Dulu Jualan Bakmi Pinggir Jalan, Kini Punya Cabang di Mal dan Layani Puluhan Ribu Pelanggan Setiap Hari
Resto yang mengunggulkan menu mi ini menjadi restoran cukup populer dan tidak tergerus waktu hingga saat ini.
Resto yang mengunggulkan menu mi ini menjadi restoran cukup populer dan tidak tergerus waktu hingga saat ini.
Memasuki cuti bersama usai libur natal, tidak ada salahnya untuk mengisi waktu libur dengan berwisata kuliner. Beberapa outlet restoran menjadi pilihan favorit masyarakat, termasuk Bakmi GM.
Resto yang mengunggulkan menu mi ini menjadi restoran cukup populer dan tidak tergerus waktu hingga saat ini.
Mengutip laman Bakmi GM, resto ini dibangun pada tahun 1959, oleh sepasang suami istri, Tjhai Sioe dan Loei Kwai Fong.
Outlet pertamanya dibuka di pinggir jalan Gadjah Mada, Jakarta. Ini pula yang membuat resto tersebut awalnya bernama Bakmi Gajah Masa. Pertama kali beroperasi, Thai dan Loei hanya melayani lima meja makan saja.
Seiring berjalannya waktu, peminat Bakmi Gadjah Mada terus berkembang. Keduanya kemudian membuka cabang di Melawai pada tahun 1971. Di tahun ini, pasangan suami istri itu menambah menu dalam usaha mereka yaitu nasi goreng.
Pada tahun 1986, cabang ketiga sekaligus cabang keempat dari Bakmi GM berhasil didirikan oleh Tjhai Sioe di M.H. Thamrin dan cabang keempat di Mal Pondok Indah.
Popularitas Bakmi Gadjah Mada yang kemudian disebut sebagai Bakmi GM itu terus berkembang. Bahkan, cabang Bakmi GM tersebar di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Bali.
Salah satu tokoh bangsa yang kerap menyantap Bakmi GM adalah Bacharuddin Jusuf Habibie atau populer dengan nama BJ Habibie.
Latar belakang pelanggan yang datang menikmati kelezatan menu Bakmi GM juga beragam, Dari kelompok usia tua-muda, pelajar, mahasiswa, eksekutif muda.
Dengan pengalaman lebih dari 50 tahun di industri restoran, Bakmi GM telah melayani lebih dari 30.000 pelanggan per hari.
Melihat perkembangan restoran bakmi GM yang begitu pesat dan banyak peminatnya dari berbagai kalangan, Tjhai Sioe, pendiri Bakmi GM memutuskan untuk melebarkan usahanya menjadi bisnis waralaba.
Sang ibu diketahui harus berjibaku membuka warung nasi demi menghidupi keluarga.
Baca SelengkapnyaSudah eksis sejak 1978, bakmi ini menjadi pilihan para penggemar Chinese food dengan tekstur mi yang kenyal namun lembut di mulut.
Baca SelengkapnyaBegini penampakan warung bakso yang ada di Madinah tepatnya di lembah gunung batu yang harus sewa sebanyak Rp24 juta perbulan.
Baca SelengkapnyaIis mengaku sangat terbantu atas keberadaan warung nasi kuning milik Jusuf Hamka ini. Karena dia cukup membayar Rp3.000.
Baca SelengkapnyaMomen Pangkostrad TNI AD mencicipi hidangan rawon spesial buatan prajurit Markas Yonif 501, Madiun, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaPinarak Chotea & Eatery adalah kafe yang berkolaborasi dengan Parsley, UGM dan Bank BRI.
Baca SelengkapnyaMakanan yang Ia beli juga dibaikan ke orang-orang sekitar secara gratis.
Baca SelengkapnyaBerbekal keyakinan kuat meski dengan modal yang minim, Midah kemudian membaca peluang untuk memulai usaha kuliner ini.
Baca SelengkapnyaSinggah di warung tenda pecel, sang jenderal menikmati hidangan dengan lahap.
Baca Selengkapnya