam Jenis Ikan Laut Segar Tersedia Langsung dari Nelayan

Di sana telah dibangun sebuah jembatan gantung yang menghubungkan antara pasar dengan desa di sebelahnya.

Baca Selengkapnya
Tiru Susi Pudjiastuti, Ganjar Bakal Tenggelamkan Kapal Asing yang Curi Ikan di Indonesia
Tiru Susi Pudjiastuti, Ganjar Bakal Tenggelamkan Kapal Asing yang Curi Ikan di Indonesia

Ganjar Pranowo mengancam bakal menenggelamkan kapal ikan asing yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal

Baca Selengkapnya
Janji Anies Bangkitkan Pariwisata di Sungai Musi Jika Menang Pilpres Usai Dicurhati Penarik Getek
Janji Anies Bangkitkan Pariwisata di Sungai Musi Jika Menang Pilpres Usai Dicurhati Penarik Getek

Anies mengatakan hal itu bisa dilakukan jika memiliki kewenangan yang bisa diraih ketika menjadi Presiden Indonesia.

Baca Selengkapnya