Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sosok Mohammad Sjafei, Tokoh Pejuang Pergerakan dan Pendidikan Indonesia Pendiri INS Kayutanam

<b>Sosok Mohammad Sjafei, Tokoh Pejuang Pergerakan dan Pendidikan Indonesia Pendiri INS Kayutanam</b><br>

Sosok Mohammad Sjafei, Tokoh Pejuang Pergerakan dan Pendidikan Indonesia Pendiri INS Kayutanam

Pencetus berdirinya lembaga pendidikan menengah swasta bercorak khusus di Padang Pariaman ini juga berkontribusi cukup besar terhadap Republik Indonesia.

Era pergerakan banyak melahirkan tokoh-tokoh besar yang mungkin tak banyak orang mengetahui tentang sosoknya. Mereka pun menjadi sosok penggerak dan melahirkan ide-ide pembaharuan dalam berbagai bidang, terutama pendidikan.

Salah satu tokoh itu bernama Engku Mohammad Sjafei yang lahir di Ketapang, Kalimantan Barat. Banyak spekulasi terkait tahun lahirnya beliau. Ada yang menyebut tahun 1893 dan ada yang menyebut tahun 1896. (Foto: Wikipedia)

Mohammad Sjafei merupakan anak angkat dari Anduang Khalijah dan Engku Ibrahim Marah Sutan. Ia ditemukan oleh Marah Sutan ketika sedang mengadakan tugas ke tanah Kalimantan.

Di situlah ia bertemu dengan Sjafei kecil. Sjafei sudah ditinggal ayahnya sedari kecil, ia bahkan hanya hidup bersama dengan ibunya yaitu Sjafiah yang buta huruf.

Namun siapa sangka, anak angkat tersebut tumbuh besar menjadi salah satu tokoh pergerakan yang tak kalah penting bagi kemerdekaan Indonesia.

Selain itu, Sjafei juga turut mendirikan sebuah sekolah khusus di Padang Pariaman, Sumatera Barat.

Sekolah di Bukittinggi

Setelah diangkat anak oleh Marah Sutan, Sjafei pun melanjutkan pendidikan di Sekolah Raja Bukittinggi. Ia memiliki bakat seni yaitu melukis dan belajar biola.

Setelah menempuh pendidikan, ia langsung mendapat tawaran untuk mengajar di HIS Padang namun menolak dan memilih sekolah Kartini di Jakarta.

Banyak kesibukannya yang ia lakukan di sana. Tahun 1922, ia bersama ayah angkatnya pergi ke Belanda. Ketika Sjafei di Belanda, telah terjadi krisis ekonomi dunia.

Meski keadaannya tidak menguntungkan bagi semua pihak, Sjafei tetap belajar ke bebeerapa sentra industri dan sekolah kerajinan untuk keperluan studinya. Di sana ia juga aktif dalam organisasi pelajar yang didirikan Mohammad Hatta bernama Indonesisch Vereeniging.

Dirikan Sekolah INS

Pemantik Sjafei untuk mendirikan sekolah pun berkat diksusinya dengan Moh. Hatta. Mereka berdua berpandangan jika bangsa yang merdeka adalah bangsa yang terdidik, bukan hanya semangat, melainkan juga intelektual dan kemampuan menjadi bangsa yang mandiri.

Kontribusi besar Sjafei dalam mendirikan sekolah Indonesisch Nederlansche School atau INS yang berada di desa kecil bernama Kayutanam, Sumatera Barat itu selalu dikenang.

Konsep pendidikan yang terjalin di sekolah INS ini seluruhnya merupakan buah ide dari Sjafei sendiri. Selain mengajarkan untuk melawan penjajah Belanda, di sekolah ini juga tempat untuk menggali identitas manusia Indonesia.

Perjuangan Hadapi Jepang

Selain mendirikan sekolah INS, Sjafei juga ikut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di masa penjajahan Jepang. Saat itu, ia ditunjuk untuk menjadi ketua Chuo Sang-In di Sumatera Tengah yang berkedudukan di Bukittinggi.

Pasca kemerdekaan, Sjafei belum berhenti berjuang. Kegiatan belajar dan mengajar pada saat itu tidak mudah dilaksanakan begitu saja. Namun, sekolah INS menjadi pusat pergerakan dan diplomasi kebudayaan Indonesia di Sumatera Barat.

Tak hanya itu, ketika tahun 1946 Sjafei diminta untuk menggantikan Todung Sutan Gunung Mulia sebagai Menteri Pengajaran Indonesia pada Kabinet Sjahrir II. Tahun 1955, ia juga sempat mencicipi dunia politik, namun suaranya kalah ketika ia menjadi calon anggota parlemen.

