Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

BI Sebut Penguatan Rupiah Jelang Tutup Tahun Didorong Faktor Musiman

BI Sebut Penguatan Rupiah Jelang Tutup Tahun Didorong Faktor Musiman Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti. ©2019 Merdeka.com/Yayu Agustini Rahayu

Merdeka.com - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti, mengatakan penguatan nilai Rupiah dalam beberapa hari terakhir merupakan hal yang wajar terjadi jelang akhir tahun. Sebab, pada akhir tahun, para eksportir cenderung menukarkan Dolar ke Rupiah seiring dengan tingginya angka permintaan ekspor.

"Kita lihatnya penguatan Rupiahnya ini di market ya, karena memang ada kebutuhan ekspor/impor akhir tahun yang tinggi. Jadi Dolar dalam ekspor masih butuh ke Rupiah karena memang akhir tahun ada ketersediaan Dolar-nya," jelas Destry di Jakarta, Jumat (27/12).

Di sisi lain, Destry menambahkan, kondisi perekonomian global saat ini sedang tidak bersahabat dengan ketidakpastian tinggi. Hal tersebut juga mempengaruhi performa ekspor kita yang masih mengalami perlambatan.

Dia pun menyebutkan, sektor eksternal seperti ekspor berpengaruh terhadap perekonomian negara sebesar 15-20 persen, dan itu akan sangat mempengaruhi stabilitas di domestik.

"Pengaruhnya lewat nilai tukar (Rupiah), currency kita. Sementara kalau bicara nilai tukar Rupiah dengan USD sangat tergantung dari supply dan permintaan Dolar," ujar dia.

"Dalam hal ini lah masuk satu keharusan bahwa kami di BI kita harus memiliki suatu data yang akurat (terkait Rupiah) sehingga bisa perkirakan berapa sebenarnya supply dan permintaan Dolar itu baik yang sekarang berlangsung ataupun kita buat prediksi," tandasnya.

Luhut Ingin Rupiah Kembali ke Rp10.000 per USD, ini Strateginya

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut upaya hilirisasi di sektor energi bisa membuat rupiah menguat sampai di bawah Rp10.000 per USD. Saat ini, rupiah terhadap dolar masih di angka Rp14.000 per USD.

Luhut menjelaskan bila current account defisit (CAD) bisa membantu penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Ada sejumlah cara untuk mewujudkan ini. Misalnya meningkatkan ekspor dan mengurangi impor. Pada sektor energi kebijakan mandatori biodiesel 20 persen (B20) sudah berjalan, dan akan dilanjutkan dengan B30.

"Kalau dari sini kita hemat (akan ada) 29 persen pengurangan volume impor," kata Luhut di Kantor Kemenko Maritim dan Investasi, Jakarta, Selasa (3/12).

Dia melanjutkan impor tahun ini sudah sama dengan jumlah impor pada tahun 2009. Jika ini diteruskan secara berkelanjutan dan bisa ada penurunan impor energi sampai 35 persen.

Diperkirakan saat ini jumlah impor energi mencapai Rp300 triliun. Bila ada penurunan 30 persen kira-kira Rp100-200 triliun penurunan impor energi.

Sementara tahun ini, hitungan ekspor stainless steel dan plus sedikit carbon steel diperkirakan mencapai USD 9 miliar. Tahun depan USD 13,8 miliar. Lalu di tahun berikutnya lagi diperkirakan mencapai USD 20 miliar. "(Ini semua) tergantung harga nikel," kata Luhut.

Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com

(mdk/bim)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Perputaran Uang Musim Libur Natal dan Tahun Baru Diprediksi Tembus Rp80.250 Triliun

Perputaran Uang Musim Libur Natal dan Tahun Baru Diprediksi Tembus Rp80.250 Triliun

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, jumlah orang yang akan bepergian di musim libur akhir tahun mencapai 107 juta orang.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya

Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya

Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.

Baca Selengkapnya
Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun

Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun

Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Data BPS: Ekspor Indonesia Naik Tipis di Desember 2023, Nilainya USD 22,41 Miliar

Data BPS: Ekspor Indonesia Naik Tipis di Desember 2023, Nilainya USD 22,41 Miliar

Secara tahunan nilai ekspor pada Desember 2023 mengalami penurunan cukup dalam yakni sebesar 5,76 persen.

Baca Selengkapnya
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023

Gubernur BI: Kredit Perbankan Tumbuh 9,7 Persen Pada November 2023

Peningkatan kredit atau pembiayaan didorong oleh peningkatan permintaan kredit sejalan dengan tetap terjaganya kinerja korporasi.

Baca Selengkapnya
RUPS BNI Rombak Besar-Besaran Direksi dan Komisaris, Ini Daftar Lengkapnya

RUPS BNI Rombak Besar-Besaran Direksi dan Komisaris, Ini Daftar Lengkapnya

Pada RUPS tahunan menyepakati perombakan susunan direksi dan komisaris BNI.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun

Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun

Baca Selengkapnya
Bank Mandiri Siapkan Uang Tunai Rp1,15 Triliun untuk Kebutuhan Lebaran di Bali Nusra

Bank Mandiri Siapkan Uang Tunai Rp1,15 Triliun untuk Kebutuhan Lebaran di Bali Nusra

Langkah ini diharapkan dapat membantu nasabah memenuhi berbagai kebutuhan pada periode bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

Baca Selengkapnya