Hanura tuding kader tak dukung Ahok terbiasa politik transaksional
Merdeka.com - Ketua DPP Hanura Dadang Rusdiana menegaskan jika dukungan yang diberikan partainya terhadap Basuki Tjahaja Purnama dalam Pilgub DKI 2017 mendatang tidak bersifat transaksional. Ia menuding, kader partai yang menolak keputusan Ketua Umum terbiasa dengan politik transaksional.
"Tidak ada transaksi. Justru kita mencurigai yang tidak mendukung dengan Ahok itu penuh transaksi," ujar Dadang saat dihubungi, Senin (28/3).
Tak hanya transaksional, Dadang juga menyebut kader yang menolak dukung Ahok mempunyai pola pikir pragmatis.
"Yang pragmatis, ya jelas, yang tidak mendukung keputusan ketum dong. Kita dari Ahok tidak dapat apa-apa. Kita bisa memberikan kesimpulan yang tidak dukung Ahok itu mereka-mereka yang pragmatis. Kita tidak akan dapat apa-apa," tegasnya.
Pasalnya, Sekretaris Fraksi Hanura di DPR ini menjelaskan bahwa partainya sudah mengikuti pelbagai mekanisme dan aturan struktural sebelum memberi dukungan. Sehingga keputusan Ketua Umum Partai Hanura Wiranto tak langgar AD/ART.
"Kita hanya berdasarkan pertimbangan Rapimda, berdasarkan kualitas. Bahwa Ahok bisa membuat Jakarta lebih baik," tandasnya.
Seperti diketahui sebelumnya, Wakil Ketua DPD Bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) Hanura DKI Jakarta, Rachmat HS danWakil Ketua Bidang DPD Pembinaan Legislatif dan Eksekutif Hanura DKI Jakarta, Bustami Rahawarin menegaskan bahwa dukungan kepada Ahok tak sah.
"Kemarin itu tidak sesuai dengan AD/ART. Tidak sah itu keputusannya, penetapan Ahok itu tidak sah," ujar Bustami di Sarinah, Jakarta, Minggu (27/3).
Menurut Bustami, sesuai mekanisme partai, harusnya secara sruktural penjaringan melalui ranting PAC, DPC, sampai DPD. Lantas setelah itu DPD merekomendasikan agar diadakan Rapimda. Jika tak ada nama Ahok yang disaring atau diusulkan DPD, maka DPP Hanura tidak akan bisa mendukungnya.
"Tentu DPP itu harus membuat keputusan itu sesuai keputusan DPD. Nama-nama yang diusulkan oleh DPD itu kemudian yang dipertimbangkan. Kalau di bawah (DPD) tidak ada mengusulkan nama Ahok, tidak bisa diputuskan," tuturnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahok: Saya Petugas Partai, Karena Kader yang Dilatih
PDIP disebutnya sebagai partai yang konsisten dalam memperjuangkan Ideologi Pancasila.
Baca SelengkapnyaAhok Kembali ke Politik, Timnas AMIN: Kalau Mengikuti Perubahan Menguntungkan Buat 01
Ahok bakal fokus memenangkan Ganjar-Mahfud di Jakarta.
Baca SelengkapnyaAhok Mundur dari Komut Pertamina, Hasto PDIP: Spirit Kedepankan Etika
Hasto menyebut, mundurnya Ahok dari komisaris utama Pertamina merupakan gerakan etika.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Profil Lengkap Ahok, Komut Pertamina yang Mundur dari Jabatan karena Dukung Ganjar-Mahfud
Surat pengunduran diri Ahok telah diberikan kepada Sekretaris Dewan Komisaris agar dikirimkan kepada Menteri BUMN dan ditembuskan ke Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaPolitikus PDIP Kritik Kenaikan Pangkat Kehormatan Prabowo: Seperti di Era Orde Baru
TB Hasanuddin menegaskan, dalam militer saat ini tidak ada istilah pangkat kehormatan lagi.
Baca SelengkapnyaMundur dari Pertamina Agar Ahokers Tak Bingung Arah Politiknya, Ahok Tancap Gas Kampanyekan Ganjar-Mahfud di GBK
Ahok mengundurkan diri karena ingin fokus mengampanyekan pasangan capres dan cawapres nomor urut 03, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Baca SelengkapnyaAhok Ungkap Jokowi Pernah Memintanya Mundur dari Pencalonan Gubernur DKI
Ahok menceritakan hanya Megawati yang mendukungnya sebagai Cagub DKI.
Baca SelengkapnyaAHY Sebut Politik Uang di Pemilu 2024 Ugal-Ugalan Luar Biasa, Demokrat bakal Dorong Revisi UU Pemilu
AHY Sebut Politik Uang di Pemilu 2024 Ugal-Ugalan Luar Biasa, Demokrat bakal Dorong Revisi UU Pemilu
Baca SelengkapnyaTaruna Merah Putih Tegaskan Tetap Solid & Kompak Meski Tanpa Maruarar Sirait
Ara memutuskan mundur dari PDIP. Ara tak menyebut partai tempatnya berlabuh tapi dia mengaku memilih mengikuti Jokowi.
Baca Selengkapnya