Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sosok Sultan Syarif Kasim II, Raja Termuda dan Terakhir yang Menjabat di Kerajaan Siak

<b>Sosok Sultan Syarif Kasim II, Raja Termuda dan Terakhir yang Menjabat di Kerajaan Siak</b><br>

Sosok Sultan Syarif Kasim II, Raja Termuda dan Terakhir yang Menjabat di Kerajaan Siak

Sultan Syarif Kasim II menduduki kekuasaan Kesultanan Siak saat usianya 16 tahun. Selain jadi raja termuda, dirinya juga menjadi raja terakhir.

Kerajaan Siak merupakan sebuah kerajaan bercorak Melayu-Islam yang berdiri di Provinsi Riau pada tahun 1723 oleh Raja Kecil dari Pagaruyung bernama Sultan Abdul Jalil.

Kerajaan ini cukup terkenal dengan kekuasaannya yang begitu kuat di bidang bahari dan paling diperhitungkan di Pesisir Timur Sumatra dan Semenanjung Malaya. Selama berdiri, Kerajaan Siak sudah berganti kepemimpinan sebanyak 12 kali, Sultan terakhir yang menjabat adalah Syarif Kasim II.

Setelah proklamasi, Kerajaan Siak yang masih dipimpin oleh Syarif Kasim II ini akhirnya menyatakan bahwa kerajaan ini memilih bergabung dengan Republik Indonesia.

Lantas, seperti apa sosok dari Sultan Syarif Kasim II? Simak ulasannya yang dirangkum oleh merdeka.com berikut ini.

Raja Termuda

Sultan Syarif Kasim II yang memiliki gelar Sultan Assyaidis Syarif Kasim Sani Abdul Jalil Syarifuddin lahir tepat pada 1 Desember 1893. Ia ditunjuk menjadi Sultan di Kerajaan Siak di usianya yang masih 16 tahun, menggantikan sang ayah, Sultan Syarif Hasyim I.

Karena usianya yang masih cukup muda dan sedang menempuh pendidikan di Batavia, Syarif Kasim II resmi menjadi Sultan Kerajaan Siak pada 13 Maret 1915 dengan gelar Sultan Assyaidis Syarif Kasim Sani Abdul Jalil Syarifuddin.

Sultan Syarif Kasim II memimpin Kerajaan Siak selama kurang lebih 30 tahun lamanya, mulai dari tahun 1915 hingga 1945 tepat proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Ditakuti Kolonial Belanda

Sejak terpilihnya Syarif Kasim II sebagai Sultan Kerajaan Siak, pihak pemerintah Hindia Belanda justru merasa ketar-ketir. Sosoknya pun cukup terang-terangan dalam melawan dan menentang segala bentuk penjajahan.

Keputusan terbesar yang ia putuskan kala itu adalah menolak Sri Ratu Belanda sebagai pemimpin tertinggi para raja di Kepulauan Nusantara, salah satunya wilayah Siak.

Mengutip beberapa sumber, Syarif Kasim II ini dikenal sebagai orang yang mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia ketika era kolonial. Tak heran jika dirinya begitu menentang segala jenis penjajahan yang ada di Nusantara.

Cerdaskan Warganya

Meski usianya masih muda, Syarif Kasim II sudah mampu memimpin dan membawa Kerajaan Siak menuju masa yang lebih maju. Buktinya, ia menyadari bahwa pendidikan sebagai tiang perubahan suatu kaum.

Dengan landasan inilah, ia mencoba untuk mencerdaskan rakyatnya dengan mendirikan sekolah-sekolah dan fasilitas pendidikan lainnya di wilayah Siak. Mereka yang berprestasi, akan mendapatkan beasiswa untuk menempuh pendidikan di Medan dan Batavia.

Syarif Kasim II begitu dihormati orang pada saat itu. Hal ini disebabkan dirinya mendukung NKRI dengan maklumat dan pernyataan politik dan menyumbangkan harta kekayaan pribadinya kepada negara.

Gelar Pahlawan Nasional

Kecintaannya kepada rakyat dengan membangun sekolah-sekolah di Siak serta menyumbangkan harta kekayaannya untuk negara Indonesia tentu menjadi hal yang patut untuk dikenang.