Ketika masa pergolakan daerah di bawah Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), Sjafei bergabung dan menjadi Menteri Pendidikan dan Kesehatan PRRI.

Akhir Hayat

Mohammad Sjafei wafat pada 5 Maret 1969 di Jakarta. Ia pergi untuk selamanya pada saat mengumpulkan donasi untuk membangun kembali INS Kayutanam yang sempat terbengkalai.

Ia meninggalkan seorang istri dan tiga anak. Makamnya pun kini berada di samping ibu angkatnya, Andung Khadijah di kompleks sekolah INS Kayutanam.

Sosok Tolchah Hasan Inisiator Pembentukan BAZNAS dan Badan Wakaf Indonesia, Guru Besar yang Merakyat
Sosok Tolchah Hasan Inisiator Pembentukan BAZNAS dan Badan Wakaf Indonesia, Guru Besar yang Merakyat

Ia adalah ulama, tokoh pendidikan, pegiat organisasi, dan juga tokoh pemerintahan

Baca Selengkapnya
Sosok Syamsidar Yahya, Pendakwah dan  Pejuang Pendidikan Perempuan Asal Sumbar
Sosok Syamsidar Yahya, Pendakwah dan Pejuang Pendidikan Perempuan Asal Sumbar

Ia merupakan salah satu tokoh perempuan yang berjuang di bidang pendidikan, sezaman dengan pahlawan lainnya seperti Rasuna Said hingga Rahma El Yunusiyyah.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok KH Saifudidn Zuhri, Pemimpin Laskar Hisbullah yang Menjadi Menteri Agama Era Presiden Soekarno
Mengenal Sosok KH Saifudidn Zuhri, Pemimpin Laskar Hisbullah yang Menjadi Menteri Agama Era Presiden Soekarno

Ia lahir dari keluarga petani yang taat beragama. Ia kemudian dibesarkan dalam pendidikan pesantren di daerah kelahirannya.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sosok Fathurrahman Kafrawi, Menteri Agama Asal Tuban yang Berhasil Wajibkan Pendidikan Budi Pekerti di Sekolah
Sosok Fathurrahman Kafrawi, Menteri Agama Asal Tuban yang Berhasil Wajibkan Pendidikan Budi Pekerti di Sekolah

Ia adalah menteri agama dengan masa jabatan paling pendek.

Baca Selengkapnya
Libur Akhir Tahun, 291 Ribu Lebih WNI Tinggalkan Indonesia
Libur Akhir Tahun, 291 Ribu Lebih WNI Tinggalkan Indonesia

Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta, menyiagakan 603 personel.

Baca Selengkapnya
Menelisik Sejarah Darul Funun, Lembaga Pendidikan Islam Tertua di Indonesia yang Diadopsi dari Turki Usmani
Menelisik Sejarah Darul Funun, Lembaga Pendidikan Islam Tertua di Indonesia yang Diadopsi dari Turki Usmani

Namanya sempat menjadi bagian dari pendidikan Islam masa pergerakan nasional yang diadopsi dari pendidikan tinggi masa kekhalifahan Turki Usmani.

Baca Selengkapnya
Pemeran Semar Meninggal Usai Pentas Sendratari Sambut Ganjar dan Mahfud Kampanye Akbar di Solo
Pemeran Semar Meninggal Usai Pentas Sendratari Sambut Ganjar dan Mahfud Kampanye Akbar di Solo

Seniman yang memerankan tokoh Semar dan meninggal tersebut bernama Blacius Subono.

Baca Selengkapnya
Menteri Bappenas Bocorkan Suasana Istana Negara di Tengah Isu Mundurnya Sri Mulyani & Mahfud MD
Menteri Bappenas Bocorkan Suasana Istana Negara di Tengah Isu Mundurnya Sri Mulyani & Mahfud MD

Suharso menilai Sri Mulyani merupakan sosok yang profesional dalam bekerja. Sehingga tak terlintas dalam benaknya, jika ingin mundur dari jabatannya.

Baca Selengkapnya
Perkuat Kerjasama Pendidikan dan Wakaf, Syafruddin Kambo Bertemu Menteri Pendidikan Yordania
Perkuat Kerjasama Pendidikan dan Wakaf, Syafruddin Kambo Bertemu Menteri Pendidikan Yordania

Indonesia mempunyai hubungan dekat dengan Yordania

Baca Selengkapnya