Inflasi Januari bakal tinggi, Kemendag sebut sudah tradisi
Merdeka.com - Kementerian Perdagangan meyakini inflasi Januari 2014 akan melonjak. Alasannya, pada awal tahun terdapat beberapa faktor alam yang mempengaruhi harga pangan.
Salah satunya adalah curah hujan tinggi. Situasi ini rentan menimbulkan banjir, khususnya di kawasan pantai utara Pulau Jawa. Imbasnya distribusi barang terhambat.
Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengingatkan, selain cuaca buruk, banyak daerah di awal tahun sedang memasuki masa tanam.
"Memang kita harus lihat, Januari secara historis memang agak tinggi dibanding bulan-bulan lainnya," ujarnya di Jakarta, Senin (20/1).
Produk yang sedang masuk musim tanam bulan ini misalnya bawang merah, padi, jagung, dan gula. Kemungkinan besar, pasokan akan sedikit menyurut, sehingga peluang kenaikan indeks harga konsumen cukup tinggi.
"Tapi saya tidak mau berspekulasi (berapa kenaikan inflasi)," kata Bayu.
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, tahun lalu, inflasi Januari mencapai 1,03 persen. Saat itu, cuaca buruk jadi biang keladinya, sehingga harga komoditas segar mengalami kenaikan.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Chatib Basri mengakui bahwa ada banyak faktor yang menunjukkan tanda-tanda inflasi melonjak awal 2014. Tapi, dia optimis target inflasi di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun ini sebesar 4,9-5,5 persen masih realistis.
Pemerintah, menurut menkeu, wajib menjaga pergerakan harga pangan yang mempengaruhi inflasi bergerak (volatile) dan harga diatur pemerintah (administered price).
"Yang mesti dijaga pemerintah yaitu inflasi di luar inti, misalnya pasokan, distribusi, administered, serta pangan bergejolak," ucapnya.
Sesuai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014, pemerintah menargetkan inflasi tahunan di kisaran 5,5 persen. Tahun lalu, inflasi tahunan terealisasi 8,38 persen, lebih tinggi dari target APBN-Perubahan yang mematok 7,2 persen.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024
Harga Beras Meroket, Inflasi Naik Jadi 2,75 Persen di Februari 2024
Baca SelengkapnyaHarga Pangan di Jakarta Naik, Ternyata Ini Penyebabnya
Ada beberapa harga komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan antara lain, beras, telur ayam, daging ayam, dan gula pasir.
Baca SelengkapnyaJelang Bulan Ramadan, Jokowi Ingin Masyarakat Beribadah Tenang
Para menteri diminta untuk menjaga harga pangan jelang Idul Fitri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Satgas Pangan Polri Beberkan Penyebab Harga Telur dan Daging Masih Tinggi Jelang Lebaran
Harga tinggi telur dan daging itu ditemukan Satgas Pangan Polri mengecek ketersediaan stok pangan di sejumlah pasar tradisional.
Baca SelengkapnyaJelang Pemilu dan Ramadan, Harga Beras di Seluruh Indonesia Kompak Naik dan Langka
Mengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional harga beras di Papua Tengah pernah mencapai Rp36.130 per kg di 10 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Wanti-Wanti Masyarakat Menengah ke Bawah, Daya Beli Bakal Turun Imbas Harga Pangan Naik
Inflasi naik di bulan Febuari terutama harga beberapa komoditas.
Baca SelengkapnyaBeras Masih Mahal, Pemerintah Diminta Segera Stabilisasi Harga Pangan
Berdasarkan data Bapanas per Selasa (19/3), harga beras premium berada di kisaran Rp16.490,- per Kg.
Baca SelengkapnyaStok Beras Bulog 1,4 Juta Ton, Aman untuk Libur Natal dan Tahun Baru
Pemerintah melalui Bapanas menugaskan Bulog untuk melaksanakan 2 instrumen utama untuk mengantisipasi gejolak harga beras.
Baca SelengkapnyaCukai Rokok Naik 10 Persen Mulai 1 Januari 2024, BPS: Bakal Berdampak ke Inflasi
Meski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca Selengkapnya