Kisah Raja Airlangga Lolos dari Maut saat Pesta Pernikahan Diserang Musuh
Airlangga dikenal sebagai salah satu raja berpengaruh di Jawa Timur. Ini kisah hidupnya yang jarang dibahas.
Hari bahagia itu justru jadi duka
Kisah Raja Airlangga Lolos dari Maut saat Pesta Pernikahan Diserang Musuh
Profil
Airlangga lahir di Bali pada tahun 990. Ayahnya Udayana, raja Kerajaan Bedahulu dari Wangsa Warmadewa. Sementara ibunya adalah Mahendradatta, putri Wangsa Isyana dari Kerajaan Medang.
Nama Airlangga memiliki arti "air yang melompat." Julukan ini merujuk pada kisah Airlangga yang berhasil lolos dari bencana Mahapralaya, yang dianggap bencana besar seperti air bah, seperti dikutip dari laman s3ilmusosial.fisip.unair.ac.id.
Airlangga memiliki dua adik, yaitu Marakata Pangkaja (yang menjadi raja Bali setelah ayah mereka meninggal) dan Anak Wungsu (yang naik takhta setelah Marakata).
-
Siapa saja yang mendukung Airlangga? Ketiga Dewan Partai Golkar menyatakan menolak wacana musyawarah nasional luar biasa (munaslub). Mereka solid mendukung Airlangga, yakni Dewan Pembina, Dewan Kehormatan, dan Dewan Pakar.
-
Dimana penganiayaan terhadap Airul terjadi? Di sanalah terjadi penganiayaan terhadap Airul. Pelaku R dan A bergantian memukuli tubuh dan muka korban.
-
Apa yang dilakukan Airlangga untuk Golkar? Airlangga Hartarto memperbanyak sebaran tokoh berpengaruh di berbagai dapil. Partai Golkar berhasil menduduki posisi dua perolehan suara pada Pemilu 2024 dengan persentase 15,28 persen atau 23.208.654 suara.
-
Apa prestasi Airlangga di Golkar? 'Prestasi AH (Airlangga Hartarto) yang bisa naikkan elektabilitas Golkar tak bisa dibantah,' ujar Pengamat Politik Adi Prayitno, Jumat (29/3).
-
Kenapa MKGR mendukung Airlangga? “Kami sampaikan bahwa Ormas MKGR tegak lurus kepada seluruh kebijakan Partai Golkar dan mendukung Bapak Airlangga Hartarto sesuai hasil Munas, Rapimnas, dan Rakornas Partai Golkar,“ tutur Adies dikutip dalam SE MKRG, Minggu (30/7).
-
Dimana Airlangga gelar Abdi Desa? Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga menggelar 'Bina Abdi Desa 2023' di Desa Kandangan, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
Pernikahan
Airlangga menikahi putri pamannya. Pernikahan berlangsung di Wwatan, ibu kota Kerajaan Medang, kini lokasinya sekitar Maospati, Magetan, Jawa Timur.
Saat pesta pernikahan Airlangga berlangsung, Kota Wwatan diserbu Raja Wurawari. Raja Wurawari adalah sekutu Kerajaan Sriwijaya dan didukung wangsa Syailendra untuk melakukan pemberontakan.
Kehilangan Orang-orang Tercinta
Serangan Raja Wurawari menyebabkan paman sekaligus mertua Airlangga yakni Dharmawangsa Teguh tewas. Seluruh kerabat raja juga habis tak tersisa. Istana Wwatan pun habis dibakar pasukan Raja Wurawari.
Pelarian
Daerah Wwatan tak lagi bisa dideskripsikan akibat serangan Raja Wurawari. Namun, Airlangga berhasil lolos dari serangan tersebut.
Ia bersama sang istri melarikan diri ke hutan pegunungan yang dikenal sebagai Vana Giri Wonogiri.
Saat itu, usianya 16 tahun.
Airlangga kemudian menjalani hidup sebagai seorang pertapa di tengah hutan pegunungan.
Ia didampingi seorang pembantu bernama Mpu Narotama.
Petilasan
Salah satu bukti petilasan Airlangga pada masa pelariannya dapat ditemukan di Sendang Made, Kudu, Jombang, Jawa Timur. Tempat ini menjadi saksi sejarah dari masa pelarian Airlangga hingga ia kembali ke dunia kerajaan.
(Foto: Dok. Jombang City Guide)
Kerajaan Kahuripan
Airlangga mendirikan Kerajaan Kahuripan dan memerintah sekitar tahun 1009-1042 dengan gelar Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottunggadewa. Ia memerintah dari Kahuripan, Sidoarjo, dan kemudian memindahkan ibu kota ke Daha (Kediri). Wilayah kekuasaannya meliputi Pasuruan hingga Madiun.
Airlangga membangun infrastruktur, seperti bendungan, pelabuhan, jalan-jalan, dan pertapaan. Ia juga menyusun kembali wilayah-wilayah yang sebelumnya melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Medang.
Airlangga dikenal memiliki toleransi tinggi terhadap beragam agama, termasuk Hindu Syiwa dan Buddha.
Ia mendukung pengembangan agama-agama ini dan memfasilitasi pendeta dalam berbagai upacara keagamaan.
(Foto: Freepik)
Bagi Kerajaan
Pada tahun 1042, Airlangga membagi kerajaannya menjadi dua: Kerajaan Kadiri (Daha) dan Kerajaan Janggala.
Sri Samarawijaya, memerintah di Kadiri. Sementara Mapanji Garasakan, memerintah di Janggala.
Akhir Hidup
Setelah membagi kerajaannya, Airlangga turun takhta dan menjadi seorang pendeta dengan gelar Resi Aji Paduka Mpungku. Ia meninggal pada tahun 1049.