Pentas Seni Hiburan Rakyat Khas Sumatra Selatan
Teater khas Sumsel ini menceritakan kisah Abdul Muluk dan pantun-pantun jenakanya.
Teater khas Sumsel ini menceritakan kisah Abdul Muluk dan pantun-pantun jenakanya.
Melansir dari liputan6.com, Teater Dulmuluk sangat kental dengan cerita rakyat. Seni pertunjukan ini sudah menjadi salah satu kearifan lokal di Sumatra Selatan yang masih terus dilestarikan hingga sekarang. Seni pertunjukan ini sudah ada sejak abad ke-19. Selama penampilannya, selalu sukses menghibur para penonton. Menengok sejarahnya, Teater Dulmuluk pertama kali dipelopori oleh warga asli Palembang yang memiliki keturunan etnis Arab yang bernama Syech Ahmad Bakar atau biasa dipanggil Wan Bakar.
Pada sekitar tahun 1854, Wan Bakar menggelar acara kesenian di depan rumahnya. pertunjukan itu berisikan pembacaan syair petualangan yang berjudul Abdul Muluk Jauhari. Syair ini berasal dari kitab Kerajayaan Melayu yang sudah selesai ditulis pada tanggal 2 Juli 1845. Melansir dari situs Kominfo, Wan Bakar merupakan seorang pedagang yang berjualan rempah-rempah. Wan Bakar tinggal di Kampung Tangga Takat atau Daerah 16 ulu. Saat berjualan rempah-rempah, ia sering membacakan kitab hikayat, termasuk kitab syair Abdulmuluk.
Dalam setiap pementasan Teater Dulmuluk, biasanya diperankan oleh enam orang dan empat orang pengiring musik. Mayoritas, para pemain teater ini dimainkan oleh pria, meskipun ada figur perempuan di dalam ceritanya. Pada bagian dialognya, kerap diisi dengan pantun, syair, serta nyanyian dan tarian yang pastinya membuat penonton terhibur dan tertawa.
Melansir dari badanbahasa.kemdikbud.go.id, Pada tahun 1910 sampai 1930, Teater Dulmuluk sudah dipertontonkan dalam bentuk teater. Setelah itu, pertumbuhan Teater Dulmuluk dipengaruhi oleh budaya bangsawan Jawa. Karena ketenarannya di masyarakat, teater ini rupanya dimanfaatkan untuk propaganda dalam bentuk pementasan atau panggung. Biasanya, teater ini digelar malam semalam suntuk.
Meski teater ini dulunya dijadikan sebagai alat propaganda, saat ini Teater Dulmuluk cenderung diisi dengan humor di setiap syairnya. Hal ini memicu suasana yang lebih akrab bersama penonton. Peranan wanita pun dimainkan oleh wanita.
Teks-teks kuno banyak yang menyebut teater ini, tapi lokasinya tidak diketahui.
Baca SelengkapnyaPada masanya, teater ini jadi favorit masyarakat kota santri
Baca SelengkapnyaKini peninggalan jalur kereta api bersejarah itu hampir hilang tanpa jejak
Baca SelengkapnyaPemerintah diingatkan untuk berhati-hati terhadap rancangan PP tersebut dan memperhatikan banyaknya sektor yang terlibat di dalamnya.
Baca SelengkapnyaJalur kuno itu telah terendam puluhan tahun. Di pinggirnya, masih tampak sisa-sisa bangunan dan jejak peninggalan lainnya.
Baca SelengkapnyaPanjang terowongan ini sekitar 828 meter. Maka wajar jika pembangunannya memakan waktu cukup lama.
Baca SelengkapnyaBikin heboh di Istora Senayan, Jakarta, berikut momen Duta Sheila On 7 setelah kalah tanding lawan pasangan tim Malaysia
Baca SelengkapnyaKeunikan dari tembikar tradisional Sungai Janiah ada pada pembentukan tembikar yang dibuat sembari dipangku di atas pelukan pengrajin yang duduk berselonjor.
Baca SelengkapnyaDengan berselimut, jenderal bintang dua ini terlihat terlelap dalam tidurnya.
Baca Selengkapnya