Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

PDIP Bandingkan Megawati dan Jokowi soal Politik Dinasti: Puan Bisa Maju Capres, Tapi Tidak Dilakukan

PDIP Bandingkan Megawati dan Jokowi soal Politik Dinasti: Puan Bisa Maju Capres, Tapi Tidak Dilakukan<br>

PDIP Bandingkan Megawati dan Jokowi soal Politik Dinasti: Puan Bisa Maju Capres, Tapi Tidak Dilakukan

PDIP menyebut Jokowi sedang membangun dinasti politik

PDIP Bandingkan Megawati dan Jokowi soal Politik Dinasti: Puan Bisa Maju Capres, Tapi Tidak Dilakukan

Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat membandingkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Joko Widodo. Megawati dinilai berbeda dengan Jokowi yang tengah membangun dinasti politik.

Contohnya, Megawati tidak mencalonkan putrinya, Ketua DPP PDIP Puan Maharani sebagai calon presiden meski bisa diusung sendiri oleh partai berlambang banteng itu.

PDIP Bandingkan Megawati dan Jokowi soal Politik Dinasti: Puan Bisa Maju Capres, Tapi Tidak Dilakukan

"Kalau seperti ini misalnya, bisa saja di dalam menentukan calon presiden misalnya, Bu Mega ini kan punya kesempatan untuk bisa mencalonkan Mbak Puan dan bisa loh kita itu punya karpet merah untuk mencalonkan sendiri," 
kata Djarot dalam diskusi di kawasan Matraman, Jakarta, Senin (30/10).

merdeka.com

Djarot mengatakan, Megawati tidak mencalonkan Puan sebagai calon presiden karena tidak mementingkan dirinya, keluarganya bahkan partainya.

"Tapi kenapa tidak dilakukan itu? Sekali lagi, Ibu Mega ketika mau memutuskan, sekali lagi, sudah tidak lagi mementingkan dirinya, keluarganya, kelompoknya, bahkan partainya, yang penting untuk Indonesia ini harus yang terbaik. Begitu loh di mata kami," ujar Djarot.

Dia buka-bukaan bahwa Presiden Joko Widodo yang mendorong putranya Gibran Rakabuming Raka menjadi wali kota Solo. Begitu juga dengan menantunya, Bobby Nasution yang maju menjadi wali kota Medan. Keduanya Jokowi yang meminta PDIP usung dengan tetap melalui proses pengkaderan di internal.

PDIP Bandingkan Megawati dan Jokowi soal Politik Dinasti: Puan Bisa Maju Capres, Tapi Tidak Dilakukan

"Saya buka saja di sini, itu Mas Gibran menjadi wali kota karena memang pak Jokowi kader partai, ketika menginginkan anaknya untuk maju, 'izin maju' ya tentu dibantu. Bukan hanya anaknya, menantunya juga," 

kata Djarot.

Djarot juga membantah Megawati membangun dinasti karena anak Proklamator Bung Karno. Ia menjelaskan, meski anak Bung Karno, Megawati digembleng dari bawah.

"Betul bahwa Ibu Mega itu putrinya Bung Karno, tapi beliau melalui proses penggemblengan politik dalam dari bawah dan ketika Bung Karno sudah wafat, puluhan tahun. Bu Mega itu masuk PDI itu tahun 86 sebagai anggota DPR. Dulu sebagai ketua umum partai itu juga dari bawah. Beliau itu ketua DPC Jakarta Selatan, dari bawah," katanya.

Anak Megawati, Puan Maharani karirnya di politik juga dari bawah. Puan menjadi ketua DPR juga karena memiliki suara terbanyak, bahkan Megawati sudah bukan presiden.

Anak Megawati, Puan Maharani karirnya di politik juga dari bawah. Puan menjadi ketua DPR juga karena memiliki suara terbanyak, bahkan Megawati sudah bukan presiden.

"Terus ada yang mengatakan, bagaimana dengan Mbak Puan? Sama. Mbak Puan juga dari bawah ya. Mbak dicalonkan sebagai ketua DPR RI itu ketika Bu Mega bukan presiden, tidak lagi berkuasa, ya kan? Jadi itu by process juga. Di DPR RI suaranya terbanyak sehingga ditugaskan sebagai Menko PMK, dari bawah juga ya," 

kata Djarot.

Sementara, lanjut Djarot, Jokowi saat ini masih berkuasa. Anaknya menjadi kepala daerah saat Jokowi masih presiden.

"Ini kalau masalah dinasti dari sisi keturunan. Ya keturunan, tapi bagaimana kita sekarang ini di masyarakat berkembang 'ini Pak Jokowi bangun dinasti'. Ya ketika dia berkuasa lho ya, ketika dia berkuasa. Betul di dalam proses demokrasi itu semua orang itu punya hak untuk dipilih dan memilih, boleh semuanya. Tapi ada etikanya, ada batas-batasnya, ada prosesnya ya," kata Djarot.

Jokowi Jawab Hubungannya dengan Megawati dan Politik Dinasti Gibran
Jokowi Jawab Hubungannya dengan Megawati dan Politik Dinasti Gibran

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkap hubungannya dengan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri.

Baca Selengkapnya
Blak-Blakan Adik Megawati Soekarnoputri Sempat Ajukan Mantan Panglima TNI Andika jadi Capres sebelum Ganjar
Blak-Blakan Adik Megawati Soekarnoputri Sempat Ajukan Mantan Panglima TNI Andika jadi Capres sebelum Ganjar

Sukmawati mengatakan, secara politik dia berharap Andika Perkasa menjadi Presiden RI menggantikan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Gerindra: Tak Ada Politik Dinasti, Esensi Pemilu Memilih Bukan Menunjuk
Gerindra: Tak Ada Politik Dinasti, Esensi Pemilu Memilih Bukan Menunjuk

Kecuali Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk anaknya sebagai menteri.

Baca Selengkapnya
Kelakar Jokowi Kepada Pimpinan MPR Soal Capres-Cawapres: Bisa Dua, Tiga Bahkan Empat Pasang
Kelakar Jokowi Kepada Pimpinan MPR Soal Capres-Cawapres: Bisa Dua, Tiga Bahkan Empat Pasang

Kelakar Jokowi dan pimpinan MPR soal Capres dan Cawapres berlangsung ketika melakukan pertemuan di Istana Kepresidenan.

Baca Selengkapnya
Blak-blakan Megawati Ungkap Hubungannya dengan Presiden Jokowi
Blak-blakan Megawati Ungkap Hubungannya dengan Presiden Jokowi

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri merasa tersentil dengan situasi yang seolah-olah partainya dalam kondisi panik karena Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Jokowi Jawab Tudingan Bangun Dinasti Politik Usai Gibran Jadi Cawapres Prabowo
Jokowi Jawab Tudingan Bangun Dinasti Politik Usai Gibran Jadi Cawapres Prabowo

Jokowi mempersilakan masyarakat untuk menilai terhadapnya.

Baca Selengkapnya
Jokowi Jawab Tuduhan Bangun Dinasti Politik
Jokowi Jawab Tuduhan Bangun Dinasti Politik

Tudingan Jokowi membangun dinasti politik menguat setelah Gibran Rakabuming Raka didorong menjadi cawapres Prabowo.

Baca Selengkapnya
Dinilai Berpengalaman dalam Berpolitik, Yusril Disebut Cocok Dampingi Prabowo
Dinilai Berpengalaman dalam Berpolitik, Yusril Disebut Cocok Dampingi Prabowo

Di masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri (2001-2004), ia diangkat menjadi Menteri Hukum dan HAM.

Baca Selengkapnya