Mengenal Budaya Cirebon di Festival Kedawung Ngesti Luhung, Ada Tari Topeng sampai Puisi Lokal
Cirebon memiliki ragam tradisi dan budaya yang khas dan ditampilkan di Festival Kedawung Ngesti Luhung.
Cirebon memiliki ragam tradisi dan budaya yang khas dan ditampilkan di Festival Kedawung Ngesti Luhung.
Festival ini digagas oleh Pemerintah Kecamatan Kedawung, Cirebon. Sebelumnya, festival ini sempat terhenti akibat wabah Covid-19, namun Rabu (27/6) acara tersebut kembali digelar di Lapangan Desa Kalikoa, Apa saja budaya khas kota udang tersebut? Berikut selengkapnya.
Di acara tersebut ditampilkan sejumlah kesenian asli Kabupaten Cirebon, salah satunya tari topeng. Kesenian ini sudah mengakar kuat bagi masyarakat Cirebon dan sekitarnya. Tari topeng biasanya ditampilkan oleh satu orang, dengan pakaian tradisional setempat.
Dalam tradisinya terdapat setidaknya 2 karakter yang biasa ditampilkan, pertama Topeng Panji dan Topeng Kelana.
Menariknya, kesenian tari tradisional itu ditampilkan oleh anak-anak dan remaja dengan gerakan yang luwes dan lincah, sebagaimana dikutip dari ANTARA.
Selain tari topeng, kesenian lokal lainnya yang ditampilkan adalah pembacaan puisi Kacirebonan, berbagai macam seni etnik dan pameran jajanan tradisional. Disampaikan Bupati Cirebon, Imron Rosyadi, digelarnya ini sebagai upaya membangun harapan agar kesenian yang ada di wilayahnya bisa terus dirawat dan dikenal secara luas, terutama bagi kalangan muda. "Festival ini merupakan salah satu bentuk dan upaya kami melestarikan budaya Cirebon, agar anak-anak mengetahui budaya apa saja yang ada di daerahnya," terang Imron yang hadir di lokasi, Rabu (28/6).
Imron mengungkapkan jika acara tersebut hampir tiga tahun terhenti akibat wabah Covid-19. Tahun ini digelarnya Festival Kedawung Ngesti Luhung diharapkan mampu merawat banyaknya tradisi asli Kabupaten Cirebon. Kemudian, dia juga mendukung agar kesenian ini agar tahun depan kembali hadir. "Kita harus bisa melestarikan nilai-nilai lama yang baik dan menggali nilai-nilai baru yang lebih baik," katanya lagi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cirebon, Abraham Muhammad mengatakan bahwa terdapat makna mendalam dalam acara tersebut. Ngesti Luhung berarti memiliki pemikiran yang tinggi, ini terkait harapan Kecamatan Kedawung yang nantinya bisa memiliki kemajuan di segala bidang. "Kami berusaha untuk menyeimbangkan antara globalisasi dan modernisasi dan itu bisa tertanam dengan adanya kearifan lokal," katanya .
Sebagai tanah penuh keajaiban, Kabupaten Kutai Timur tak hanya kaya akan Sumber Daya Alam.
Baca SelengkapnyaFestival Gandrung Sewu menjadi pintu masuk untuk memperkenalkan budaya lokal ke publik global.
Baca SelengkapnyaAcara dibuka dengan penampilan angklung oleh Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Seoul di bawah kepemimpinan Ibu Susi Sulistiyanto.
Baca SelengkapnyaChuseok merupakan hari saat merayakan hasil panen melimpah dan kebersamaan keluarga. Banyak tradisi yang dilakukan seperti berbagi makanan dan festival lainnya.
Baca SelengkapnyaKeunikan junjung pusako adalah sebuah kain panjang yang membungkus di dalamnya berisikan tulisan kuno.
Baca SelengkapnyaFestival Junjung Pusako rencananya dilaksanakan 26-27 September 2023 di Desa Tanjung Gagak, Kecamatan Bathin VII, Sarolangun.
Baca SelengkapnyaKegiatan yang dilakukan Himpunan Peternak Domba Kambing Indonesia atau HPDKI Bogor Raya.
Baca SelengkapnyaFestival Pantai Pasir Anjing akan dilaksanakan dalam skala lokal tapi promosinya dari daerah hingga Nasional.
Baca SelengkapnyaHelatan Pemilihan Kepala Desa serentak di 51 desa di Kabupaten Banyuwangi dikemas dalam Festival Demokrasi Desa. Hadirkan suasana yang riang gembira.
Baca Selengkapnya