Pada hari kematiannya pada Haul ke-119, nama Syarif Kasim II sudah dinobatkan menjadi Pahlawan Nasional. Penetapannya pada 6 November 1988 yang ditandatangani oleh Presiden B.J Habibie.

Selain itu, namanya juga diabadikan dalam nama sebuah Bandar Udara di Pekanbaru yang sebelumnya bernama Bandar Udara Simpang Tiga. Bandara ini dulunya diresmikan oleh Syarif Kasim II pada tahun 1943 bersama dengan permaisuri Tengku Agung Sultanah Latifah.

Menengok Makam Sultan Syarif Kasim II dan Sepak Terjangnya Semasa Hidup
Menengok Makam Sultan Syarif Kasim II dan Sepak Terjangnya Semasa Hidup

SSK II diangkat jadi penasihat Soekarno usai kemerdekaan di tahun 1946 hingga 1950-an.

Baca Selengkapnya
Sosok Sultan Iskandar Muda, Raja yang Bawa Kesultanan Aceh Menuju Masa Kejayaan
Sosok Sultan Iskandar Muda, Raja yang Bawa Kesultanan Aceh Menuju Masa Kejayaan

Berkat jasanya yang begitu besar untuk Aceh, Pemerintah Indonesia menetapkan Sultan Iskandar Muda sebagai Pahlawan Nasional.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Gokil Kalau Sultan Kampung Menikah, Perabotan Rumah Tangga Lengkap Dibawa dan Mahar 50 Gram Emas
Gokil Kalau Sultan Kampung Menikah, Perabotan Rumah Tangga Lengkap Dibawa dan Mahar 50 Gram Emas

Seorang 'sultan' asal Desa Padahurip, Banjarwangi, Garut, Jawa Barat menjadi sorotan. Ia menikah dengan membawa ragam mahar, salah satunya emas puluhan gram.

Baca Selengkapnya
Kisah Sri Isyana Tunggawijaya, Raja Perempuan Pertama di Jawa Timur
Kisah Sri Isyana Tunggawijaya, Raja Perempuan Pertama di Jawa Timur

Sri Isyana Tunggawijaya merupakan sosok berkepribadian kuat yang menjadi raja perempuan pertama di Jawa Timur. Ia hidup sebelum era Kerajaan Majapahit.

Baca Selengkapnya
Kisah Raja Airlangga Lolos dari Maut saat Pesta Pernikahan Diserang Musuh
Kisah Raja Airlangga Lolos dari Maut saat Pesta Pernikahan Diserang Musuh

Airlangga dikenal sebagai salah satu raja berpengaruh di Jawa Timur. Ini kisah hidupnya yang jarang dibahas.

Baca Selengkapnya
Kisah Hidup Amir Syarifuddin, Tokoh Sumpah Pemuda yang Dieksekusi Mati karena Terlibat Peristiwa PKI Madiun
Kisah Hidup Amir Syarifuddin, Tokoh Sumpah Pemuda yang Dieksekusi Mati karena Terlibat Peristiwa PKI Madiun

Gubernur Jenderal Van Mook menggambarkan bahwa Amir merupakan orang yang tak mengenal kata takut.

Baca Selengkapnya
Potret Kerangka Kepala Wariso dan Wisanggeni Sapi Raksasa Irfan Hakim, Kini Jadi Bahan Penelitian
Potret Kerangka Kepala Wariso dan Wisanggeni Sapi Raksasa Irfan Hakim, Kini Jadi Bahan Penelitian

Irfan Hakim begitu bahagia karena bisa melepas rindu dengan dua sapi jumbo yang dikurbannya di momen Idul Adha.

Baca Selengkapnya
Khofifah Blak-Blakan Beberapa Ulama Jatim Izinkan Dirinya Maju Cawapres
Khofifah Blak-Blakan Beberapa Ulama Jatim Izinkan Dirinya Maju Cawapres

Masa jabatan Khofifah sebagai Gubernur Jawa Timur akan berakhir pada 31 Desember 2023.

Baca Selengkapnya